Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Jiwa Sabit



Jiwa Sabit

1"Bzzt! Bzzt!"      

Suara-suara riuh-rendah saat ini terdengar di seluruh area Darkness Square. Para pemimpin berbagai fraksi di Benua Xuan Utara tercengang ketika menyaksikan kejadian itu, sedangkan ekspresi terkejut yang intens muncul di wajah mereka.      

Baru beberapa saat berlalu, tapi dua sesepuh agung Tingkat Reincarnation sudah berhasil dikalahkan?     

"Bagaimana mungkin?!"      

Kalimat itu terus terulang di hati banyak orang. Banyak mata yang menatap terkejut pada Lin Dong yang menyerupai Dewa Petir berlatar belakang sambaran-sambaran kilat di langit. Siapa dia? Dari mana dia muncul? Tak disangka rupanya dia sudah mencapai … level yang mengerikan.      

Lin Dong yang berada di langit memandang ke arah dua orang di lubang besar dengan suara acuh, lalu berkata pelan, "Apa sekarang aku sudah pantas mengulang ucapanku tadi?"      

Kali ini, seluruh tempat sudah hening sepenuhnya. Bahkan para sesepuh dari Dewan Sesepuh sudah menyegel rapat mulut mereka. Selain para sesepuh yang sangat menentang Qingtan, mata praktisi lainnya tampak berpendar sambil berpikir. Kakak Qingtan yang tidak jelas asal-muasalnya itu jelas memiliki kekuatan yang sangat mengerikan. Jika mereka sampai membantahnya, kemungkinan tidak akan ada seorang pun di tempat ini bisa menghentikannya.      

Di atas altar, sorot gembira tampak di mata para praktisi Dark Judgement Hall. Dua sesepuh agung itu merupakan kartu as Dewan Sesepuh. Jika mereka tidak berguna, maka kemungkinan Dewan Sesepuh juga tidak akan berani bertarung melawan Master Istana.      

Dua sesepuh agung di dalam lubang itu memuntahkan banyak darah. Wajah mereka yang sudah menua kini tampak lebih pucat. Rupanya mereka sudah menderita luka parah karena serangan beringas Lin Dong.      

"Kau!"      

Dua sesepuh agung itu menggertakkan gigi mereka dan memandang Qingtan di altar ketika mereka berkata dengan nada serius, "Masalah ini urusan internal Istana Kegelapan kami. Tapi, kau seenaknya sendiri melibatkan orang luar. Mana mungkin ada orang yang bisa menerimamu sebagai Master Istana?!"      

Qingtan tersenyum ketika mendengarnya, lalu menyahut, "Sesepuh agung, ucapanmu memang benar. Tetapi ketika kau mencoba menekanku sebelum ini, ada apa salah satu dari kalian yang mengingat seperti apa status kalian di sini? Senioritas kalian bahkan lebih tinggi dibandingkan master-ku. Tapi, lihat saja seperti apa tindakan kalian barusan."     

Qingtan sudah bukan lagi gadis kecil manja seperti di masa lalu. Ucapan bernada tajamnya tak hanya membuat ekspresi dua sesepuh agung memucat, bahkan berbagai macam pemimpin di arena melingkar yang tetap bersikap netral, kini diam-diam menganggukkan kepala mereka. Dua orang itu tidak mengenal rasa malu ketika menggunakan senioritas mereka untuk mengusik orang lain barusan. Akan tetapi, mereka malah segera mengungkit masalah ini saat mengalami kekalahan. Apa mereka benar-benar mengira semua orang yang berada di tempat ini adalah orang bodoh yang tidak mampu melihat situasi?      

"Awalnya aku tidak mau melibatkan diri dengan urusan Istana Kegelapanmu. Tapi, Qingtan adalah adikku sebelum dia menjadi Master Istana Kegelapan kalian. Karena kalian mengusiknya, maka sebagai kakaknya, aku tentu akan membelanya. Kurasa masalah hari ini tidak akan bisa diselesaikan dengan mudah." Mata Lin Dong tampak serius dan dingin ketika dia memandang ke arah dua sesepuh agung. Suara bernada datarnya terdengar mengandung nafsu ingin membunuh.     

