My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Akhirnya Chleo Sadar



Akhirnya Chleo Sadar

0"Apa aku boleh memelukmu?"     

"Boleh! Tentu saja boleh! Ck. Kapan aku bisa keluar dari sini?" layaknya seperti anak kecil, Chleo tidak berhentinya mengeluh pada Aslan membuat Aslan yang biasanya sabar kini menjadi agak merasa jengkel dengan kebawelan Chleo.     

Chleo yang tidak memiliki energi dari raja merah lebih cerewet dibandingkan Chleo berambut merah. Dia heran bagaimana Axel, sang raja biru bisa bertahan bersama dengan dua Chleo berbeda namun sama-sama menyebalkan.     

Yang satu suka berkata kalimat pedas dan menyakitkan telinga sementara yang satu terlalu banyak bicara membuat telinganya terasa panas.     

Sedari awal, Chleo di masa ini memang sangat enerjik seolah stamina tubuhnya tidak pernah habis. Dia juga sangat suka bercerita dan memasang ekspresi memelas andalannya jika dia benar-benar menginginkan sesuatu namun ayahnya tidak mengizinkannya.     

Itulah sifat dasar Chleo di masa ini.     

Tapi, berbeda dengan Chleo di masa lampau. Sifat dasar yang begitu ceria ini berubah total semenjak dia sekarat di sungai dan diselamatkan oleh transfusi sumber energi kehidupan.     

Bukannya antusias seperti Chleo yang ingin dipeluk oleh kekasihnya, 'Chleo' yang memiliki jiwa merah merasa takut serta gugup.     

Dia tahu Axel tidak akan melukainya, dia tahu pria itu terlalu menyayanginya sehingga tidak sanggup membuatnya terluka.     

Tapi, dia tetap merasa takut, karena terakhir dia dipeluk oleh seorang pria adalah hari dimana dia melihat kematian sebelum dia sendiri dijemput kematian.     

Namun, Axel salah paham karena mengira Chleo masih takut padanya dan mengira dia akan melukai gadis itu.     

Dengan gerakan yang sangat halus, Axel menutup celah apapun yang tersisa diantara mereka, lalu melingkarkan kedua tangannya kebelakang punggung Chleo, namun tidak benar-benar memeluknya.     

Axel hanya menyentuh punggungnya dan tidak mendekap tubuh mungil istrinya. Sentuhannya seringan bulu namun Axel memastikan Chleo merasakan sentuhan kedua lengannya pada punggungnya.     

Axel berusaha meyakinkan Chleo bahwa dia tidak akan menyakiti Chleo ataupun membiarkan siapapun menyakitinya. Dia tidak ingin Chleo takut padanya karena dia tidak ingin ditakuti.     

Axel tidak keberatan jika orang lain akan takut padanya begitu mengetahui identitasnya sebagai raja biru dan dia juga tidak berniat untuk mengubah pandangan orang-orang terhadap dirinya.     

Namun dia tidak pernah sedikitpun ingin menciptakan rasa ketakutan serta trauma dari istrinya. Dia tidak ingin Chleo merasa takut padanya ataupun merasa segan terhadapnya.     

Keinginan Axel hanyalah satu, yaitu Chleo bisa hidup bahagia bersamanya.     

Tapi jika seandainya hingga pada akhir Chleo tetap tidak bisa bahagia disaat bersamanya, maka Axel akan melepaskannya.     

Tanpa disadarinya, sebuah air mata menetes keluar dari ujung mata Axel. Tampaknya dia terlalu takut menghadapi kenyataan bila seandainya Chleo memutuskan untuk meninggalkannya.     

Sementara 'Chleo' sendiri, dia tidak tahu perasaan duka seperti apa yang sedang terjadi pada diri Axel. Dia juga tidak melihat air mata yang keluar dari ujung mata pria itu karena apa yang dilihatnya saat ini adalah dada bidang suaminya.     

'Chleo' masih sibuk berusaha menenangkan dirinya sendiri semenjak pria itu memeluknya dengan sangat halus dan penuh kehati-hatian seakan dia ini adalah barang mudah pecah bila direngkuh dengan erat.     

Dia bisa merasakan dua tangan melekat pada punggungnya. Dia bisa merasakan hawa dingin yang sangat khas yang memancar dari tubuh suaminya. Jarak mereka sangat dekat hingga 'Chleo' nyaris bisa mendengar irama detakan jantung suaminya.     

Hanya saja, tubuh mereka tidak benar-benar menempel karena pria itu sama sekali tidak menekan tubuhnya untuk mendekapnya dengan erat.     

Apakah mungkin pria ini sengaja tidak mendekapnya karena tidak ingin menakutinya?     

'Chleo' yang tadinya merasa gelisah serta takut menghadapi perasaannya yang kacau, kini mulai merasa lebih tenang. Dia menempelkan dahinya pada dada bidang suaminya sementara kedua tangannya menggamit sisi ujung baju pria itu.     

Merasakan tidak ada perubah dari gerakan suaminya, 'Chleo' memberanikan diri menolehkan kepalanya untuk merubah posisinya, lalu menempelkan sebelah wajahnya ke tubuh pria itu.     

'Chleo' mendesah khidmat saat merasakan hawa dingin namun hangat saat wajahnya menempel tubuh pria itu.     

Apakah ini mungkin?     

