Mencuri Hati Tuan Su

Maaf, Aku...



Maaf, Aku...

2"Hu Da, jaga dia baik-baik. Jika ada sesuatu yang terjadi kamu yang bertanggung jawab." Xiang Tianqi menasehatinya dan melirik Ye Fei dengan khawatir, lalu buru-buru pergi.     

Ye Fei terduduk di depan meja dan merasa sedikit kebingungan. Alai palsu? Ternyata Alai yang itu palsu!     

Sampai sekarang, ia masih merasa masalah ini sedikit tidak dapat diterima. Setelah menenangkan diri selama beberapa saat, Ye Fei melirik pria yang ditinggalkan oleh Xiang Tianqi dan berkata padanya, "Lanjutkan kesibukanmu. Sepertinya Tianqi sedang dalam keadaan yang tidak baik. Lebih baik kamu berada di sisinya dan membantunya."     

Pria itu ragu-ragu, kemudian Ye Fei membujuknya lagi, "Aku akan duduk di sini. Tidak apa-apa, lagi pula ada begitu banyak orang di sini, apa yang bisa terjadi?"     

Mendengar ucapan Ye Fei, pria itu mengangguk dan melirik Ye Fei dengan rasa terima kasih, karena pria itu benar-benar khawatir pada Xiang Tianqi.     

Setelah pria itu pergi, Ye Fei dengan cepat menemukan sudut ruangan yang sepi, lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Su Mohan.     

Pada saat ini, Su Mohan masih duduk di dalam mobil di luar gedung hotel. Ia melirik ponsel yang berdering dan akhirnya menghisap sebatang rokok di tangannya. Ia menurunkan sedikit kaca jendela mobil dan membuang puntung rokok tersebut, kemudian menjawab telepon.     

"Halo."     

"Halo? Su Mohan, apakah kamu tahu tentang Alai?" Ye Fei berkata dengan cemas.     

Su Mohan terdiam beberapa saat, lalu perlahan berkata, "Aku tahu."     

Ye Fei tertegun sejenak, padahal Ye Fei bahkan belum mengatakan apa-apa? Su Mohan sudah menjawab bahwa kalau dia mengetahui masalah yang terjadi?     

"Jadi … Alai yang itu … benar-benar atas suruhanmu?" Ye Fei berkata tidak percaya, menatap foto Alai dengan sedikit lesu.     

"Ya." Su Mohan masih tidak menyangkal.     

"Su Mohan, kamu pembohong! Aku memintamu untuk membuktikan Alai tidak bersalah dan menyelamatkannya! Tapi aku tidak memintamu untuk menemukan seorang wanita yang berpura-pura menjadi Alai untuk menipuku!" Ye Fei jelas sangat marah. Air matanya terus mengalir, bahkan nada suaranya tiba-tiba meningkat, membuat beberapa orang yang lewat sesekali menoleh ke arahnya dengan penasaran.     

Mendengarkan ucapan Ye Fei, hati Su Mohan sedikit sesak, tapi ia masih tidak menutup telepon. "Maaf, aku …"     

"Maaf? Kapan kamu memutuskan untuk membohongiku? Apakah kamu tidak berencana mengatakannya padaku jika Xiang Tianqi tidak memberitahuku? Su Mohan, kamu menganggapku bodoh?" Ye Fei mencibir, suaranya berubah menjadi agak tajam, kemudian menutup telepon dengan sekejap.     

Ye Fei berdiri sendirian di pojokan dengan kedua tangan di sisi tubuhnya, sambil memegang ponsel dengan erat di salah satu tangan.     

Ia tidak bisa membayangkan Alai yang ia temui beberapa hari yang lalu adalah orang lain. Bagaimana bisa Su Mohan mengatur rencana Alai palsu untuk menipunya! Ia padahal jelas sangat percaya padanya ...     

Ye Fei tiba-tiba mengingat kembali ketika mereka makan bersama hari itu. Xiang Tianqi seperti sedang mengejek Su Mohan yang selalu penuh dengan tipu daya. Mungkin hal itu mengacu pada Su Mohan yang dapat menemukan seseorang dengan 90% kemiripan dengan Alai.     

Ye Fei tanpa sadar berjalan keluar dari pojokan, kemudian melihat seikat besar bunga krisan dan foto hitam putih Alai, merasa sedikit linglung. Jadi, apakah Alai benar-benar mati? Sejak kapan? Apakah dia ditembak mati saat dieksekusi?     

Ye Fei berdiri di depan meja persembahan dengan air mata mengalir di wajahnya. Rasanya baru saja kemarin ia dan Alai di penjara bersama. Tapi keadaan tiba-tiba berbalik. Mereka bagaikan yin dan yang, dipisahkan hanya dengan satu putaran.     

Ye Fei awalnya selalu berpikir bahwa ia bisa bersikap acuh tak acuh. Ia berpikir setiap pertemuan hanya sebuah kebetulan, bahkan merasa selama ia bekerja keras, ia pasti memiliki hati nurani yang bersih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.