Ucapan Lin Dong jelas membuktikan kalau dia tidak akan membiarkan urusan ini berakhir dengan mudah. Pernyataan itu menyebabkan ekspresi dua sesepuh agung berubah. Setelah bertarung dengan Lin Dong barusan, mereka sekarang mampu menilai betapa kuat pemuda tersebut. Jika mereka sampai berduel langsung dengannya, bahkan kekuatan gabungan mereka berdua tidak akan mampu menandingi Lin Dong.      

Para sesepuh dari Dewan Sesepuh juga tampak pucat. Jika kedua sesepuh agung hari ini sampai kalah, maka mereka bakal kehilangan penyokong terbesar. Memikirkan metode yang digunakan Qingtan saja sudah membuat mereka gemetaran.      

"Kau sebaiknya tidak terlalu arogan. Apa kau benar-benar mengira semudah itu mengusik Istana Kegelapan kami?" Dua sesepuh agung itu berteriak.      

Lin Dong memandang mereka berdua dengan tatapan acuh dan berhenti bicara. Akan tetapi, awan-awan petir mulai berkumpul di langit, dan energi sambaran-sambaran kilat yang tak terkendali segera memadat di sana.     

"Kau!" Sorot mengamuk terpancar di mata sesepuh agung usai menyaksikan kalau Lin Dong rupanya tidak terpengaruh. Tak lama kemudian, para sesepuh agung itu saling bertukar pandang. Mereka lantas menggertakkan gigi dan berteriak, "Baiklah, kau sendiri yang memintanya! Apa kau benar-benar mengira kami berdua tidak punya cara untuk mengalahkanmu?!"      

Salah satu dari mereka mengulurkan tangannya usai dua sesepuh agung itu selesai berbicara. Cahaya berkumpul di telapak tangannya dan berubah menjadi manik hitam sebesar buah kelengkeng. Manik itu dilapisi oleh berbagai macam ukiran yang rumit.      

Sorot terperangah terpancar di mata Lin Dong ketika menyaksikan kejadian tersebut. Pemuda itu mampu mendeteksi riak-riak energi yang sangat tidak biasa dari manik hitam di sana.      

Manik hitam itu perlahan-lahan naik dari telapak tangan yang diulurkan, dan sorot beringas di pandangan mata dua sesepuh agung tampak semakin menjadi-jadi. Hingga akhirnya, dua orang itu menggigit ujung lidah mereka. Esensi darah dalam jumlah besar kemudian dimuntahkan dan mendarat pada manik hitam.      

"Dengan penuh hormat, kami mengundang Jiwa Leluhur!"      

Mereka berdua berteriak serempak. Sinar-sinar cahaya serupa meledak dari manik hitam. Cahaya hitam berangsur-angsur berkumpul bersama, lalu bertransformasi membentuk sosok ilusi bercahaya.      

Sosok bercahaya itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan berwajah menyerupai giok. Akan tetapi, terdapat kecerdasan yang tampak samar di sepasang matanya. Meskipun demikian, faktor itu tidak menghentikan gejolak energi mengerikan yang menguar dari dalam badannya. Riak-riak energi itu bahkan tidak bisa ditandingi oleh dua sesepuh agung Tingkat Reincarnation!      

Kekuatan sosok bercahaya itu sudah mencapai puncak dari seseorang yang telah melewati Reincarnation Tribulation pertama!      

Ekspresi Lin Dong saat ini menjadi agak mengerikan, sementara sorot waspada terlihat di sepasang matanya. Istana Kegelapan memang punya teknik-teknik tersembunyi. Pantas saja fraksi itu mampu melindungi Darkness Ancestral Symbol.      

"Jiwa Leluhur?!"      

Seruan-seruan terdengar di Darkness Square setelah sosok itu muncul. Rupanya sosok bercahaya itu merupakan Master Istana Kegelapan yang pertama!      

"Bagaimana mungkin? Mengapa mereka bisa memanggil Jiwa Leluhur?" Dua sesepuh berjubah hitam berseru, dan sorot terkesima memenuhi pandangan mata mereka.      

