Lin Xia Hilang (2)
Lin Xia Hilang (2)
"Nona Chen, aku tidak bisa menemui Nyonya Muda Huo," tutur Pengacara Fu. Setelah ditolak oleh pelayan tadi, dia sudah pergi meninggalkan Qinyuanju.
"Huo Hanqian tidak mengizinkanmu untuk bertemu dengannya?" tanya Chen Youran dengan mengerutkan kening.
"Kata pelayan, Nyonya Muda Huo tidak ada di sana," jawab Pengacara Fu. Dia bahkan tidak masuk ke dalam, jadi bagaimana bisa dia melihat Lin Xia. Ekspresi wajah pelayan tadi berubah dengan begitu cepat, jadi apa Lin Xia benar tidak di rumah atau itu hanya kebohongan, sangat sulit untuk dibedakan.
Mendengar hal itu, Chen Youran merenung sejenak, lalu berkata, "Oke, silakan pulang saja untuk kali ini…"
Chen Youran kemudian kembali ke kamarnya dan mencoba menghubungi Huo Hanqian. Tidak ada yang menjawab pada panggilan pertama. Namun, saat panggilan yang kedua kalinya, akhirnya ada seseorang yang menjawab.
"Halo?"
"Huo Hanqian?" tanya Chen Youran.
Suara wanita di ujung telepon terdengar asing. Huo Hanqian yakin bahwa dirinya tidak mengenal wanita itu. Dia pun menjawab, "Ya, aku Huo Hanqian. Kamu siapa?"
Chen Youran awalnya ingin bertanya langsung di mana Lin Xia berada. Namun, mata gelapnya tiba-tiba menyipit dan dia membuat suaranya menjadi lebih lembut, "Aku teman Lin Xia. Aku punya sesuatu untuk diberikan kepadanya. Dia bilang dia akan mengambilnya hari ini, tapi dia tidak datang. Aku juga tidak bisa menghubunginya…"
Pria di ujung telepon terdiam selama sekitar 10 detik, sebelum akhirnya berkata, "Kamu kirimkan saja alamatmu. Nanti biar aku minta orang suruhanku untuk mengambilnya."
"Bukannya Lin Xia seharusnya mengambilnya sendiri? Apa yang terjadi padanya? Apakah dia sakit?" Chen Youran berkata dengan ragu-ragu.
"Dia tidak enak badan beberapa hari terakhir ini, jadi dia tidak bisa keluar," jawab Huo Hanqian dengan suara yang tenang.
Keraguan Chen Youran menjadi lebih kuat. Namun, dia berusaha untuk tetap berkata dengan lembut, "Ya sudah, biarkan aku menaruh barangnya di sini dulu, biar dia yang mengambilnya sendiri ketika sudah sehat…"
Jika Lin Xia benar-benar sakit dan bahkan tidak bisa keluar dari pintu, itu pasti karena dia sangat sakit. Namun, ketika Pengacara Fu pergi ke Qinyuanju, pelayan malah mengatakan bahwa wanita itu tidak ada di sana. Ucapan kedua orang itu saling bertentangan, sehingga membuat Chen Youran meragukan, kemungkinan ada sesuatu terjadi pada Lin Xia.
Saat ini, sudah masuk waktu untuk makan siang. Bibi Wu datang ke kamar Chen Youran dan mengetuk pintunya. Dia lalu berkata, "Nyonya Muda, waktunya makan."
Chen Youran tidak menjawab apa pun dan tidak membuka pintu. Lalu, setelah Bibi Wu mengulangi perkataannya lagi, dia berkata, "Bibi katakan kepadanya kalau dia tidak mengizinkanku keluar dari rumah, aku akan melakukan mogok makan."
Mendengar ucapan itu, mata Bibi Wu membelalak. Dia pun berkata, "Nyonya Muda, walaupun Anda sedang marah pada Tuan Muda, tetapi Anda tidak boleh menyiksa diri sendiri. Anda sedang hamil sekarang."
Di kamar tidurnya, Chen Youran berdiri di depan jendela. Setelah berbicara dengan Huo Hanqian di telepon, dia mempertahankan posisinya ini. Dia menggenggam erat ponsel di tangannya, hingga jari-jarinya yang ramping memutih dan pembuluh darah biru di punggung tangannya muncul. Jika sesuatu terjadi pada Lin Xia, entah bagaimana dia bisa menjelaskannya kepada Lin Mo'an. Namun sekarang, dia tidak memiliki cara untuk keluar, vila indah ini seperti kandangnya. Soal alasan Ji Jinchuan memintanya untuk tidak ikut campur dalam masalah ini, dia tidak bisa berpikir lagi. Dia tidak bisa memenuhi kepercayaan Lin Mo'an.
Bibi Wu menunggu di luar pintu untuk waktu yang lama, namun dia tidak mendengar apa pun di dalam. Dia turun dengan menghela napas berat, mengambil gagang telepon rumah, lalu menghubungi Ji Jinchuan. Saat pria itu mengangkat teleponnya, dia menyampaikan kata-kata Chen Youran secara utuh. Setelah dia selesai berkata, tidak ada jawaban dari pria di ujung telepon untuk waktu yang lama. Dia pun hanya bisa menunggu dengan gugup. Beberapa saat berlalu, dia tidak yakin apa pria itu masih di sana, jadi dia memanggil dengan lembut, "Tuan Muda?"
Ji Jinchuan berdiri di depan jendela kaca dan memandangi suramnya pemandangan musim dingin. Setelah beberapa saat, dia merasa khawatir. Bukannya akan turun salju? Musim dingin kali ini benar-benar tidak bisa dilalui dengan mudah, batinnya.
"Dia boleh keluar setelah makan. Tetapi ke mana pun dia pergi, biarkan sopir yang mengantarnya," tutur Ji Jinchuan.