Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Segera Datang ke Sini



Segera Datang ke Sini

2Setelah berbicara dengan Gu Jinchen di telepon, Xu Chengyan memasukkan kunci mobil ke dalam lubang kunci dan ingin meninggalkannya dengan kejam. Namun, dia takut Gu Jinchen akan benar-benar memutuskan hubungan dengannya. Setelah memikirkannya, dia mencabut kunci, keluar dari mobil, dan berjalan menuju hotel.     

Begitu kembali, Xu Chengyan melihat Yi You diusir oleh Gu Jinchen. Dia mengerutkan kening dan bertanya, "Bagaimana situasinya sekarang?"     

"Efek obatnya telah bereaksi," jawab Yi You sambil menatap Xu Chengyan dengan penuh air mata. Mata merahnya terlihat seperti orang yang baru saja dianiaya.     

Jantung Xu Chengyan hampir meledak. Dia mengeluarkan ponselnya dan beralih ke tombol telepon untuk melakukan panggilan. Setelah menunggu lebih dari sepuluh detik, telepon pun terhubung.      

"Halo…" Terdengar suara lembut seorang wanita datang dari seberang.      

"Chen Youran, Gu Jinchen sedang sekarat. Segera datang ke sini!" ucap Xu Chengyan. Tanpa menunggu pertanyaan terperinci datang dari Chen Youran, dia langsung menutup telepon dan mengirim pesan kepadanya yang berisi nama dan nomor kamar hotel.     

Yi You terdiam sejenak dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Nona Chen sudah menikah, tidak pantas kalau kamu menyuruhnya untuk datang. Ayo bawa Presiden Gu ke rumah sakit saja…"     

"Untuk saat ini, jangankan kamu, aku saja akan dicabik olehnya kalau masuk ke dalam. Kalau kamu tidak percaya, coba saja…" cibir Xu Chengyan.     

Yi You menundukkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya. Air mata di pelupuk matanya jatuh tanpa suara. Sementara Xu Chengyan bersandar di dinding, mengeluarkan sebatang rokok, dan menyalakannya. Dia menyipitkan mata pada wanita yang menangis dalam diam dan berkata, "Sebelum kamu melakukan ini, kamu harus memikirkan semua kemungkinan akibatnya…"     

Gu Jinchen selalu sangat baik padanya. Yi You berpikir bahwa dia akan berhasil malam ini. Dia tidak berpikir pria itu akan mendorong dirinya keluar seperti saat ini. Dia terisak sambil berkata, "Apa dia sangat menyukai Nona Chen?"     

Xu Chengyan mengisap rokok yang diapit di antara dua jarinya dan bersandar di dinding dengan kaki yang menyilang, sementara tangan lainnya diletakkan di saku celananya. Dia tersenyum mencibir dan berkata, "Apa kamu akan menyerah?"     

Yi You mengangkat pandangannya dan menatap Xu Chengyan. Pandangan matanya yang merah kabur karena air mata. Dia lalu bertanya dengan bingung, "Apa?"     

Ketika Xu Chengyan mengembuskan asap rokok yang membentuk cincin, dia tampak seperti seorang bajingan. Dia lalu menjawab, "Kalau kamu benar-benar menyukainya, jangan mudah menyerah…"     

***     

Chen Youran menonton televisi sebentar di ruang tamu, lalu kembali ke kamarnya. Dia mengambil piyama miliknya dan bersiap untuk membersihkan diri di kamar mandi. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering. Dia pun pergi dan melihat layar ponselnya menyala. Dia melihat bahwa orang yang menghubunginya adalah Xu Chengyan. Begitu dia menyapanya, dia mendengar raungan Xu Chengyan.     

"Chen Youran, Gu Jinchen sedang sekarat. Segera datang ke sini!"     

Ketika akan bertanya apa yang terjadi, Chen Youran mendengar bunyi sambungan telepon yang sudah terputus. Dalam satu menit, ada sebuah pesan masuk di ponselnya, yang berisi nama dan nomor kamar hotel. Dia pun segera berganti pakaian dan turun dengan membawa tasnya. Pada saat ini, semua pelayan sedang beristirahat, jadi dia tidak meminta sopir untuk mengantarnya. Dia pun pergi ke hotel tersebut sendirian. Dalam perjalanan, dia menghubungi Ji Jinchuan, namun tidak ada yang menjawab. Berpikir bahwa mungkin suaminya itu sibuk, dia mengirim pesan kepadanya.     

Ketika tiba di hotel, Chen Youran naik langsung dari tempat parkir yang berada di lantai bahwa menuju ke lantai enam dengan menggunakan lift. Setelah itu, dia melihat Xu Chengyan dan Yi You berdiri di luar pintu. Dia pun merasa sedikit terkejut.     

"Bagaimana kondisinya sekarang?" tanya Chen Youran.     

"Dia ada di dalam…" jawab Xu Chengyan sambil melirik perut Chen Youran yang sedikit membuncit. Kepalanya seketika kosong. Dia pun buru-buru menarik wanita yang hendak bergegas masuk itu. "Kamu tidak boleh masuk…"     

Xu Chengyan menghubungi Chen Youran dan ingin memintanya mengambil kesempatan untuk meringankan hubungannya dengan Gu Jinchen. Namun, dia tidak menyangka bahwa Chen Youran sedang hamil. Sementara itu, efek obat sudah bereaksi pada Gu Jinchen dan Chen Youran bisa mati jika masuk ke sana sekarang.     

Tadi, Xu Chengyan menghubungi dan memintanya untuk segera datang ke sini. Namun, saat dia sudah datang sekarang, pria itu malah menghentikannya. Chen Youran pun bertanya dengan heran, "Apa yang terjadi dengannya?"     

"Dia… Dia…" Xu Chengyan tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.     

Melihat Xu Chengyan yang ragu-ragu, Chen Youran berpikir bahwa kondisi Gu Jinchen sangat buruk. Dia pun mendesaknya, "Cepat katakan!"     

"Dia baru saja minum obat itu…" jawab Xu Chengyan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.