Mencuri Hati Tuan Su

Brankas



Brankas

1Suara mobil menyala terdengar dan Su Mohan berkata, "Sepertinya yang pergi itu adalah Jiang Huiru."     

Ye Fei mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa.     

Su Mohan mengangkat dagu Ye Fei bersama dengan alisnya yang terangkat kemudian berkata, "Bukankah kamu selalu ingin membuka brankas milik Ye Tiancheng?"     

Baru pada saat itulah Ye Fei mengerti kenapa Su Mohan muncul di sini siang bolong.     

Karena Su Mohan memperkirakan, setelah tragedi yang terjadi pada Ye Ya, orang-orang itu akan pergi, dan sebagian besar pelayan akan sibuk membersihkan tempat kejadian di lantai pertama setelah kekacauan terjadi. Saat ini, keamanan di lantai dua yang biasanya bisa dikatakan sangat ketat menjadi longgar, yang mana hal itu sangat jarang terjadi dan bisa menjadi kesempatan yang sangat bagus.     

"Kenapa aku tidak berpikir sampai ke situ … Ayo kita pergi sekarang." Ye Fei membangkitkan semangatnya dalam sekejap. Matanya berbinar tidak wajar, penuh harap, gelisah, dan kecemasan berlebih.     

Su Mohan mengangguk ringan dan memberi Ye Fei isyarat untuk diam, kemudian membuka pintu dan memberi isyarat kepada pengawal yang tidak jauh dari sana. Pengawal itu mengangguk dan mematikan alarm inframerah di lantai dua. Kemudian memimpin satu-satunya pelayan yang berada di lantai dua untuk turun ke bawah.     

Su Mohan melirik koridor lurus, lalu mengangkat kepalanya untuk memastikan bahwa kamera pengawas tidak menyala. Ia tidak menoleh ke belakang, namun hanya mengulurkan tangannya yang besar.     

Ye Fei memandang tangan Su Mohan dan buru-buru mengulurkan tangan untuk meraih tangan Su Mohan. Ia melangkahkan kakinya dengan ringan dan berjalan keluar ruangan bersama Su Mohan dengan sedikit kecemasan dan ketegangan.     

Su Mohan menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Ye Fei. Mata Ye Fei yang waspada benar-benar terlihat seperti pencuri kecil, sangat menggemaskan.     

Segera, Su Mohan tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Kenapa kamu sangat gugup? Apakah mereka yang ada di lantai bawah bisa mendengar langkah kakimu?"     

Melihat bahwa Su Mohan langsung berjalan lurus, Ye Fei langsung pergi ke kamar Ye Tiancheng tanpa terburu-buru. Untuk sementara, Ye Fei merasa seperti benar-benar sedang membuat keributan.     

"Jika bukan karena kamu yang sebelumnya membuat suasana terlalu tegang, aku tidak akan menjadi sangat gugup seperti ini." Ye Fei mengeluh.     

Su Mohan mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Ye Fei. "Jangan khawatir."     

Ye Fei mengikuti Su Mohan. Melihat Su Mohan sangat familiar dengan jalan menuju pintu kamar tidur Ye Tiancheng, Ye Fei segera bertanya dengan sedikit terkejut, "Bagaimana kamu bisa tahu dimana kamar Ye Tiancheng berada?"     

Su Mohan melirik Ye Fei dengan sinis, "Kamu pikir aku hanya iseng dan datang begitu saja tanpa persiapan?"     

Ye Fei mengatupkan bibir. Baiklah, sepertinya Su Mohan telah mengerjakan cukup banyak PR sebelumnya.     

Berjalan menuju pintu kamar, Su Mohan mengeluarkan sepasang sarung tangan putih dari sakunya, kemudian memakainya, lalu dengan lembut memutar kunci pintu, dan pintunya terbuka dengan mudah.     

"Tidak terkunci?" Ye Fei berbisik. Meskipun ini adalah kamar tidur, pasti akan dikunci bahkan ketika orang itu pergi pada hari biasa.     

"Sepertinya karena Jiang Huiru pergi tiba-tiba sehingga lupa untuk mengunci pintunya." Su Mohan menjelaskan.     

Ye Fei mengangguk dan mulai melihat ke dalam kamar tidur.     

Kamar tidur itu luas sama seperti yang ada di ingatan Ye Fei. Walaupun banyak ruangan dalam rumah yang berubah setelah ia pindah, kamar tidur utama tetap tidak berubah. Bahkan penempatan tempat tidurnya masih sama seperti sebelumnya.     

Tanpa menunda, Ye Fei berjalan langsung ke dinding kamar. Di dinding ada sepasang lukisan tergantung, lukisannya sangat sederhana dan elegan.     

Ia ingin mengulurkan tangan untuk menurunkan bingkai lukisan itu, tapi Su Mohan maju selangkah dan lebih dulu menurunkan seluruh bingkai tersebut.     

Setelah menurunkannya, sebuah lubang dengan lebar kurang dari satu meter terlihat di dinding. Brankas abu-abu perak tertanam di dalamnya. Dengan segera, pintu brankasnya terekspos di depan mereka berdua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.