Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Aku Tidak Akan Goyah



Aku Tidak Akan Goyah

1Dimensi itu adalah dunia yang sangat kacau. Langit dan daratan seolah berdampingan dalam kondisi yang tidak bisa dideskripsikan.      

Sosok Lin Dong melayang di tengah kondisi tidak beraturan itu. Sorot matanya tampak tidak fokus ketika dia mengawasi area sekitarnya dengan bingung. Tak lama setelahnya, dia mengepalkan tangan, lalu bergumam sendiri, "Tempat ini … di dalam Thunderbolt Ancestral Symbol, 'kan?"      

Setelah memahami alasannya, Lin Dong akhirnya menjadi lebih tenang. Setelah pernah mengalami ujian Devouring Ancestral Symbol, dia paham jika ingin mendapatkan kekuatan Simbol Leluhur, maka hal pertama yang harus dilewati adalah mendapatkan pengakuan dari Simbol itu.      

Kemungkinan proses itu sedang dilewati Lin Dong.      

Di masa lalu, agar Lin Dong diakui oleh Devouring Ancestral Symbol, dia menghabiskan waktu setahun di dalam kegelapan yang membuatnya kesepian. Baru setelah itu, dia berhasil menemukan jalan keluar, dan mendapatkan pengakuan Devouring Ancestral Symbol.      

Lin Dong menenangkan diri. Tak lama kemudian, dia duduk di udara, dan matanya mengawasi perubahan di dunia yang kacau tersebut.      

Kekacauan berkecamuk, seakan ada energi yang besar dan dahsyat berkumpul di dalam kekacauan itu. Sesaat setelahnya, gemuruh petir yang teramat rendah serta dalam tiba-tiba terdengar di dalam kekacauan tersebut.      

Gemuruh petir itu awalnya tidak keras, dan terasa mirip teriakan bayi yang baru lahir. Sementara itu, suara lirih tersebut diiringi rasa ingin tahu terhadap dunia.      

"Dhuaar! Dhuaar!"     

Seiring berjalannya waktu, gemuruh petir berangsur-angsur semakin keras. Hingga pada akhirnya, gemuruh itu menggema di seluruh penjuru dunia yang kacau. Lin Dong bisa melihat sinar cahaya silver yang menyeruak dari sumber gemuruh petir. Gejolak energi yang kuno namun kuat diam-diam menyebar ke sekitar.      

"Apa ini proses lahirnya Thunderbolt Ancestral Symbol?" Lin Dong menatap ke arah munculnya kilau petir dari kekacauan di sana, lalu berpikir.      

"Blaar!"      

Dunia yang kacau itu mendadak berubah ketika pikiran tersebut melintas di dalam kepala Lin Dong. Kekacauan di sekitar segera berubah menjadi dunia petir. Kilat-kilat sepanjang ribuan meter terus-menerus menghunjam ke daratan seperti naga-naga petir. Suara bergemuruh yang tercipta di sana sangat memekakkan telinga.      

Kulit Lin Dong mati rasa ketika dia mengamati dunia petir itu. Pemandangan di sana bahkan membuat jiwanya gemetaran. Thunder World di luar sama sekali bukan tandingan tempat ini.      

"Yan, sebenarnya bagaimana caraku melewati ujian ini?" Lin Dong bertanya di dalam hati.      

"Tampaknya kau perlu menderita terlebih dulu agar bisa mendapatkan pengakuan Thunderbolt Ancestral Symbol." Suara lirih Yan terdengar. Akan tetapi, Lin Dong bisa mendengar nada bangga di suaranya.      

"Menderita?" Lin Dong bertanya hati-hati.      

"Blaar!"      

Namun, saat Lin Dong hendak mengajukan beberapa pertanyaan lagi, petir sepanjang ratusan meter tiba-tiba mencabik langit. Petir itu menembus udara dan menghantam keras pada Lin Dong.      

Lin Dong sontak mendongak karena terkejut. Cahaya silver memenuhi pupilnya yang berwarna hitam legam. Karena kecepatan kilat yang begitu mengerikan, dia tidak bisa menghindar tepat waktu. Lin Dong hanya mampu diam dan melihat ketika petir itu mengenai badannya.      

