My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Pindah Rumah



Pindah Rumah

1Meisya, Stanley beserta Angel dan Colen berdiri di depan sebuah rumah klasik bertingkat dua. Rumah itu terlihat sederhana tapi sangat elegan dan minimalis. Sekali lihat, Meisya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.     

Bertumbuh di lingkungan serba mewah, Meisya merasa antusias menghadapi lingkungan sederhana nan indah.     

Alasan mengapa mereka pindah karena yang pertama.. Stanley sudah merasa bosan dengan apertemennya. Yang kedua, seorang petugas pemerintahan Jerman telah datang untuk mengurus pernikahan Stanley dan Meisya. Stanley tidak mau ambil resiko membiarkan orang lain tahu tempat tinggal Meisya.     

Mereka sengaja hanya meregistrasikan pernikahan saja tanpa acara apa-apa. Dengan begitu mereka tidak perlu menarik perhatian yang tidak diinginkan. Selain itu, mereka bisa mengadakan pesta pernikahan kapanpun mereka mau setelah semua urusan di Jerman selesai.     

Sebelumnya Meisya merasa heran-heran dengan kecepatan Stanley dalam mengurus semuanya. Dia tidak tahu kenapa Stanley sangat terburu-buru menikahinya dibandingkan Meisya yang ingin menikah dengan Stanley.     

Memang situasi Meisya saat ini sangat krusial dan jika dia tidak segera memutuskan hubungan dengan Heinest, entah kapan dia akan kembali diculik oleh Peskhov atau rencana buruk lainnya dari Lemar.     

Hanya saja, Meisya masih bisa menunggu dan pernikahan mereka tidak perlu diburu-buru seperti ini.     

Meski begitu, Meisya tetap mengiyakan dan menyetujuinya. Lagipula, Stanley sudah berjanji tidak akan menindasnya lagi begitu mereka menikah. Meisya sendiri juga sudah menyetujui surat perjanjian mereka dan dia tidak memiliki alasan untuk menolak ataupun menunda hari pernikahan mereka.     

Karena itulah sekarang mereka resmi menjadi sepasang suami istri dan memutuskan tinggal di sebuah rumah sederhana.     

Stanley membiarkan Meisya masuk duluan untuk menjelajahi rumah tersebut.     

Perabotan unik serta antik telah tersedia. Ada tempat perapian yang cantik di tengah-tengah ruangan, serta ada upright piano di ujung ruangan membuat Meisya bersukacita.     

Sudah lama sekali dia tidak bermain piano semenjak dia 'diculik' Stanley. Sepasang mata coklatnya berbinar-binar. Akhirnya dia bisa menggerakkan jemarinya ke atas tuts piano yang sangat disukainya itu.     

Berjalan lebih dalam lagi, Meisya menemukan sebuah hamparan luas dengan tumpukan salju yang menutupi tanaman hias yang hanya tumbuh di musim dingin. Lalu dia melihat lautan biru dihadapannya membuatnya memekik senang.     

Seumur hidupnya Meisya tidak pernah pergi ke laut, bahkan ke pantaipun sangat jarang. Dia tinggal didalam istana dimana banyak pepohonan disekitarnya. Dia merasa seperti tinggal di tengah hutan daripada di istana.     

Kini dia akan tinggal dekat laut dimana dia akan mencium aroma khas laut tiap pagi dan bisa mendengar suara ombak yang sangat menghanyutkan.     

Meisya melirik ke arah Stanley yang baru saja selesai memasukkan koper serta barang berat lainnya.     

Stanley menyadari seseorang tengah memperhatikannya dan berbalik ke arah istrinya. Istri.. ah, kenapa hatinya begitu berbunga-bunga menyebut Meisya sebagai istrinya.     

Stanley tersenyum lebar melihat pancaran kagum pada sepasang mata Meisya. Jelas sekali gadis itu sangat menyukai tempat ini.     

"Kau menyukainya?" Stanley bertanya dengan nada jenaka.     

"Kau bercanda? Kata suka tidak akan cukup mendeskripsikan perasaanku pada tempat ini. Bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?"     

"Hanya kebetulan." jawab Stanley asal-asalan.     

Mana mungkin dia memberitahunya kalau sebenarnya dia mencari tempat khusus yang sesuai dengan selera gadis itu selama beberapa hari ini.     

Stanley juga tidak bilang kalau dia sudah membeli tempat ini. Dia tahu Meisya pasti akan menyukai tempat ini, karena itulah dia memutuskan untuk membelinya. Uniknya, Stanley sengaja tidak mengatasnamakan namanya untuk rumah ini, melainkan nama istrinya. Karena itu, rumah ini murni adalah milik Meisya.     

"Kau boleh pilih kamarmu duluan." ujar Stanley kemudian.     

"Aku boleh memilih?"     

"Tentu saja."     

