Kata Sederhana yang Merangkum Penjelasan Hubungan Antara Keduanya
Kata Sederhana yang Merangkum Penjelasan Hubungan Antara Keduanya
Yi You melihat dua orang yang berdiri berdampingan. Hatinya terasa sangat sakit seperti ditusuk pisau. Rona wajahnya juga memudar sedikit demi sedikit dan berubah menjadi putih seperti kertas. Dia selalu tahu bahwa dirinya dan Gu Jinchen tidak ditakdirkan untuk menjadi orang di dunia yang sama. Kalau Nona Chen tidak menikahi Ji Jinchuan, mereka akan menjadi pasangan yang sempurna, batinnya.
Setelah menunggu sekitar tujuh atau delapan menit, Xiao Cheng akhirnya datang dengan payung dan berkata dengan nada meminta maaf, "Nyonya Muda, maaf saya membuat Anda menunggu."
"Tidak masalah… Aku baru saja bertemu seorang teman," tutur Chen Youran dengan tersenyum lembut dan dengan kabut tipis yang menyelimutinya, sehingga membuat kecantikannya tampak kabur.
Sebuah kata sederhana, 'teman' mungkin bisa merangkum penjelasan hubungan antara keduanya hari ini. Jakun Gu Jinchen bergerak, tenggorokannya terasa kering seperti ada balok kayu yang menyumbatnya, sementara jari-jarinya yang tergantung di kedua sisi tubuhnya sedikit mengepal.
Xiao Cheng lalu memandang Gu Jinchen dan menyapanya dengan sopan, "Presiden Gu…"
Gu Jinchen mengangguk lemah dan melepaskan payung yang melindungi kepala Chen Youran.
"Aku pergi dulu. Sampai jumpa..." Chen Youran menoleh ke samping untuk menatap Gu Jinchen, mengangkat bibirnya, dan tersenyum
"Selamat tinggal," balas Gu Jinchen. Mata hitam miliknya tampak hangat. Dia tidak berkedip beberapa saat, seolah ingin berlama-lama merasakan udara yang berembus tipis Hal terakhir yang dia inginkan adalah mengucapkan selamat tinggal pada Chen Youran, seolah-olah mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Xiao Cheng memegang payung untuk Chen Youran dan mereka berjalan menuju ke tempat parkir. Melihat dua orang yang berjalan pergi di tengah hujan berkabut, dia mengencangkan jari-jarinya yang memegang gagang payung secara perlahan. Urat-urat di punggung tangannya sedikit menonjol dan ujung jarinya menjadi mati rasa di udara dingin itu.
Bahkan saat telah pergi jauh, Chen Youran bisa merasakan pria di belakangnya masih terus menatap dirinya. Dia mengencangkan jaketnya dengan erat dan mempercepat langkahnya. Xiao Cheng menatapnya dengan heran, langkah awalnya yang lambat secara otomatis juga meningkat kecepatannya.
Sampai Chen Youran benar-benar tidak terlihat, Gu Jinchen akhirnya menarik kembali pandangannya, menyingkirkan payungnya, dan berjalan masuk ke dalam toko makanan penutup itu. Segera setelah dia membuka pintu kaca, dia melihat Yi You mengantar makanan untuk seorang pelanggan. Empat mata itu saling memandang satu sama lain, Gu Jinchen kemudian menarik kembali pandangannya, melirik sekeliling toko, dan berjalan menuju Xu Chengyan.
Gu Jinchen duduk di samping Xu Chengyan, melirik Du Ruowei di seberangnya, dan menyapanya, "Nona Du..."
"Presiden Gu..." balas Du Ruowei dengan senyuman di wajahnya.
Setelah itu, Gu Jinchen mengangguk dengan ringan, lalu memandang Xu Chengyan dan bertanya padanya, "Apa yang bisa aku lakukan untukmu?"
Xu Chengyan sedikit mencondongkan tubuh ke depannya. Gu Jinchen melihat sepanjang garis pandang temannya itu. Tidak jauh dari sana, tampak Yi You yang meletakkan kue yang dipesan oleh seorang pelanggan di atas meja dengan senyum formal di wajahnya. Usai berbasa-basi ala pelayan, wanita itu pun pun terus melakukan kesibukan yang lain.
Melihat hal itu, Gu Jinchen sedikit mengernyit dan bertanya pada temannya itu, "Kamu menyuruhku untuk melihat ini?"
"Lihat, Ketika dia mengikuti dirimu sebelumnya, dia makan dan minum dengan baik, kamu juga memperlakukannya dengan sangat baik. Sekarang, dia pantas mendapatkannya!" Xu Chengyan berkata dengan wajah sombong.
Xu Chengyan dan Du Ruowei bertemu untuk melakukan kencan buta hari ini karena seorang kenalan. Mereka datang ke toko makanan penutup tersebut setelah makan siang. Xu Chengyan tidak menyangka akan bertemu Yi You yang sebenarnya adalah seorang pelayan di sini. Dia pun memutuskan untuk menghubungi Gu Jinchen dengan suatu alasan.
"Bukannya kamu sangat membuang-buang waktu sekarang ini?" Gu Jinchen mengangkat tangannya dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri. Tidak ada respons di wajahnya yang tegas.
"Aku hampir ditipu olehnya saat itu. Untungnya, kamu mengingatkanku. Kalau tidak, aku akan merasa kacau. Ada orang yang berani menipu seorang Xu Chengyan? Bagaimana aku bisa menanggung rasa malu kalau hal itu sampai terjadi?" Xu Chengyan berkata dengan marah.