Mencuri Hati Tuan Su

Orang Kaya Bebas!



Orang Kaya Bebas!

2Su Mohan mendorong kursi roda Ye Fei ke depan. Di halaman depan vila ada beberapa hamparan bunga, di tengahnya ada air mancur, tidak lupa beberapa patung di setiap sisinya.     

Segera, setelah mereka melewati jalan setapak di taman, Ye Fei berhenti di depan pintu berukir emas. Pintu berbentuk kipas tangan terbuka lebar dan semua yang ada di ruangan itu bisa terlihat dengan jelas.     

Langit-langit ruangannya tinggi dengan lampu kristal mewah digantung di atasnya. Lantai ruangannya dilapisi dengan karpet beludru tebal, dan lukisan cat minyak artistik digantung di dinding pada kedua sisi bangunan dalam. Berjarak belasan meter ke depan, terlihat dua guci porselen setinggi badan manusia.     

"Su Mohan … Apakah ini benar-benar rumahmu?" Ye Fei tidak bisa menahan untuk tidak bertanya-tanya. Ia terlalu sulit untuk percaya hingga ia hampir menggigit lidahnya.     

"Ya." Su Mohan menjawab dengan singkat seperti biasa.     

Ye Fei didorong menuju lift oleh Su Mohan, dipimpin oleh kepala pelayan, melewati koridor dan naik ke lantai dua.     

Ye Fei merasa ada yang salah dengan otak Su Mohan. Rumah keluarganya persis seperti istana, tapi ia malah tinggal di hotel setiap hari. Meski hotelnya juga lumayan, tapi ada lebih dari seratus pelayan yang tinggal di istana ini dan dia tetap tinggal di hotel? Bukankah otaknya bermasalah?     

Setelah melewati koridor, gaya dekorasinya berubah. Jika dibandingkan dengan kemewahan sebelumnya, gayanya lebih sederhana. Dibalik pintu dan jendela yang menghalangi, ada sebuah bangunan kecil tiga lantai. Ketika masuk ke dalam, terlihat jelas ada lebih sedikit pelayan daripada di luar sana. Setelah berjalan sejauh ini, Ye Fei hanya melihat ada dua pelayan di sini.     

Ye Fei bisa melihat kalau bangunan kecil yang dipisahkan oleh satu ruangan ini adalah tempat tinggal Su Mohan. Menurut temperamennya, pria itu tidak suka jika ada terlalu banyak orang yang mengganggunya.     

Su Mohan mendorong Ye Fei menuju kamar tidurnya. "Ini adalah kamar tidurnya."     

"Kamar mandi."     

"Ruang belajar."     

"Ruang keluarga."     

Su Mohan mengajaknya berkeliling sambil memberikan pengenalan singkat kepada Ye Fei. Ye Fei mengangguk dan berseru, "Disini masih terlihat seperti tempat tinggal yang normal. Ketika masuk tadi, aku hampir mengira bangunan itu adalah museum dari kerajaan Inggris."     

Su Mohan tersenyum ringan dan membawanya langsung ke lantai tiga.     

Di lantai tiga, mata Ye Fei benar-benar dibutakan. Di sana terdapat ruang piano, ruang latihan bela diri, ruang gym, kolam renang, dan pemandian air panas. Semuanya lengkap. Bahkan Ye Fei yang berasal dari keluarga kaya pun juga dibutakan oleh semua itu.     

Dalam analisis terakhirnya, Ye Fei dapat menyimpulkan sebuah kalimat: 'Orang kaya mah bebas!'     

Namun, Su Mohan tidak dengan sombong memamerkan kekayaannya pada wanita tercintanya seperti remaja labil. Ia hanya memperlihatkan sedikit pada Ye Fei dan secara singkat memperkenalkan beberapa penggunaan umum ruangannya, kemudian mendorong Ye Fei secara langsung untuk naik ke lantai empat.     

"Ada apa di lantai atas?" Ye Fei tidak bisa lagi membayangkan jika ada hal lain di sini. Memang apa lagi yang bisa ditempatkan di lantai empat yang besar?     

Su Mohan tidak membuka menjawab, sehingga Ye Fei harus menunggu dengan sabar. Ia akan segera melihatnya sendiri, jadi tidak ada gunanya bertanya.     

Ketika pintu lift terbuka, Su Mohan menutup mata Ye Fei dengan tangannya. Jari-jari Su Mohan yang hangat terkena hela napasnya, membuat Ye Fei merasa sedikit malu.     

"Tutup matamu," kata Su Mohan dengan suara yang dalam, karena ia sadar jika dirinya menutup mata Ye Fei dengan tangannya, ia tidak bisa mendorong kursi roda lagi.     

Ye Fei dengan patuh menutup matanya. Bulu matanya yang panjang menyapu ringan jari-jari Su Mohan, membuatnya sedikit geli.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.