Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kita Akan Segera Tiba di Rumah



Kita Akan Segera Tiba di Rumah

2Ji Jinchuan melirik lingkungan di sekitarnya. Dia masih berada di sebuah bar. Setelah mencoba membedakannya, dia memastikan bahwa itu bukan ilusinya dan menggerakkan bibirnya, "Kenapa kamu di sini?"     

Chen Youran menggigit bibir bawahnya, lalu berkata, "Tuan Lu meneleponku dan memintaku untuk menjemputmu."     

Ji Jinchuan minum terlalu banyak anggur, sehingga kepalanya saat ini seolah hampir diledakkan oleh suara yang memekakkan telinga. Seingatnya, dia tadi menghubungi Lu Jingnian dan memintanya untuk menjemputnya. Dia menggosok pelipisnya, lalu berdiri dari posisinya dan mengambil jasnya, "Ayo pergi..."     

Chen Youran melangkah maju dan membantunya keluar dari bar. Mereka berdua pun berjalan menuju mobil yang terparkir di luar. Chen Youran membantu Ji Jinchuan masuk ke dalam mobil, kemudian dia duduk di kursi pengemudi dan melaju ke jalan utama.     

Saat melewati persimpangan dan menunggu lampu lalu lintas, Chen Youran melihat pria yang duduk di kursi belakang melalui kaca spion. Melihat bahwa suaminya terus menggosok pelipisnya, dia pun bertanya dengan lembut, "Apa kamu baik-baik saja?"     

Ji Jinchuan menutup matanya sedikit dan mendengar suara Chen Youran yang lembut, rasa sakit di kepalanya yang terasa seperti akan meledak itu tampaknya berkurang. Dia pun menjawab, "Tidak apa-apa."     

Mungkin karena minum anggur, suara Ji Jinchuan terdengar sedikit serak dan seksi. Suasana malam yang terasa sunyi memang cukup menyenangkan. Chen Youran dapat melihat bahwa Ji Jinchuan jelas merasa sangat tidak nyaman, dia berkata, "Kamu tahan sebentar ya, kita akan segera tiba di rumah..."     

"Iya…" jawab Ji Jinchuan dengan suara yang lembut, kemudian terdiam.     

Akhirnya mereka tiba di Teluk Nanhai. Chen Youran membantu Ji Jinchuan berjalan ke ruang tamu, kemudian langsung menuju ke lantai atas. Anggur yang diminum Ji Jinchuan di bar tadi sangat banyak. Ji Jinchuan langsung menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur begitu sampai di kamar. Kepalanya terasa seperti mau pecah, dia pun mengerutkan kening dengan kencang, seolah menahan rasa sakit.     

Chen Youran membungkuk untuk melepas sepatu Ji Jinchuan, lalu menyelimuti tubuhnya. Setelah itu, dia keluar dari kamar, menuruni tangga, dan berjalan menuju dapur. Dia menyalakan api secara maksimal agar dapat memasak sup pereda mabuk lebih cepat. Dia lalu kembali naik ke atas dengan membawa sup tersebut.     

Sup yang baru saja keluar dari panci masih agak panas, Chen Youran pun meletakkan mangkuk di atas meja, kemudian pergi ke kamar mandi. Dia merendam handuk dengan air hangat, lalu keluar lagi untuk menyeka wajah suaminya. Ji Jinchuan membuka matanya, pandangan matanya masih kabur karena mabuk berat. Dia menatap Chen Youran lekat-lekat dengan mata yang menyipit.     

Melihat Ji Jinchuan menatapnya, Chen Youran sedikit tertegun, lalu menurunkan pandangannya dan bertanya, "Ada apa?"     

Ji Jinchuan tidak berbicara dan hanya terus menatapnya. Chen Youran pun merasa tidak nyaman dengan tindakannya. Setelah menyeka bagian wajah, dia menyeka tangan Ji Jinchuan. Berpikir bahwa pria itu selalu suka kebersihan, dia lalu bertanya, "Apa kamu ingin mandi?"     

Kali ini, Ji Jinchuan menanggapinya dengan berkata, "Kepalaku sakit."     

"Minum sup ini..." Chen Youran mengambil sup pereda mabuk dari atas meja dan memberikannya pada Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan duduk dan bersandar di atas kepala tempat tidur. Dia mengambil alih mangkuk yang diberikan oleh istrinya dan meminum sup pereda mabuk itu sampai habis sekaligus dalam beberapa teguk. Chen Youran yang melihat mangkuk sudah kosong ingin membawanya kembali ke dapur, namun begitu dia membalikkan badan, pergelangan tangannya ditangkap oleh Ji Jinchuan. Dia pun menoleh kembali pada pria itu. Mata hitam pria itu tampak seperti anggur hitam di bawah lampu, yang penuh dengan aura.     

Ji Jinchuan menarik Chen Youran dengan kasar hingga jatuh ke tempat tidur. Mangkuk kosong di tangan Chen Youran pun jatuh ke lantai, yang membuatnya pecah berkeping-keping. Chen Youran menjerit karena terkejut. Sebelum dia bisa bereaksi, tubuhnya sudah didorong ke tempat tidur oleh Ji Jinchuan. Kemudian Ji Jinchuan membungkuk dan menciumnya, menutup bibir Chen Youran sehingga tidak bisa mengungkapkan apa yang ingin dikatakannya.     

Pertengkaran antara keduanya masih terasa di hati masing-masing. Jadi pada saat ini, Chen Youran tidak ingin melakukan hal-hal intim dengan Ji Jinchuan. Dia meletakkan tangannya di dada pria itu dan mendorongnya beberapa kali, tetapi perbedaan kekuatan antara pria dan wanita terlalu besar. Tenaga suaminya terlalu kuat.     

Setelah selesai melakukan hubungan intim suami istri, Chen Youran membersihkan dirinya. Dia keluar dari kamar mandi dengan tubuh terbungkus jubah mandi. Sementara Ji Jinchuan yang berada di tempat tidur telah tertidur lelap. Setelah memakai piyamanya, Chen Youran pergi ke kamar mandi lagi untuk mengambil sebaskom air hangat dan menyeka tubuh suaminya, sehingga bisa lebih nyaman tidur di malam hari.     

Saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi setelah Chen Youran menyelesaikan menyeka tubuh suaminya. Dia menguap dan merasa ngantuk berat, jadi dia mematikan lampu dan pergi tidur. Ketika berbaring di tempat tidur, dia menimbulkan beberapa suara dan gerakan. Begitu dia berbaring, Ji Jinchuan langsung merentangkan lengannya dan membawanya ke dalam pelukannya. Kini punggungnya pun menempel di dada suaminya. Dia lalu mencoba untuk melepaskan diri, namun pria itu tampak tidur sangat nyaman, jadi dia tidak berani bergerak lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.