Mencuri Hati Tuan Su

Menunggu Sarapannya yang Penuh Cinta



Menunggu Sarapannya yang Penuh Cinta

1Su Mohan yang berada di bangsal sudah bangun. Dengan sebuah buku di tangannya, ia membaca buku itu dengan cermat.     

Su Mohan sesekali melirik ke arah pintu, dan ketika mendengar suara pintu dibuka, ia melihat ke arah pintu lagi. Ketika melihat bahwa yang datang adalah Chu Zheng, ekspresi sedikit kecewa melintas di matanya.     

Chu Zheng mendirikan meja di sisi tempat tidur rumah sakit, kemudian meletakkan makanan di depan Su Mohan, terutama makanan yang dikirim oleh Ye Fei di posisi paling dekat dengan Su Mohan, kemudian diam-diam pergi.     

Su Mohan awalnya tidak memperhatikan dan ia tidak memiliki nafsu makan.     

Tepat setelah mencoba satu gigitan, ia sedikit mengernyit, dan dengan hati-hati melihat piring di atas meja lagi, lalu mengambil sumpit dan mencobanya lagi.     

Su Mohan tidak mengerti apa yang salah karena ia merasa beberapa hidangan pertama rasanya sedikit berbeda. Alis Su Mohan belum mengendur sampai ia mencicipi hidangan pada piring yang diletakkan di barisan belakang. Pada satu gigitan, ia dapat merasakan bahwa itu adalah rasa khas yang dibuat oleh juru masaknya sendiri.     

Su Mohan menatap piring di depannya dengan linglung, lalu alisnya perlahan mengendur dan ia makan dengan lahap.     

Ketika para pelayan datang untuk membersihkan peralatan makan, mereka tidak bisa menahan diri dan sedikit terkejut ketika mereka melihat piring kosong di depan mereka. Mereka tahu betul bagaimana kebiasaan Tuan Muda mereka. Tuan Muda mereka biasanya tidak pernah memakan seluruh hidangan di atas piring hingga piring tersebut kosong.     

Meskipun pelayan sedikit terkejut, pelayan tetap tidak banyak bicara. Setelah mengemasi semuanya, pelayan diam-diam keluar dari ruangan.     

Suasana hati Su Mohan meningkat pesat. Setelah sarapan, ia mulai menantikan makan siang, dan menunggu sampai tengah hari sampai makanan segera disajikan lagi.     

Hal pertama yang dilakukan Su Mohan adalah mencicipi setiap hidangan. Chu Zheng, yang berdiri di samping, sedikit terkejut dan menatap Su Mohan dengan rasa ingin tahu.     

Saat makan malam, Chu Zheng mengubah urutan hidangan. Alih-alih meletakkan makanan yang diberikan oleh Ye Fei di barisan depan, ia mencampurnya secara acak dengan apa yang disiapkan oleh juru masak. Hasilnya, ketika para pelayan membersihkan peralatan makan, Chu Zheng melihat bahwa makanan yang diantar oleh Ye Fei telah dimakan habis. Chu Zheng pun segera merasa jijik pada Tuan Muda di dalam hatinya.     

Jelas, Su Mohan sangat menantikan kedatangan orang lain, tetapi begitu orang tersebut datang, Su Mohan malah berpura-pura tidak ingin melihat orang itu.     

'Kamu pantas untuk memiliki kebencian yang mendalam dan merasa kesepian sampai tua!'     

Tepat ketika Chu Zheng memandang Su Mohan dengan jijik, sebuah tatapan dingin jatuh padanya. Chu Zheng bergidik dan menundukkan kepalanya diam-diam, kemudian Su Mohan diam-diam membuka mulutnya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?"     

Chu Zheng berdeham dan menjawab, "Aku sedang memikirkan kapan Tuan Muda akan pulih."     

Su Mohan mendengus pelan dan berkata lagi, "Lebih kamu pastikan bahwa kamu tidak membawakanku makanan yang kacau ini untuk dimakan, jika tidak ..."     

Mendengar ancaman Su Mohan, Chu Zheng, tidak peduli seberapa baik suasana hatinya saat ini, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengacungkan jari tengah dan mengumpat di dalam hati.     

'Sial, jelas-jelas kamu memakan semua makanan yang telah diberikan, tetapi kamu masih berpura-pura!'     

Pagi-pagi keesokan harinya, Chu Zheng melihat rantang makanan di tangannya. Ia tidak berencana menuangkannya ke dalam nampan, melainkan meletakkannya di dapur, dan langsung mengirim makanan yang telah disiapkan oleh juru masak kepada Su Mohan. Setelah itu, ia sendiri berada di dapur untuk membuka rantang makanan, dan duduk di meja makan kemudian memakan makanan di rantang makanan tersebut.     

Di tempat lain, dengan penuh harapan, Su Mohan akhirnya menunggu sarapannya yang penuh cinta itu lagi. Setelah bolak-balik mencicipi semua hidangan sebanyak dua hingga tiga kali, ia merasa yakin bahwa ia tidak menemukan sesuatu yang ia harapkan, wajahnya pun seketika menjadi gelap.     

Apakah hati nurani wanita itu hanya sebatas ini?     

Atau apakah dia ingin mencoba menyelamatkannya hanya dengan hidangan dalam satu hari saja?     

Su Mohan meletakkan sumpit di tangannya dengan wajah yang suram, membuat dua pelayan di sebelahnya berdiri dan tidak berani bernapas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.