Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Nuonuo di Rumah Sakit (1)



Nuonuo di Rumah Sakit (1)

1Sore berikutnya, Chen Youran dan Lin Mo'an datang ke rumah sakit untuk menjenguk Ji Jinchuan. Ketika membuka pintu kamar pasien, mereka melihat Ji Nuo berbaring di samping tempat tidur pasien, dengan wajah kecil yang menyedihkan. Sementara itu, pria yang berada di tempat tidur tidak bergerak.     

"Ranran…" Melihat Chen Youtan datang, Ji Nuo langsung melompat dari tempatnya. Dia berlari ke depannya dengan gembira dan menggeliat di kakinya.     

Chen Youran mengusap kepala Ji Nuo, lalu berjalan masuk ke kamar pasien dan meletakkan bunga yang di bawanya di tangannya di atas meja. Lalu, dengan wajah tampannya, Lin Mo'an memunculkan senyum hangat, "Presiden Ji, terima kasih telah menyelamatkan Xiaxia tadi malam…"     

Ji Jinchuan bersandar di kepala tempat tidur pasien dan melirik Chen Youran dengan wajah cerah. Pandangannya kemudian bergeser pada Lin Mo'an.     

"Itu sudah kewajibanku," tutur Ji Jinchuan. Ketiga kata ini seolah memiliki makna yang dalam. Tidak hanya Lin Mo'an, tetapi juga Chen Youran tidak mengerti apa yang dia maksud.     

Ji Nuo berdiri lagi, mengangkat kepalanya, dan menatap Chen Youran, "Ranran, bagaimana kamu tahu ayahku ada di rumah sakit?"     

Lin Mo'an baru saja menyebut 'Xiaxia'. Ji Nuo tidak tahu bahwa yang dimaksud Xiaxia adalah Chen Youran, jadi dia mengajukan pertanyaan seperti itu. Chen Youran tidak menjawab dan malah balik bertanya, "Apa kamu tidak senang aku datang?"     

Dengan kegembiraan di wajahnya, bocah kecil itu seolah benar-benar lupa bahwa dia sedang ada di rumah sakit. Dia juga seolah lupa ayahnya yang terluka terbaring di tempat tidur pasien. Dia menjawab, "Tentu saja aku sangat senang…"     

Chen Youran menatap pria yang berada di atas tempat tidur pasien. Kasa yang penuh dengan darah di dahinya sudah diganti, tetapi wajah pucatnya belum pulih. Di bawah pandangan penuh cinta pada mata hitam Ji Jinchuan, dia perlahan mengumpulkan kembali pandangan matanya dan berkata, "Presiden Ji, aku berharap Anda cepat pulih…"     

Ji Jinchuan mengangguk. Bibirnya yang tipis bergerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.     

Ji Nuo sangat betah berlama-lama tinggal di rumah sakit. Tidak terasa dua setengah jam telah berlalu. Dia kemudian berkata, "Ranran, aku tinggal di Teluk Nanhai. Kalau kamu punya waktu, kamu bisa menemuiku di sana."     

Jika Ji Nuo tidak ingat bahwa ayahnya masih sakit dan berada di tempat tidur pasien, dia benar-benar ingin pulang bersama dengan Chen Youran. Sementara itu, Chen Youran dapat melihat keengganan pada wajah Ji Nuo untuk melepasnya pergi. Dia lalu berkata, "Aku akan menjemputmu di sekolah lain hari. Kemudian, kita pergi ke rumahku. Aku akan memasak daging rebus untukmu."     

"Oke, ini adalah kesepakatan," jawab Ji Nuo dengan sangat gembira.     

Setelah Chen Youran dan Lin Mo'an pergi, suasana di kamar pasien menjadi sunyi. Dengan diikuti suara 'klik', pintu kamar mandi terbuka dan Ji Shaoheng keluar. Ji Nuo tidak tahu kenapa Paman Kedua-nya ada di sana.      

"Paman Kedua, kenapa kamu tinggal di kamar mandi begitu lama?"     

Ji Shaoheng kehilangan ekspresi keceriaan yang biasa di wajahnya. Dia berjalan dengan sedikit linglung dan duduk di sofa. Tidak lama setelah dia memasuki kamar mandi, dia mendengar suara Chen Youran di luar. Pada saat itu, dia malu dan merasa bahwa dia tidak punya wajah untuk melihat wanita itu lagi, jadi dia tinggal di dalam sana sepanjang waktu.     

Chen Youran adalah satu-satunya wanita yang membuatnya tertarik selama bertahun-tahun. Dia tidak pernah berharap wanita itu menyukainya, tetapi dilihat dari situasi saat ini, mereka mungkin bahkan tidak akan bisa berteman di masa depan. Dia telah melakukan banyak hal buruk sebelumnya, tetapi hanya masalah kematian Kakek Chen yang membuatnya benar-benar menyesal.     

Melihat Ji Shaoheng tidak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya, Ji Nuo bertanya lagi, "Paman Kedua, ada apa denganmu?"     

Ji Jinchuan lalu menyela dengan suara hangat, "Nuonuo, jangan ganggu Paman Kedua-mu. Suasana hatinya sedang buruk."     

"Oh…" Ji Nuo pun mengatupkan bibirnya. Paman Kedua baik-baik saja sebelumnya, kenapa dia tiba-tiba merasa tidak enak hati? Sangat sulit untuk memahami dunia orang dewasa, gumamnya dalam hati.     

Ji Jinchuan melirik ke samping, ke arah Ji Shaoheng dan tahu apa yang sedang adiknya pikirkan. Setelah bertahun-tahun putus dengan Bai Shiyan, tidak ada wanita lain di samping Ji Shaoheng. Ini cukup untuk menunjukkan bahwa pria itu benar-benar menyukai Chen Youran. Rasa sukanya itu juga bukanlah hal yang sementara, tetapi rasa suka yang benar-benar membuat hatinya sedih ketika harus kehilangannya.     

Dibenci oleh orang yang disukai sangatlah menyedihkan hingga ingin mati rasanya. Ji Shaoheng tidak tahan dengan perasaan itu dan benar-benar ingin mati saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.