"Bzzt! Bzzt!"      

Di atas altar, Darkness Saint Scythe di kedua tangan Qingtan bergetar hebat ketika sosok bercahaya itu muncul, sehingga membuat ekspresinya berubah. Dia bisa merasakan kalau Darkness Saint Scythe memiliki hubungan yang dekat dengan sosok bercahaya.      

Kedua tangan Qingtan menggenggam erat Darkness Saint Scythe, sedangkan sorot matanya tampak berubah-ubah. Beberapa saat kemudian, dia seakan memahami sesuatu, lalu berseru, "Rupanya sosok ini adalah Jiwa Darkness Saint Scythe?"      

Ekspresi dua sesepuh agung berubah setelah mendengar seruan Qingtan.      

"Ternyata begitu … Pantas saja master tidak pernah mengatakan apapun tentang Jiwa Darkness Saint Scythe. Rupanya ada seseorang yang diam-diam mencuri Jiwa Sabit. Nekat sekali kau berani menyembunyikan Jiwa suci itu. Tindakan kalian merupakan kesalahan besar bagi Istana Kegelapanku—sangat besar sampai bisa menghilangkan posisi kalian sebagai sesepuh agung!" Wajah cantik Qingtan tampak dingin, lalu berteriak acuh.      

Keributan pecah di Darkness Square. Banyak petinggi Istana Kegelapan yang memperlihatkan ekspresi terkejut. Jiwa Darkness Saint Scythe rupanya dicuri oleh dua sesepuh agung. Pantas saja mereka berani bicara dengan percaya diri kalau Darkness Saint Scythe tidak sempurna…      

"Humph, sekarang bukan saat di mana kau bisa mengucapkan omong kosong seperti itu!"     

Kilau dingin terpancar di mata dua sesepuh agung saat mereka menggerakkan kendali pikiran. Dalam sekejap, sosok bercahaya itu muncul di depan Lin Dong. Cahaya menyilaukan berpendar setelahnya. Sosok itu bergerak sambil diiringi kekuatan yang mencengangkan ketika menerjang ke arah Lin Dong.      

Sementara sosok bercahaya menahan pergerakan Lin Dong, dua sesepuh agung di sana menyerang Qingtan dengan secepat hantu. Jika melihat situasinya sekarang, mereka tampak berencana menangkap gadis tersebut. Kalau mereka berhasil, maka Lin Dong akan bertindak dengan lebih waspada.      

"Humph."      

Kilau dingin terpancar di mata Qingtan ketika menyaksikan dua sesepuh agung menyerangnya. Kedua tangannya yang mungil menggenggam Darkness Saint Scythe erat, sementara Simbol kuno di alisnya semakin jelas. Sesaat setelahnya, sabit itu diayunkan dengan suara 'swuush', dan kegelapan seakan seketika menyelimuti tempat di sana.      

"Klang!"      

Salah satu sesepuh agung mendekat dan Yuan Power yang dahsyat menyeruak. Riak-riak tenaga Tingkat Reincarnation menguar dari telapak tangannya ketika dihantamkan melawan sabit tajam tersebut.      

Percikan-percikan api menyembur, nuansa terdistorsi memenuhi area di sekitar. Qingtan serta sesepuh agung pun terdesak mundur hingga belasan langkah. Namun, sebelum dia bisa menstabilkan gejolak energi di badannya, sosok yang berbeda menerjang mendekat, dan sesepuh agung yang berbeda lantas mengerahkan serangannya yang mengerikan.      

Kilau dingin berpendar di mata Qingtan ketika menyaksikan peristiwa itu. Ketika dia hendak kembali menyerang, sebuah sosok cantik berbaju putih mendadak muncul di depannya. Sebuah longsword terdengar mendengung ketika ditusukkan ke depan. Sesaat setelahnya, kilau pedang yang tak mencolok melesat, lalu beradu secara langsung dengan serangan sesepuh agung.      

"Swuush!"      

