Mencuri Hati Tuan Su

Turun Dalam Sepuluh Menit



Turun Dalam Sepuluh Menit

1Setelah ragu-ragu sejenak, Ye Fei berpikir akan menyimpan nomor Su Mohan dengan nama yang benar, yaitu 'Tuan Su'.      

Ye Fei tidak mengerti apakah itu karena ponselnya terlalu baru dan ia belum bisa menggunakannya dengan mudah. Jadi, ketika akan menyimpan nomor itu, ia secara tidak sengaja memanggilnya. Ia pun terduduk dari tempat tidur, dan dengan gugup menjulurkan layar untuk waktu yang lama, kemudian menutup telepon yang ia panggil.     

Ye Fei bernapas dengan santai dan ringan, sambil meniup-niup beberapa jarinya yang ceroboh. Namun, kurang dari satu menit ponsel yang tadi ia lempar ke atas tempat tidur tiba-tiba menyala. Sebab, Su Mohan kembali menghubunginya!     

Tidak tahu apakah karena hati yang merasa bersalah, Ye Fei malah ragu-ragu untuk waktu yang lama. Akhirnya, ia hanya melihat ponselnya berkedip sepanjang waktu. Kemudian akhirnya ia menjawab telepon tersebut, "Halo?"     

"Mencariku?" Suara tenang Su Mohan terdengar tidak ringan ataupun berat, serta dengan nada rendah yang meyakinkan.     

Kegugupan Ye Fei sebelumnya mereda entah kenapa. Lalu ia mulai menjelaskan, "Aku ingin menyimpan nomormu, kemudian aku tidak sengaja meneleponmu."     

"Menyimpan dengan nama apa?"     

"Err...?"     

"Nama apa yang ditulis untuk nomorku?" tanya Su Mohan yang mengulangi dengan sabar.     

"Me... Menyimpannya dengan nama Tuan Su" jawab Ye Fei.     

Lalu, di sisi yang berlawanan tiba-tiba terdiam beberapa saat, kemudian berbicara lagi, "Apakah luka di wajah sudah diobati?" tanyanya.     

"Su... Sudah," kata Ye Fei sambil menggigit bibirnya ketika akan membuka mulutnya. Hari ini, ia telah berbicara dengan kakeknya di rumah sakit. Lalu, sore harinya ia sibuk pindah dan membantu kakeknya membeli rumah. Jadi ia benar-benar lupa memakai obatnya.     

Su Mohan tidak memarahinya, namun kemudian berkata, "Turun dalam sepuluh menit."     

"Aku tidak di rumah, aku di tempat kakek…"     

"Aku tahu."     

Untuk sesaat, Ye Fei tidak tahu harus berkata apa. Ya, hari ini Chu Zheng sibuk membantu dirinya. Entah bagaimana mungkin Su Mohan tidak tahu. Tetapi, begitu ia berpikir bahwa dirinya akan keluar dari permainan, ia takut untuk terlalu banyak terlibat dengannya. "Su Mohan... Aku... Mungkin akan pergi untuk tidur," katanya setelah itu.     

Di sisi seberang telepon sepertinya tidak mendengarnya sama sekali. Tetapi malah berkata dengan suara yang dalam, "Aku akan tiba di bawah dalam lima menit lagi."     

Mendengar itu, Ye Fei pun terdiam dan tidak berbicara lagi. Lalu pria itu juga tidak berbicara. Jadi dua orang terdiam, dan hanya dapat mendengar suara napas dangkal satu sama lain melalui telepon, tapi tidak dapat dijelaskan. Justru Ye Fei harus merasakan bahwa ia tidak bahagia.     

"Di bawah!" Beberapa menit kemudian, telepon dari sisi lain langsung berkata dengan nada tidak sabar.     

"Oh, aku akan segera ke sana."     

Ye Fei dengan cepat mengenakan mantel dan berlari keluar kamar seperti kucing. Ia diam-diam menuruni tangga dan membuka pintu, kemudian berlari keluar.     

Ye Fei berdiri di depan pintu gedung dan terus melihat sekeliling. Setelah musim gugur, cuaca terasa jauh lebih dingin dari yang ia kira. Jadi, ia berdiri di tangga dan terus bernapas pada telapak tangannya, sambil menggosok tangannya berulang kali, mencoba meredakan dinginnya.     

Segera, sebuah Maybach mengerem dan berhenti di jalan dekat gedung rumah keluarga itu. Lalu, setelah lampu mobil padam, Ye Fei melihat Su Mohan dengan mantel wol berwarna abu-abu membawa tas kertas dan berjalan ke arahnya.     

Hati Ye Fei merasa tercekik, tapi ia dengan cepat menuruni tangga dan bertemu dengan Su Mohan. "Ini sudah larut, bagaimana kamu bisa datang ke sini?" tanyanya.     

"Setelah menyelesaikan beberapa kesibukan, aku hanya ingin datang saja dan melihat-lihat jalan menuju ke sini," jawab Su Mohan sambil memandangi Ye Fei yang memakai pakaian tipis. Kemudian ia mengerutkan kening dan mengikatkan syal ke mantelnya. Setelah itu, sebagian besar amarahnya telah mereda.     

Meski sudah memakai syal, Ye Fei tetap hanya mengenakan sepasang selop katun, sehingga ia masih merasakan angin dingin mengguyur kaki celananya. Jadi, ia tampak menyusut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.