Seorang Gadis Harus Selalu Dimanja
Seorang Gadis Harus Selalu Dimanja
Ketika Su Mohan kembali, ia mengangguk sedikit ketika bertemu dengan sekelompok orang tua yang keluar untuk senam pagi di tangga. Keduanya tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Anak muda, apakah kamu tinggal di sini juga? Sejak kapan gedung tempat tinggal kita memiliki anak muda yang tampan seperti ini?"
"Apakah kamu baru saja pindah ke sini...?"
Su Mohan tidak memberi mereka jawaban dan setelah mengangguk, ia langsung naik ke lantai atas. Setelah ia kembali ke lantai atas, ia menggunakan kunci milik Ye Fei untuk membuka pintu kali ini. Ada gantungan kelinci merah muda yang sangat imut tergantung dikunci.
Setelah Su Mohan menutup pintu dengan pelan, ia menyingsingkan lengan bajunya dan meletakkan barang-barang yang dibelinya ke dalam kulkas dengan rapi. Ia membersihkan dua panci dan merebus kacang merah dicampur dengan kurma untuk membuat bubur di dapur. Ia juga merebus beberapa butir telur, dicampur dengan beberapa acar yang isinya merupakan campuran dari tahu dan mentimun.
Pada saat kesibukan Su Mohan hampir selesai, jam sudah menunjukkan hampir pukul tujuh pagi. Ia mendorong pintu dan menatap Ye Fei. Wanita itu masih tidur nyenyak dan tidak berniat untuk bangun.
Su Mohan juga tidak menunggu Ye Fei. Ia menuangkan semangkuk bubur untuk dirinya sendiri, lalu menutup panci itu dengan rapat. Setelah makan dua mangkuk dengan dua butir telur, Su Mohan meletakkan mangkuk ke wastafel tanpa mencucinya.
Setelah itu, Su Mohan menuangkan setengah cangkir susu. Tetapi, ketika ia ingin memanaskannya, ia mendapati bahwa tidak ada pemanas susu ataupun oven. Akhirnya, Su Mohan harus mengambil panci lain untuk merebus sepanci air panas, meletakkan cangkir susu di dalam air, dan menutup panci itu untuk memastikan susunya tetap hangat ketika Ye Fei bangun.
Sebelum Su Mohan pergi, ia membawa bola lampu dan berpikir untuk mengganti lampu di lantai tiga dan lantai lima. Ketika ia sampai ke lantai enam, ia kebetulan bertemu dengan dua orang tua yang tadi pagi ia temui.
Ketika mereka melihat Su Mohan turun dari lantai tujuh, mereka tidak tahan untuk bertanya, "Apakah kamu kekasihnya Feifei? Pria muda ini benar-benar tampan. Pria tampan dan wanita cantik, sangat serasi."
Su Mohan mengangguk ringan dan perasaan aneh sekali lagi memenuhi hatinya saat mendengar kata-kata bahwa dirinya adalah kekasih Ye Fei dari mulut orang lain.
Ketika Su Mohan turun ke lantai lima, ia melihat bola lampu di dinding dan berkata kepada pasangan yang belum menutup pintu di lantai enam, "Maaf merepotkan, tapi apakah saya bisa meminjam sebuah kursi?"
"Oh... Boleh, boleh!"
Wanita itu buru-buru memindahkan kursi dan menyerahkannya kepada Su Mohan. Su Mohan menaiki kursi, melepaskan bola lampu yang rusak, lalu memeriksanya dan menghubungkan kabel yang rusak di dalamnya. Setelah itu, ia menyalakan bola lampu yang baru.
"Anak muda, kamu sangat manis. Sebuah berkah bahwa Ye Fei bisa menemukan kekasih sepertimu!" kata wanita paruh baya itu.
Su Mohan tidak mengucapkan sepatah kata pun dan terus mencoba bola lampu.
Wanita itu melanjutkan: "Tapi, kamu harus tahu bagaimana cara menyayangi. Meskipun kamu adalah anak yang baik, seorang gadis harus selalu dimanjakan. Biar aku memberitahumu bahwa banyak orang di daerah ini yang bertanya tentang Ye Fei. Aku tidak tahu berapa banyak orang yang menunggunya~"
"Iya," Su Mohan menjawab, tapi alisnya terus bertaur karena ia masih mengerutkan kening. Makhluk mungil sialan itu benar-benar menarik perhatian lebah dan kupu-kupu di mana-mana.
Setelah Su Mohan mengganti bola lampu di lantai tiga, ia melemparkan mantelnya ke dalam mobil dan langsung pergi ke Hotel Dinasti. Tetapi, ia masih terus memikirkan perkataan wanita paruh baya itu sekarang, Bagaimanapun juga, seorang gadis itu harus selalu dimanja… Tidak tahu berapa banyak orang yang menunggunya…
Entah apa yang salah, namun Su Mohan merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan ketika memikirkan hal ini.