Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Memiliki Anak dengan Wanita Lain (8)



Memiliki Anak dengan Wanita Lain (8)

1Nyonya Su memanfaatkan kesempatan ini untuk berbicara, "Tuan Muda Kedua, aku mendengar kalau kakak ipar perempuanmu yang sebelumnya menghilang setelah dia dipenjara. Apa kamu punya berita mengenainya?"     

"Aku tidak bertugas untuk menyelidiki kasus orang hilang," tutur Ji Shaoheng dengan suara pelan dan tanpa mendongak.     

Nyonya Su lalu ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya bertanya lagi, "Apa ada wanita lain di sekitar kakakmu dalam dua tahun terakhir ini?"     

"Tidak." Ji Shaoheng menjawab sambil menatapnya kali ini. Setelah mendengar ini, Nyonya Su merasa lega karena Su Ning masih memiliki kesempatan.     

Ji Shaoheng tidak mungkin tidak tahu apa yang sedang Nyonya Su pikirkan. Tiba-tiba, dia melanjutkan perkataannya, "Tetapi, entah apa dia masih memiliki kakak ipar di dalam hatinya atau tidak, Anda harus bertanya kepadanya langsung tentang hal itu. Lagi pula, aku bukan cacing di tubuhnya yang bisa mendengar semua suara hatinya."     

Nyonya Su menjawab sambil tersenyum, "Tuan Muda Kedua Ji benar-benar lucu."     

"Kakakku memiliki standar yang tinggi dan sangat selektif. Tidak semua jenis wanita bisa masuk dalam standarnya." Ji Shaoheng melengkungkan bibirnya dengan sentuhan roh jahat pada sorot matranya.     

"Sudah seharusnya begitu…" Nyonya Zhang membuka mulutnya. Dia mengenakan cincin permata di tangannya yang sangat bersinar. "Bagaimanapun juga, identitas Presiden Ji berada di atas puncak yang tinggi. Tidak semua wanita pantas mendapatkannya."      

Nyonya Zhang berbicara secara asal. Namun, penekanan dalam suaranya terdengar sangat jelas. Senyum di wajah Nyonya Su membeku sesaat. Dia memberikan sentuhan yang tidak wajar dan gerakan menyentuh kartu-kartu di tangannya melambat.     

Nyonya Zheng melihat perubahan ekspresi wajah Nyonya Su itu. Dia pun menginjak kaki Nyonya Zhang yang berada di bawah meja dan menatapnya.     

Seolah sadar, Nyonya Zhang pun memandang Nyonya Su dan melihat bahwa wajahnya tidak begitu baik. Dia tersenyum canggung dan dengan cepat menjelaskan, "Nyonya Su, jangan salah paham. Aku tidak bermaksud apa-apa…"     

"Tidak apa-apa." Nyonya Su tersenyum dengan enggan. Kemudian, dia berpura-pura fokus pada permainan.     

Ji Shaoheng sendiri berpura-pura tidak melihat interaksi di antara mereka bertiga. Dia bersandar malas di kursinya dan memainkan kartunya.     

***     

Setelah meninggalkan ruang bermain catur dan kartu, Su Ning melangkah maju dengan cepat. Dia ragu-ragu sejenak, tetapi kemudian meraih lengan Xie Suling. Xie Suling meliriknya dan membelai tangan Su Ning di antara lengannya. Dia membawanya menuju ke sofa.     

Pengurus rumah menyajikan teh hangat untuk mereka dan meminta pelayan untuk memotong buah-buahan. Xie Suling memandang Su Ning yang tetap berdiri dan berkata, "Duduklah…"     

Sun Ning memilih posisi yang dekat dengan Xie Suling dan duduk dengan kedua kaki menyatu. Postur duduknya sangat elegan dan dia memiliki temperamen seorang wanita bangsawan.     

"Barusan kamu sudah bertemu Jinchuan. Bagaimana kesanmu tentang dia?" tanya Xie Suling sambil memandangnya.     

"Sangat baik…" Su Ning menundukkan kepalanya dengan sedikit ekspresi malu-malu di wajahnya.     

Melihat ekspresi wanita muda ini, Xie Suling tahu dengan jelas bagaimana isi di dalam hatinya. Dia pun berkata, "Temperamennya memang sedikit dingin, jangan dimasukkan ke hati, ya. Kalau kamu benar-benar menyukainya, kejar dia dengan berani."     

"Bibi, itu tidak terlalu bagus." Wajah Su Ning menjadi lebih merah.     

Xie Suling mengambil cangkir tehnya dan kembali berkata, "Dia bergerak dengan sangat lambat dan seorang pria selalu menjunjung tinggi harga dirinya. Terkadang mereka tidak ingin merendahkan dirinya. Kamu jauh lebih muda darinya, dia bisa saja merasa malu dan menahan diri untuk tidak mendekatimu. Kalau kamu mengambil inisiatif lebih dulu, itu mungkin akan bisa mengubah pikirannya."     

Menurut kontak mereka barusan dan rumor yang beredar di luar sana, Ji Jinchuan adalah orang yang sulit untuk ditaklukkan. Namun, Su Ning tidak ingin melepaskan kesempatan itu. Bahkan jika hati pria itu terbuat dari sepotong es, dia akan terus berusaha untuk melelehkannya. Su Ning pun mengangguk. Wajahnya sangat panas karena salah tingkah sehingga dia membenamkan kepalanya lebih rendah.     

Sikap Su Ning membuat ekspresi wajah Xie Suling tampak sangat senang. Ji Jinchuan tidak mungkin mengambil inisiatif lebih dulu untuk mendekatinya, tetapi jika Su Ning mengejarnya dengan hati-hati, mungkin putranya itu akan menyukainya.     

"Kalau kamu punya waktu luang, datanglah ke sini dan temani wanita tua ini untuk mengobrol," tutur Xie Suling.     

Su Ning semakin mendekati Xie Suling, memegang lengannya dengan erat, dan berkata, "Bibi masih terlihat sangat muda. Apa maksudnya wanita tua? Bibi tampak seperti saudara perempuan bagiku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.