Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Apakah Rencananya Berubah?



Apakah Rencananya Berubah?

1Hotel Jinhao…      

Bai Shiyan berkaca pada cermin yang ada di kamar mandi, dia merapikan pakaiannya dan juga merias wajahnya. Dia memperhatikan bahwa warna lipstik yang digunakannya agak terlalu terang, jadi dia memperbaikinya lagi. Setelah itu, dia kembali ke kamar dan menunggu dengan sabar. Namun, hingga pukul 20.00, tidak ada yang datang ke kamar itu. Dia pun menghubungi orang yang sedang ditunggunya, tetapi tidak ada jawaban.     

Pukul 20.30, Ji Jinchuan masih tak kunjung datang. Selain itu, tidak ada kabar darinya. Bai Shiyan sedikit tidak sabar dan berjalan mondar-mandir di sekitar ruangan dengan cemas. Padahal, dia telah menggunakan Fang Yaqing sebagai alasan. Apa dia tidak ingin tahu apa yang tertulis di buku hariannya? Batinnya dalam hati.     

Setelah kepergian Fang Yaqing, setahu Bai Shiyan, Ji Jinchuan pernah depresi dalam waktu yang cukup lama. Dalam enam tahun terakhir, dia melihat bahwa pria itu 'gila' dan dibutakan karena kepergian Fang Yaqing. Dia berpikir bahwa pria itu dan Fang Yaqing sangat mencintai satu sama lain. Namun tiba-tiba, wajah Chen Youran terlintas di benaknya. Apa wanita itu menggantikan posisi Fang Yaqing di hatinya? Pikirnya.     

Semakin memikirkan hal itu, semakin Bai Shiyan bingung. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi asistennya.      

"Apa rencananya berubah?" Suara terkejut datang dari asisten yang berada di seberang telepon itu.     

"Dia tidak datang?!" Bai Shiyan berkata dengan marah.     

"Bukan kamu mengatakan memiliki rencana untuk membiarkannya pergi ke hotel?" Suara asistennya terdengar agak berat.     

Ketika Bai Shiyan akan menjawab, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu kamar hotel tersebut. Dia pun tampak sangat bahagia. Dia lalu menutupi ponselnya dengan satu tangan dan berkata dengan suara rendah, "Ini dia, ini dia, dia sudah datang…"     

Setelah itu, Bai Shiyan bergegas menutup sambungan telepon itu. Dia lalu merapikan rambutnya dan berjalan dengan anggun menuju pintu kamar dan membukanya. Pria yang berdiri di luar pintu tampak dingin. Pria itu hanya meliriknya sekilas, lalu masuk ke dalam kamar tanpa sepatah kata pun.     

Setelah berjalan sebanyak dua langkah, Ji Jinchuan melihat ke belakang dan bertanya dengan tatapan mata yang hangat, "Di mana benda itu?"     

Bai Shiyan berjalan menuju tasnya, kemudian mengeluarkan buku harian berwarna hitam dan memberikannya kepada Ji Jinchuan. Dia lalu berkata, "Yang ini semua tentangmu. Yang lainnya tidak ada hubungannya denganmu, jadi aku tidak membawanya."     

Ji Jinchuan mengambil alih buku harian itu dan duduk di sofa. Sampul buku harian itu berwarna hitam dan terdapat bulu halus di permukaannya. Tepi serta sudut kertas tiap halaman buku itu sudah berubah menjadi warna kuning. Pada pandangan pertama, bisa diketahui bahwa buku itu telah disimpan selama bertahun-tahun. Kemudian, dia membuka halaman pertama, di mana terdapat tulisan tangan indah yang tidak asing baginya, rapi dan bagus.     

Beberapa cerita di halaman pertama adalah semua hal sepele yang terjadi di asrama mereka. Dan cerita di dalamnya bukan tentang Ji Jinchuan, hingga sampai pada halaman enam. Pada halaman itu, tanggal dan cuaca di bagian paling atas, lalu tertulis adegan saat mereka pertama kali bertemu.     

Ketika Fang Yaqing adalah mahasiswa baru, Ji Jinchuan sudah menjadi mahasiswa tahun kedua. Saat itu, dia tidak bersikap dingin seperti sekarang. Dia juga memiliki beberapa teman baik. Salah satu temannya baru saja mendapat pacar dan mengajak mereka ke tempat karaoke untuk minum dan bernyanyi. Anak laki-laki itu lah yang membuat mereka saling mengenal.      

Ji Jinchuan bermain dengan sangat gembira hari itu. Dia menyanyikan beberapa lagu berturut-turut, hingga suaranya terasa sedikit serak. Dia pun membuka tutup botol air minum untuk melegakan tenggorokannya. Saat itu, tiba-tiba pintu bilik didorong terbuka. Masuklah seorang gadis dengan rok putih. Gadis itu memiliki mata dan gigi yang cerah. Dia tampak sangat menarik dan memesona.     

Gadis itu melirik semua orang yang ada di dalam bilik. Kemudian, dia berkata dengan suara yang jelas dan lembut, "Orang yang baru saja bernyanyi, apa kamu bisa memberikanku nomor teleponmu?"     

Semua orang di dalam bilik pun seketika bersorak sambil tertawa. Seseorang yang mengenali gadis itu berkata, "Bukannya dia adalah junior yang populer dari Departemen Komputer?"     

Gadis itu tidak tampak malu sama sekali. Dia memandang mereka dengan tenang dan mengenali mereka sebagai kakak kelas di kampus yang sama. Dia pun berkata dengan sopan, "Halo, kakak-kakak senior…"     

Seorang anak laki-laki yang biasanya suka bercanda berkata, "Apa kamu membutuhkan nomor telepon? Ayo ke sini, aku akan memberikannya kepadamu."     

Gadis itu pun menggelengkan kepalanya dan bersikeras mengatakan, "Aku meminta nomor telepon orang yang baru saja bernyanyi."      

Melihat ekspresi aneh semua orang di dalam bilik, gadis itu mengetahui bahwa mereka salah paham. Jadi, dia melanjutkan perkataannya, "Aku tidak punya maksud apa-apa. Aku hanya bermain truth or dare dengan teman-temanku dan mendapat tantangan. Jadi, mereka yang menetapkan tantangannya…"     

Semua orang memahami hal semacam ini dengan sangat baik. Hanya saja, mereka salah paham karena Fang Yaqing terlalu ngotot untuk meminta nomor telepon Ji Jinchuan. Mereka menganga gadis itu ingin bisa berhubungan dengan Ji Jinchuan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.