Nuonuo di Rumah Sakit (2)
Nuonuo di Rumah Sakit (2)
"Halo, Paman Sopir…" Ji Nuo menjawab dengan suara yang ceria.
Dengan senyum ramah di wajahnya, sopir tersebut membuka pintu belakang dan Ji Nuo masuk ke dalam mobil. Ji Nuo mengobrol dengan Paman Sopir tentang apa yang terjadi di sekolah hari ini pada perjalanan pulang. Sopir itu pun mendengarkan dengan seksama. Namun tiba-tiba, Ji Nuo menjadi tenang, dia melirik ke kaca spion dan buru-buru berhenti di pinggir jalan.
"Tuan Kecil, kenapa Anda mimisan lagi?" Sopir mengambil tisu dari dasbor mobil dan mengulurkan tangannya pada Ji Nuo.
Ji Nuo sedikit bingung ketika dia mimisan untuk pertama kalinya. Akan tetapi, dia sangat tenang kali ini. Dia berkata, "Paman Sopir, jangan khawatir… Teman sekelasku, Lu Taiyang, jatuh hari ini. Dia juga mengalami mimisan ketika itu."
Paman Sopir menutup hidung Ji Nuo dengan tisu. Lalu, dia mencuci darah di tangan dan wajah bocah kecil itu dengan air mineral. Dia kemudian berkata, "Itu karena dia jatuh, berbeda kalau mimisan tanpa alasan seperti ini. Tidak boleh begini…. Saya harus memberi tahu Nyonya Besar ketika kita tiba di rumah."
Ji Nuo menduga bahwa Xie Suling pasti akan gelisah saat tahu akan hal ini. Dia pun berkata, "Paman Sopir, ini hanya masalah kecil, jadi jangan beri tahu nenek, ya… Kamu tahu nenek sangat mencintaiku. Aku hanya akan membuat keributan kalau dia sampai tahu akan hal itu."
Perkataan Ji Nuo juga benar. Seluruh orang di kediaman utama Keluarga Ji tahu betapa Tuan dan Nyonya Besar sangat menyayangi Tuan Kecil. Tetapi Paman Sopir masih ragu-ragu dan berkata, "Tuan Kecil, ini adalah ketiga kalinya di bulan Februari Anda mengalami…"
"Paman Sopir, tolong… Jangan beri tahu nenek, ya." Ji Nuo berkata dengan sikap genit dan merayu.
Sopir itu masih ragu-ragu, tapi Ji Nuo merayunya dengan cara yang lembut. Si kecil terlihat sangat lucu dan imut, yang membuat orang tidak akan bisa untuk menolak. Dia membalas, "Oke, tetapi kalau lain kali Anda mimisan lagi, Anda harus memberi tahu Tuan dan Nyonya Besar."
***
Tiga hari kemudian, Lin Mo'an menerima telepon dari Presiden Qian dari Grup Hongtu. Setelah menutup telepon, dia mengerutkan kening dan berpikir. Saat ini Sekretaris Jia baru saja melaporkan kepadanya tentang beberapa pekerjaan. Melihat ekspresi wajah pria itu yang tampak serius saat ini, dia ingin bertanya, tetapi tidak berani.
"Pergi dan panggil Direktur Lin," perintah Lin Mo'an
Sekretaris Jia pun melangkah mundur. Setelah beberapa saat, Chen Youran mengetuk pintu dan masuk ke dalam kantor Lin Mo'an. Dia melihat pria itu duduk di kursi sambil memegangi kepalanya, entah apa yang sedang dipikirkannya.
"Ada masalah apa?" tanya Chen Youran.
Lin Mo'an bangkit dengan cangkir air dan berjalan untuk mengambil segelas air, dia berkata, "Presiden Qian dari perusahaan Grup Hongtu baru saja menelepon dan bermaksud menjual tanah di barat kota kepada kita."
Kalau seperti ini, dia seharusnya bahagia. Tetapi sepertinya ada yang salah kalau dilihat dari ekspresi wajahnya barusan. Pasti ada lanjutannya, batin Chen Youran.
"Apa permintaannya?" tanya Chen Youran lagi.
"Dia bilang dia sangat menghargaimu dan memintamu membicarakan kontrak dengannya," tutur Lin Mo'an.
Presiden Qian adalah rubah tua yang terkenal di lingkaran dunia bisnis. Dia mau bekerja sama atas nama Chen Youran dan memintanya pergi untuk membicarakan kontrak dengannya. Tujuannya sudah terlihat dengan jelas. Chen Youran berpikir sejenak, lalu berkata, "Bagaimana dengan waktu dan tempatnya?"
"Pukul 8 malam, di Hotel Palin." Lin Mo'an berjalan ke arah Chen Youran dengan membawa segelas air dan menatapnya dengan serius. "Presiden Qian tidak mudah untuk dihadapi. Bawa Asisten Tang bersamamu dan berhati-hatilah."
"Oke..." Chen Youran mengangguk.
Setelah bekerja, Chen Youran membawa Asisten Tang ke hotel tersebut dan pergi ke ruang pribadi yang sudah dipesan di bawah bimbingan pelayan. Presiden Qian sudah tiba lebih dulu sebelum Chen Youran. Pria itu sudah menunggu di dalam ruangan itu. Selain dirinya, ada dua orang lain di dalamnya. Salah satunya seharusnya adalah sekretaris pria itu. Namun, yang satunya lagi, dia tidak mengenalnya. Sepertinya, orang itu adalah pimpinan di Grup Hongtu.