Kilau pedang itu melintas di udara dan darah sontak menyembur. Sesepuh agung berteriak memilukan saat badannya terpental mundur secara menyedihkan. Darah menetes dari tangannya. Tak lama kemudian, matanya yang tampak beringas dialihan, dan melihat sebuah sosok cantik berbaju putih berdiri terdiam di depan Qingtan. Darah menetes dari pedang sepanjang 1,5 meter di tangannya.      

Praktisi yang barusan menyerang jelas adalah Ling Qingzhu yang sebelumnya sudah menyembunyikan diri.      

Perubahan mendadak dan tak terduga itu membuat orang-orang mata yang memandang dengan sorot terkejut sontak menoleh. Sorot terkesima menyeruak di mata mereka saat memandang sosok cantik berbaju putih tersebut.      

Saat ini, semua praktisi Dark Judgement Hall akhirnya tersadar. Mereka bergegas berkumpul di sekeliling Qingtan untuk melindunginya.      

Qingtan sendiri terkejut ketika memandang Ling Qingzhu yang muncul di sampingnya. Sikap wanita itu, serta paras cantik yang tersembunyi di balik kain penutup wajahnya membuat Qingtan agak terperangah. Tak lama kemudian, dia memandang Lin Dong di langit. Bibir mungilnya agak mengerucut ketika dia kembali memandang Ling Qingzhu lagi dan bertanya, "Siapa kau?"      

Ling Qingzhu juga agak terkejut dibuatnya. Tak lama setelahnya, dia menyahut, "Namaku Ling Qingzhu."      

Qingtan menatapnya dan bergumam, "Jangan-jangan Kak Lin Dong dan kau adalah…"      

Meskipun Qingtan tidak menyelesaikan kata-katanya, tetapi Ling Qingzhu tentu paham apa yang akan ditanyakan olehnya. Meskipun sikapnya pendiam, namun wajah Ling Qingzhu sontak agak memerah sekarang. Dia diam-diam menggelengkan kepalanya.      

Raut ragu masih tersisa di wajah Qingtan. Meskipun demikian, dia tidak mendesak lebih lanjut. Dia hanya memandang ke arah langit di mana gejolak energi sangat mengerikan menguar dengan ekspresi khawatir. Kekuatan Jiwa Leluhur teramat menyeramkan. Dia tidak tahu apa Lin Dong bisa menandinginya.      

"Dhuaar!"      

Riak-riak energi yang mengesankan menyeruak di langit. Lin Dong mundur beberapa langkah. Ekspresinya menggelap saat dia memandang ke arah peristiwa di bawah. Dua pak tua eksentrik itu benar-benar tidak tahu malu. Tak disangka mereka rupanya menggunakan kesempatan ini untuk menyerang Qingtan.      

Wajah dua sesepuh agung berkedut ketika ditatap Lin Dong. Akan tetapi, mereka agak tenang setelah melihat Jiwa Sabit. Sosok Jiwa Sabit itu bisa dibilang merupakan penjaga Istana Kegelapan. Selama benda itu berada di tangan mereka, maka kemungkinan Lin Dong tidak akan mampu menyerang mereka.      

Lin Dong rupanya memahami isi pikiran mereka, lalu sorot dingin terpancar di matanya yang berwarna hitam legam. Secercah cahaya hitam terlontar ketika Lin Dong mengayunkan lengan bajunya dan berubah menjadi sosok yang memegang pedang berwarna hitam. Sosok itu lantas berjaga-jaga di samping Qingtan dan Ling Qingzhu. Dengan adanya perlindungan Sky Devouring Corpse, dua pak tua eksentrik di sana tak akan berani mengerahkan serangan diam-diam lagi.      

"Apa kau benar-benar mengira kalau benda itu bisa melindungimu?"      

Lin Dong agak mendongak, lalu menatap Jiwa Sabit di depannya, dan menyeringai dingin. Tepat ketika dia hendak beraksi, suara Yan menggema di dalam hatinya, sehingga membuat Lin Dong agak tercengang.      

"Heh heh, karena kami berdua sama-sama Jiwa dari benda surgawi, maka serahkan urusan sosok ini padaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.