"Blaar!"      

Suara ledakan rendah serta dalam menyebar ke area sekitar. Lin Dong merasa seakan badannya baru saja terkena pukulan dahsyat, dan dia langsung terpental mundur sampai ratusan meter. Tak lama kemudian, dia memuntahkan darah segar, dan kilau petir berpendar di sekujur badannya. Sesaat setelahnya, kilau petir itu menyusup masuk dengan beringas ke dalam badan pemuda tersebut.      

"Arghh!"      

Sensasi teramat menyakitkan menjalar di sekujur badan Lin Dong, seakan-akan semua tulang-belulang di dalam badannya dihancurkan oleh sambaran kilat tersebut. Keringat dingin bercucuran di badannya. Bahkan dengan kegigihan Lin Dong, dia masih berteriak melengking dan kesakitan karena sensasi itu.      

"Thunderbolt Ancestral Symbol punya sifat mendominasi. Simbol Leluhur itu tidak semisterius dan tak bisa ditebak seperti Devouring Ancestral Symbol. Tidak sulit mendapatkan pengakuannya. Kau hanya perlu tetap hidup setelah Simbol Leluhur itu menyambarmu selama ratusan ribu kali." Yan berkata dengan nada santai.     

"Ratusan ribu kali?! Sialan, apa kau bermaksud mempermainkanku?!"      

Ekspresi Lin Dong berubah drastis dan dia segera mengumpat. Sambaran petir pertama saja sudah membuatnya sangat tidak berdaya. Jika petir menyambarnya sampai ratusan ribu kali, kemungkinan tidak akan ada yang tersisa dari Lin Dong!      

"Kau sudah memasuki tempat ini, mustahil kau bisa pergi sekarang. Maka dari itu, berusahalah dengan segenap kemampuanmu." Suara lirih Yan langsung menyebabkan raut Lin Dong memucat.      

"Tak banyak yang bisa kulakukan untuk membantumu di tempat ini. Ratusan ribu sambaran petir, jangankan kau, bahkan praktisi Tingkat Profound Death bakal hancur menjadi debu. Tetapi … ada kalanya di mana tekad seseorang bahkan lebih kuat dibandingkan fisiknya."      

"Dengan tekad sekokoh gunung, aku tidak akan tergoyahkan. Hanya setelah melewati penempaan diri selama berulang-ulang, baru aku akan menjadi hebat." Suara Yan semakin lirih. Hingga pada akhirnya, suara itu lenyap sepenuhnya.      

"Yan! Yan!"      

Lin Dong bergegas berteriak keras di dalam hati. Akan tetapi, sudah tidak ada suara yang meresponnya. Pemuda itu segera merasakan kalau wajahnya kini semakin pucat. Apa Yan bakal meninggalkannya semudah itu, lalu pergi?     

"Dhuaar!"      

Sementara Lin Dong berteriak tergesa-gesa, siapapun dapat melihat kalau ada lagi kilat sepanjang ratusan meter yang tiba-tiba mendesing ke bawah. Kilat itu seperti naga petir mengerikan yang menyambar tanpa ampun.      

"Sialan!"      

Wajah Lin Dong memucat, dia lalu mengumpat penuh amarah. Tetapi, dia baru saja mulai mengumpat keras saat kilat sepanjang ratusan meter itu mengenai badannya. Suara gemuruh petir terdengar, dan darah segar menyembur hebat. Saat ini, fisik Lin Dong sudah babak-belur seperti daging cincang. Sosoknya terlihat lumayan menyedihkan.      

"Sialan!"      

Sosok Lin Dong terbakar sampai berwarna hitam legam. Rambutnya berdiri, dan dia segera menggertakkan giginya. Lin Dong lalu menengadahkan kepala dan meraung keras menghadap langit.      

"Blaar! Blaar!"      

Gemuruh menggelegar, kilat kembali menyambar setelahnya. Sambaran petir itu langsung menghempas mundur Lin Dong sampai ratusan meter.      

"Sialan, sambar aku lagi!"      

Sensasi rasa sakit kembali menyeruak dari dalam badan Lin Dong. Kondisi itu membuat mata Lin Dong berubah berwarna merah menyala. Sifat keras kepala di dalam sumsum tulang Lin Dong lantas menguar. Dia terhuyung-huyung dan berteriak lantang menghadap langit.      