Apakah bisa seseorang merasakan dingin yang enak namun merasa hangat disaat yang sama?     

Secara perlahan, kedua tangan 'Chleo' bergerak melingkar hingga akhirnya mengaitkan kesepuluh jemarinya di belakang pinggang Axel yang secara otomatis, kedua tubuh mereka saling menempel tanpa ada celah apapun diantara mereka.     

Hal ini membuat Axel terpana hingga tak mampu berkata apa-apa. Dia sama sekali tidak menyangka istrinya akan berinsiatif sendiri memperatkan pelukan mereka.     

Karena Chleo sudah memeluknya, Axel mulai berani memberi tekanan pada sentuhan tangannya. Dua tangan besarnya menyilang dengan sempurna dibelakang punggung Chleo untuk memperat pelukan mereka.     

Tekanan pada sentuhannya tegas namun tidak menyakitkan dan keduanya berpelukan untuk beberapa saat.     

Ah, ternyata seperti ini rasanya dipeluk oleh suaminya. Rasanya sanggup membuat hatinya merasa teduh dan penuh saat berada didalam dekapan pria ini. Dia tidak mengerti mengapa dirinya yang dulu menutup rapat hatinya dan tidak membiarkan pria ini masuk kedalam hatinya.     

Disaat dia berpikir dia merasa lebih nyaman bersama Alexis dibandingkan Axel, bolehkah dia menariknya kembali?     

Dia mungkin tidak merasa nyaman bersama pria ini. Ada momen dimana jantungnya berdegup kencang menyesakkan dadanya, dan juga momen dimana perasaan bersalah menghantui pikirannya, tapi… bukankah itu semua karena dia mencintai pria ini?     

'Chleo' mencintai pria ini, bahkan lebih besar daripada perasaannya terhadap Alexis. Ah, bukan. Sepertinya perasaannya terhadap Alexis juga bukanlah cinta.     

Alexis hanya kebetulan berada disisinya disaat dia membutuhkan sebuah teman curhat. Pria itu hanya kebetulan masuk kedalam kehidupannya disaat dia sedang lemah.     

Dia juga tidak memiliki pilihan lain selain memikirkan Alexis disaat dia tidak memiliki kesibukan.     

Dengan kata lain, perasaannya terhadap Alexis hanyalah perasaan 'terbiasa' karena sering menghabiskan waktu bersama pria itu.     

Dia yakin, jika seandainya kondisi mentalnya kuat dan dipenuhi dengan sukacita, walaupun dia bertemu dengan Alexis lebih dulu daripada raja biru, dia tidak akan jatuh cinta pada pemuda itu.     

Akhirnya, 'Chleo' sadar, perasaannya terhadap Axel bukanlah perasaan kebetulan. Pria itu berhasil masuk kedalam hatinya disaat dia bersikeras menutup hatinya. Pria itu berhasil memenuhi pikirannya walaupun dia memikirkan banyak hal dalam kehidupannya.     

Tanpa disadarinya, 'Chleo' membiarkan hatinya terbuka lagi, membuat Chleo yang terkurung didalam ingatannya terdalam bisa keluar kembali.     

Chleo menatap sosok misterius dengan tatapan bertanya-tanya.     

"Sudah kubilang. Berikan dia waktu untuk menata perasaannya, maka semuanya akan baik-baik saja."     

Chleo tersenyum mengerti mendengar penjelasan Aslan. "Lalu apa yang harus kulakukan sekarang?"     

"Penerimaan. Aku yakin dia siap menerima kehidupanmu di masa-masa ini, tapi, apakah kau sanggup menerima kehidupanmu di masa lampau?"     

Chleo sudah mendengar serta melihat apa saja yang terjadi pada dirinya di masa lalu. Kalau boleh jujur, dia lebih memilih untuk membuang ingatannya sebagai Chleo berambut merah dan tetap menjadi Chleora Regnz yang sekarang.     

Aslan sendiri juga sudah memberitahunya. Dia bisa mengurung 'Chleo' versi berambut merah disaat 'Chleo' lengah sehingga kepribadian Chleo akan kembali seperti sedia kala seutuhnya tanpa harus mengambil atau menghancurkan jiwa merahnya.     

Tapi…     

Apakah Axel akan marah saat mengetahui apa yang telah direncanakannya?     

>>>>> From author     

Hai hai para pembacaku yang tercinta. Privi readers 'The Flame Queen And Her Sly Lover' sudah mencapai 450 nih. Tinggal 50 lagi untuk mencapai angka 500.     

Yukz share ke teman2 lainnya dan ajak mereka untuk beli privi saya di global. Kalau berhasil mencapai 500, saya akan up 3 bab disini di tanggal 1 Novembet dan 5 bab di 'Awas, Papa! Mama Mau Membunuhmu' pada tanggal 1 dan 2 November.     

Btw, buat nambah semangat kita semua, pas sekali di tanggal 1 atau 2 November saya akan publish kemesraan yang 'ehem ehem' (kalau up 3 bab langsung) buat Axel dan Chleo (masih di bab privi sih). Jadi mesti nunggu minggu depan untuk bisa baca bab yang 'ehem ehem' :face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth:     

Yukz, semangat beli privi tier 1 di The flame queen. Harganya cuman 1 koin dan ga perlu dibuka chapternya :beaming_face_with_smiling_eyes::beaming_face_with_smiling_eyes:     

Happy reading!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.