Mencuri Hati Tuan Su

Keputusasaan



Keputusasaan

0Ketika melihat cairan yang ada di dalam tabung jarum suntik, Ye Fei langsung mengerutkan kening, dan firasat buruk muncul di dalam hatinya.     

Benar saja, setelah mengambil jarum suntik itu, Shi Xiangwan berjalan ke arah Ye Fei selangkah demi selangkah, dan menjelaskan sambil tersenyum. "Ini adalah obat ajaib yang secara khusus dibeli oleh orang yang aku perintahkan dari Afrika Selatan."     

"Jika satu suntikan digunakan, bahkan orang yang suci pun akan menjadi tidak tahu malu. Menurutmu, jika suntikan ini mengenai tubuhmu, dapatkah beberapa pria yang kuat memuaskanmu saat itu juga?" tanya Shi Xiangwan.     

Melihat senyum di wajah Shi Xiangwan, hati Ye Fei tiba-tiba menegang. Ia meremehkan kegilaan wanita ini dengan meremehkan kesuraman, serta sikap menjijikan dalam dirinya yang bisa disebut sebagai anggota keluarga kaya dan bermartabat ini.     

Melihat bahwa Ye Fei mengerucutkan bibirnya dan tidak berbicara, lantas membuat Shi Xiangwan mengangkat jarum suntik itu. Cairan berwarna biru muda di dalam tabung jarum kemudian didorong sedikit ke depan. Dalam sekejap, beberapa tetes cairan kristal keluar dari jarum, yang membuat Ye Fei menggigil.     

Hati Ye Fei tiba-tiba menegang dan menghitung waktu, dan itu hanya setengah jam sejak ia tiba di sini. Ia takut jika Su Mohan tidak akan bisa menyelamatkannya. Bahkan jika Su Mohan bisa menyelamatkannya, mungkin ia tidak akan tahu di mana Ye Fei berada jika mengingat apa yang dikatakan oleh Shi Xiangwan sebelumnya.     

Apa yang akan dia lakukan? Batin Ye Fei.     

"Bagaimana? Apakah kamu menyesal tidak menerima nasihat dan tidak menerima aset 200 juta dariku? Sebaliknya, kamu malah berbalik ingin melawanku!" Tangan Shi Xiangwan membelai wajah kecil Ye Fei dengan lembut. Meski renda di sarung tangannya sangat lembut, namun tetap saja itu membuat Ye Fei merasa tidak nyaman.     

Ye Fei masih diam dan tidak punya pilihan untuk membuat wanita di depannya marah saat ini.     

"Ckck, bukankah kamu biasanya sangat fasih dan pintar bersilat lidah? Kenapa? Apakah kamu bisu?" tanya Shi Xiangwan. Semakin Ye Fei tidak berani berbicara, maka Shi Xiangwan semakin bangga. Namun, menurutnya itu semua tidak cukup!     

"Bagaimana? Jika kamu memohon padaku, mungkin aku bisa berpikir untuk melepaskanmu," kata Shi Xiangwan sambil menggoda untuk membuka mulut Ye Fei. Sebab, ia ingin membunuh kesombongan wanita ini sepenuhnya. Ia ingin membuat wanita tersebut berlutut di depannya, dan memohon belas kasihan. Ia ingin melihat air matanya mengalir dan terlihat memalukan.     

'Cuih!'     

Ye Fei tiba-tiba meludahkan air liurnya yang bercampur darah, dan meludah langsung ke wajah Shi Xiangwan. "Aku memang berada di tanganmu sekarang, tapi aku bukan orang bodoh. Jangan perlakukan aku seperti anak berusia tiga tahun. Aku tidak akan memohon padamu!" ucapnya dengan berani.     

Ye Fei menatap Shi Xiangwan dengan sinis dan melihat wajahnya yang marah. Setelah menyeka air liur di wajahnya dengan sarung tangan, ia kemudian menampar Ye Fei dengan tangannya.     

"Sungguh menyebalkan, kamu berani memamerkan martabatmu saat kamu akan mati?! Hari ini aku ingin memberitahumu bahwa beberapa orang ada yang bisa kamu provokasi, dan ada juga beberapa orang yang tidak bisa kamu provokasi seumur hidupmu!"     

Tatapan Shi Xiangwan tajam, matanya menjadi merah, dan seluruh tubuhnya bahkan terasa tidak memiliki kelembutan.     

Rasa sakit yang membakar di pipi Ye Fei menjadi semakin jelas. Tampaknya telapak tangan yang ditumpangkan satu sama lain, akhirnya pecah pada saat ini. Membuat rasa sakit menyebar ke seluruh kulit halus di pipinya, sehingga seluruh wajahnya bengkak. Rasa sakit yang luar biasa berangsur-angsur berubah menjadi mati rasa, yang membuatnya merasa pipinya telah menjadi dua potong roti kukus.     

Selain itu, setelah Shi Xiangwan melepas sarung tangannya, cincin berlian di jarinya memiliki ujung dan sudut yang tajam. Dengan tamparan ini, tidak diragukan lagi jika menimbulkan goresan di wajah Ye Fei.     

Tetapi saat ini, Shi Xiangwan yang sangat marah sudah tidak ragu-ragu lagi, jadi ia segera menyuntikkan jarum tersebut ke lengan Ye Fei.     

"Hmph...!"     

Meskipun Ye Fei tidak ingin bersuara, namun ia takut disuntik sejak masih kecil. Sehingga ia masih tidak bisa menahan untuk tidak sedikit bersenandung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.