Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Telah Mengalami Lebih Banyak Rasa Sakit daripada Ini



Aku Telah Mengalami Lebih Banyak Rasa Sakit daripada Ini

1"Youran… Putriku yang malang…" Tang Huiru menangis.     

Chen Shuna mengambil keuntungan dari situasi ini dan berkata, "Kalau tidak, kamu sebaiknya pindah untuk tinggal denganku."     

"Ya, ya, kamu tinggal bersama kakakmu saja. Dia juga akan menjagamu…" imbuh Tang Huiru.     

"Kita bicarakan lagi nanti," tutur Chen Youran. Jika dia berhasil mendapatkan hak asuh Ji Nuo, dia akan membawanya ke tempat lain, baik di kota-kota kecil atau di luar negeri. Dia hanya ingin meninggalkan tempat ini dan tidak pernah kembali.     

Mendengar jawaban Chen Youran, Gu Jinchen menghela napas lega. Bahkan jika Chen Youran sudah tidak memiliki dirinya di dalam hatinya, tetapi dia akan tetap merasa puas selama dia bisa melihatnya setiap hari dan menemaninya untuk makan serta melakukan segala aktivitas kehidupan pribadinya.     

***     

Kakek Chen mengalami koma saat ini, sementara Chen Yaoting dan Chen Shuna pergi ke perusahaan setelah beberapa saat. Di rumah sakit, kini tinggallah Gu Jinchen yang menemani Chen Youran dan Tang Huiru.     

Pada sore hari, Kakek Chen sadar dan melihat Chen Youran juga ada di sana. Matanya yang keriput berangsur-angsur menjadi marah dan garis-garis pada wajahnya tiba-tiba bergetar. Wajah Tang Huiru menjadi pucat karena ketakutan, dia membelai dada mertuanya sambil berkata, "Ayah, jangan marah…"     

Melihat ada yang tidak beres, Chen Youran bergegas keluar dari kamar pasien untuk memanggil dokter. Namun, dia bertabrakan dengan seorang perawat yang membawa meja dorong berisi obat dan alat medis ketika keluar. Botol dan benda-benda lainnya pada meja dorong itu seketika jatuh ke lantai. Chen Youran meletakkan satu tangannya di pada meja dorong itu untuk menstabilkan tubuhnya. Namun tidak disangka, jarum suntik yang tajam menusuk telapak tangannya. Wajahnya pun menjadi pucat karena menahan sakit.     

Gu Jinchen dengan cepat mengikuti Chen Youran keluar. Baru saja dia akan bertanya bagaimana keadaannya, tapi ketika melihatnya, Chen Youran langsung berkata padanya, "Cepat panggil dokter!"     

Suara cemas Tang Huiru juga terdengar lagi dari dalam kamar pasien. Gu Jinchen pun mengerti dan bergegas memanggil dokter. Sementara itu, perawat tersebut berjongkok untuk mengambil benda-benda yang berjatuhan di lantai.     

"Ada apa denganmu? Apa kamu tidak punya mata saat berjalan?" kata perawat itu dengan nada yang sangat buruk.     

Chen Youran mengeluarkan jarum suntik dari telapak tangannya dan meminta maaf sambil membantunya mengambilnya, "Maaf…"     

Suara langkah kaki tergesa-gesa datang dari sisi lain koridor. Gu Jinchen dan dokter datang dengan cepat. Ketika melewati Chen Youran, Gu Jinchen menatapnya. Namun, wanita itu mengisyaratkan untuk tidak terlalu peduli dengannya saat ini. Gu Jinchen pun memasuki kamar pasien bersama dengan dokter.     

Setelah itu, Chen Youran memasukkan barang-barang yang jatuh ke lantai ke dalam meja dorong. Perawat itu lalu membawa meja dorong itu pergi sambil terus mengeluh. Chen Youran mengangkat tangannya dan melihat telapak tangannya. Ada lubang darah yang terlihat jelas di sana. Darah terus merembes keluar, sehingga mengaburkan garis di telapak tangannya.     

Khawatir Kakek Chen marah lagi ketika melihatnya, Chen Youran pun berdiri di luar kamar pasien dan tidak berani masuk ke dalam. Meskipun Kakek Chen berperilaku tidak baik padanya, tetapi pria tua itu tetaplah keluarganya. Dia berjalan mondar-mandir di luar kamar pasien sambil meremas-remas jarinya dengan cemas.     

Setelah beberapa saat, dokter keluar dari kamar pasien. Chen Youran pun berniat masuk, namun masih ragu-ragu. Tepat pada saat itu, Gu Jinchen keluar.     

"Dia sudah tidak apa-apa," ujar Gu Jinchen.     

Chen Youran menghela napas lega dan beban berat di hatinya seolah jatuh. Gu Jinchen melihat sekilas tetas cairan merah di lantai, lalu tatapannya beralih pada tangan kanan Chen Youran. Menyadari Gu Jinchen mengetahui luka di tangannya, Chen Youran menyembunyikan tangannya ke belakang dan menghindari tatapan mata pria itu.     

Gu Jinchen melangkah maju, meraih tangan Chen Youran, menariknya ke atas, dan berkata dengan lemah, "Buka tanganmu…"     

Chen Youran tahu dia tidak akan bisa menyembunyikannya. Dia pun mengendurkan jari-jarinya perlahan dan melihat wajah Gu Jinchen yang sedikit berubah. Dia lalu mengalihkan pandangannya.     

Gu Jinchen melihat telapak tangan Chen Youran yang berlumuran darah dan berkata dengan nada sedikit kesal, "Apa kamu tidak tahu rasa sakit?"     

"Aku telah mengalami lebih banyak rasa sakit daripada ini. Apa ini? Ini hanyalah cedera kecil." Chen Youran menurunkan bulu matanya dan berkata pelan.     

Napas Gu Jinchen tertahan dan dia terdiam sejenak. Dia membawa wanita itu untuk duduk di bangku di sebelahnya. Kemudian, dia pergi untuk meminta beberapa desinfektan dan plester luka pada perawat.     

Chen Youran memandang pria yang membersihkan lukanya dan bertanya, "Apa kata dokter?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.