Berpikir Aku Sudah Pergi?
Berpikir Aku Sudah Pergi?
Pada pukul 11 malam, Ji Jinchuan akhirnya menyelesaikan pekerjaannya, dia pun mematikan komputer di ruang kerja tersebut. Dia bangkit, berjalan ke pintu, mematikan lampu, dan meninggalkan ruangan. Sesampainya di luar kamar tidur, dia memutar kenop pintu, namun dia tidak bisa membukanya karena pintu dikunci dari dalam. Dia pun berdiri diam sambil mengerutkan alis, lalu berbalik dan turun ke lantai bawah. Setelah itu, dia membuka laci televisi dan mencari sesuatu. Namun dia tidak dapat menemukannya. Benda yang dicarinya adalah kunci cadangan kamarnya.
Bibi Wu baru saja hendak tidur. Ketika dia mendengar sesuatu di luar, dia pun keluar dari ruangannya setelah memakai kimono piyama tidurnya. Dia melihat Ji Jinchuan yang berjongkok di depan lemari televisi dan bertanya, "Tuan Muda, Anda sedang mencari apa?"
"Tidak mencari apa-apa. Bibi pergi tidur saja," jawab Ji Jinchuan dengan pelan.
"Oh, baiklah..." balas Bibi Wu. Melihat bahwa dia tidak memiliki apa-apa lagi untuk dikatakan, dia pun berniat untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat.
"Bibi Wu…" panggil Ji Jinchuan pada Bibi Wu yang sudah bersiap pergi. Dia telah memeriksa beberapa laci lagi dengan hati-hati, namun masih tidak menemukan kunci cadangan kamarnya. Bibi Wu pun berbalik dan menatapnya. Ji Jinchuan lalu bertanya, "Di mana kunci cadangan untuk kamar tidur?"
"Ada di laci sebelah kiri, Tuan…"
Ji Jinchuan telah mencari di laci itu sebanyak tiga kali, tetapi tidak dapat menemukannya sama sekali. Dia pun menduga bahwa kunci cadangan telah diambil oleh Chen Youran. Ketika melihat bahwa Ji Jinchuan tidak dapat menemukannya, Bibi Wu pun melangkah maju untuk membantu. Namun Ji Jinchuan menutup laci, bangkit, dan berkata dengan lemah, "Tidak apa-apa. Tidurlah..."
Bibi Wu menatap Ji Jinchuan dan membuka mulutnya, dia ingin bertanya apa yang ingin tuannya itu lakukan dengan kunci cadangan. Namun sebelum dia mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya, dia melihat Ji Jinchuan sudah melangkah ke tangga.
Ji Jinchuan berdiri di luar kamar tidur dan mengetuk pintu, "Youyou, buka pintunya…"
Chen Youran berbaring miring dengan bantal lain menutupi kepalanya dan berusaha mengabaikan suara ketukan di luar.
Melihat tidak ada gerakan di ruangan itu, Ji Jinchuan terus mengetuk pintu, "Youyou…"
Suara ketukan di pintu terdengar lagi. Chen Youran lalu membuka laci meja di samping tempat tidur, mengeluarkan headset dari dalamnya, dan menyalakan musik yang menenangkan dari ponselnya. Ji Jinchuan menunggu sebentar di depan pintu, namun wanita yang ditunggunya tak kunjung datang untuk membuka pintu. Dia pun berbalik dan turun ke bawah.
Ketika suasana di luar tampak sudah tenang, Chen Youran duduk dengan masih mendengarkan musik. Dia memastikan tidak ada lagi suara ketukan di luar pintu, dia memakai sandalnya dan pergi ke pintu. Dia meletakkan tangannya di kenop pintu, kemudian menarik tangannya kembali. Dia tidak begitu bodoh, sehingga dia tidak ingin tertipu oleh Ji Jinchuan. Dia berpikir bahwa ketika membuka pintu, pria itu masih ada di sana.
Begitu Chen Youran kembali pergi ke tempat tidur dan berbaring, dia mendengar suara mesin mobil yang datang dari halaman. Dia pun membuka selimut, dan bahkan tanpa sempat memakai sandal rumahnya, dia turun ke lantai bawah dengan cepat. Ketika dia berlari ke luar ruang tamu, Maybach hitam itu sudah menghilang. Dia berdiri tanpa alas kaki di tangga teras rumah. Wajahnya tampak pucat di malam yang gelap dan tubuhnya yang kurus bergetar hebat karena tertiup angin. Dia mengenakan baju tidur tipis saat ini, sementara angin dingin bertiup ketika malam, namun dia tidak merasakan apa-apa. Matanya yang gelap dan jernih memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong. Seluruh kekuatannya tampak terkuras, lalu dia terduduk di tangga tanpa kekuatan. Kepalanya terkubur di lututnya dan akhirnya dia terisak pelan.
Tiba-tiba, terdengar suara rendah seorang pria di malam yang dingin, "Apa yang kamu tangisi?"
Chen Youran mendongakkan kepalanya dengan cepat. Dengan air mata yang tampak seperti kristal di matanya yang gelap, dia menatap pria di depannya. Ji Jinchuan memandang istrinya dengan tatapan mencibir. Dia memegang kunci mobil di tangan kanannya. Ketika dia melihat tetesan air tergantung di bulu mata Chen Youran, dia mengerutkan kening, "Kamu berpikir aku sudah pergi?"