"Dhuaar! Dhuaar!"      

Kilatan-kilatan petir itu jelas tidak mengecewakan Lin Dong. Secara bergantian, sambaran kilat berukuran besar serta mengerikan terus-menerus menghunjam dan menyambar badan Lin Dong tanpa ampun.     

"Sialan kau…"      

"Blaar!"     

"Sialan…"     

"Blaar!"     

"Aku lebih hebat dibandingkan Ibumu!"      

"Blaar!"      

"Aku akan menghabisi semua keluargamu!"      

"Blaar!"     

"..."      

Kilat-kilat yang menyambar seperti naga petir itu mendesing di dalam dunia petir. Hingga pada akhirnya, sambaran kilat itu terus-menerus menghantam sosok manusia kecil tersebut. Suara ledakan bergemuruh menggema di seluruh area.      

Suara ledakan yang liar dan menggemparkan itu terus berlangsung lama. Pada awalnya, Lin Dong masih menghitung jumlah petir yang menyambarnya. Namun seiring berjalannya waktu, luka-luka di badan pemuda itu semakin parah, dan pikirannya semakin tidak fokus. Kondisi itu membuatnya lupa sudah berapa kali dia tersambar. Lin Dong hanya bisa merasakan sensasi sangat menyakitkan yang menjalar ke semua bagian badannya, serta berkali-kali harus berada di situasi antara hidup dan mati.      

Di bawah pengaruh sambaran kilat-kilat yang hebat itu, tulang-belulang dan titik akupuntur di dalam badannya seakan sudah menjadi abu semua…      

Pikiran Lin Dong semakin buram, tetapi dia tidak ambruk. Sifat keras kepala dan kegigihan yang tertanam dalam tulang-belulangnya membuat Lin Dong sekuat batu, dan tidak kehilangan jati diri di tengah sambaran hujan petir.      

"Hatiku sekuat batu … sekokoh gunung…"      

Suara gumaman terus-menerus terdengar di dalam hati Lin Dong. Suara itu menjadi satu-satunya hal yang bisa diandalkan Lin Dong di bawah serangan-serangan petir mengerikan tersebut.     

Sosok Lin Dong terlihat sangat lemah ketika berhadapan dengan sambaran petir. Tetapi, dia tidak takut dengan petir itu!      

…..     

Petir di langit terus menyambar tanpa ampun…      

Selama beberapa saat, badan Lin Dong mulai melayang di udara. Sosoknya sudah babak-belur karena sambaran-sambaran petir. Bahkan Yuan Power yang mengalir di dalam titik akupunturnya sudah lenyap semua.      

Tiga benda surgawi di dalam badan Lin Dong sudah tersembunyi di bagian terdalam di badannya dan tidak bisa membantunya.      

Lin Dong yang sudah kehilangan perlindungannya, kini sepenuhnya terpapar petir yang memenuhi langit. Akan tetapi, dia terkejut karena walaupun fisiknya hampir hancur, tetapi ternyata dia tidak menjadi abu dan berhamburan.      

Tekad dan niat yang kokoh akhirnya membuat Lin Dong seperti batu keras. Tak peduli seperti apa angin berembus, dia akan terus gigih dan memantapkan hati.      

"Dhuaar! Dhuaar! Dhuaar!"      

Petir itu terus menyambar liar dari langit.      

Seribu … lima ribu … sepuluh ribu…      

Tak ada orang yang tahu betapa banyak kilat yang menyambarnya. Tetapi Lin Dong yang seharusnya sudah menjadi abu terlihat seperti perahu di atas gelombang energi mengerikan. Perahu itu bergoyang hebat, tetapi tidak sampai terbalik.      

Waktu perlahan-lahan berlalu. Sebuah pemuda tidak berbusana duduk diam di dimensi hampa. Badannya yang kurus kering berangsur-angsur mengeluarkan kilau petir samar. Kedua tangannya membentuk segel-segel khusus saat dia memperlihatkan raut serius. Seakan ada aura ajaib seperti Lord Thunder Emperor yang diam-diam menguar dari badannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.