Meisya sudah melihat hingga ke sudut ruangan sebelum Stanley bertanya padanya. Dari lima kamar yang ada, ada satu kamar yang sangat disukainya. Kamar itu berada di lantai dua dan menghadap ke arah laut!     

Kamar tersebut memang bukan kamar utama, jadi ukurannya tidak sebesar dengan kamar utama, tapi Meisya sangat menyukainya.     

Lagipula, kamarnya juga tidak bisa dibilang kecil karena cukup memuat satu ranjang besar, meja rias yang panjang serta dua buah lemari pakaian besar.     

"Aku suka kamar ini." jawab Meisya kemudian.     

"Hm. Kalau ada yang ingin kau rombak, lakukan saja. Kau bisa mendesign ulang tatanan rumah ini."     

"Aku boleh melakukannya?"     

"Tentu saja."     

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Meisya semakin cinta terhadap pria yang kini adalah suaminya. Tidak hanya berhenti menindasnya dan menepati segala yang dijanjikannya, tapi pria itu memberinya kendali penuh untuk mengatur rumah mereka.     

Meisya terbiasa dilayani oleh para pelayan. Design kamar, pakaian serta perhiasan sudah ditentukan oleh kepala pelayan. Meisya tidak bisa menentukan pilihannya sendiri. Walaupun dia ingin memilih sendiri, kepala pelayan tidak akan membiarkannya.     

Atas perintah janda permaisuri segala kebutuhan serta penampilan Meisya harus sesuai dengan peraturan dan tema yang ditentukan.     

Karena itu Meisya merasa sangat senang dia bisa menentukan pilihannya sendiri. Memilih kamar, memilih design serta tatanan rumah ini. Meisya bahkan sudah mulai membayangkan untuk mengubah letak perabotan mereka agar tampak lebih elegan sesuai seleranya.     

Seperti piano yang diletakkan di ujung ruangan. Dengan tempat seperti itu, hanya orang yang jarak dekat saja bisa melihat atau mendengarnya bermain piano.     

Meisya teringat, dulu saat dia berlatih piano, Dieter, Leonard serta Adrianna sangat menikmati permainan pianonya. Bahkan saudara-saudara lainnya yang awalnya sedang bertengkar atau sibuk dengan kegiatannya masing-masing berhenti untuk mendengarkannya bermain piano.     

Mereka bahkan saling berpasangan untuk berdansa mengikuti irama musik Meisya. Adik bungsu mereka yang awalnya menangis, berhenti menangis dan turut bergabung dengan Meisya untuk mencoba bermain piano.     

Salah satu alasan kenapa Meisya sangat suka bermain musik adalah karena melalui musik dia merasakan kehangatan keluarganya saat bersamanya. Dia tidak merasa sendirian ataupun kesepian. Saudara-saudaranya juga bersikap baik padanya.     

Karena itulah dia ingin meletakkan upright piano tersebut di tengah ruangan agar dimanapun orang tersayangnya berada bisa mendengarnya dan merasakan kehangatan keluarga yang sama.     

Setelah merapikan pakaiannya ke dalam lemari, Meisya keluar untuk membantu Angel menyiapkan makan malam. Sementara Stanley dan Colen sedang sibuk memasang beberapa kamera serta box speaker agar Selenka bisa mengawasi seluruh ruangan utama.     

Ada juga Joan serta Tanya yang datang secara khusus dari Jerman untuk membantu Stanley. Meisya ingat dia pernah bertemu dengan Tanya disaat dia tidak sengaja menabrak Katie di Muchen.     

Meisya baru diberitahu ternyata atasan Stanley yang dimaksudkan selama ini adalah Kinsey yang merupakan kekasih Katalina. Kenyataan ini membuatnya lega luar biasa. Setidaknya sekarang dia yakin, suaminya ini bukan orang jahat atau seorang kriminal yang sedang diincar oleh polisi.     

Dia tahu Katalina adalah orang baik. Begitu juga dengan Kinsey yang dia pernah dengar bahwa keluarga Kinsey adalah rekan bisnis dari pimpinan Tettero. Karena itu, keputusannya untuk menikah dengan Stanley sama sekali tidak disesalinya.     

Kalaupun Stanley ternyata adalah seorang kriminal, Meisya juga tidak akan menyesal. Pria itu memenuhi apa yang dijanjikannya. Stanley mungkin bukan orang romantis, tapi dia selalu berbicara terang-terangan tanpa takut menyinggung perasaannya.     

Segala sikap dan perlakuan pria itu pada dirinya apa adanya. Disaat pria itu tidak ingin bersamanya, Stanley secara terang-terangan menolaknya. Disaat pria itu memutuskan untuk membantunya, sikap Stanley sangat baik dan penuh pengertian.     

Malahan terkadang Stanley akan melakukan sesuatu yang sangat tidak biasa. Seperti saat merayunya, atau menggodanya. Pria itu bahkan tidak berhenti tersenyum padanya dan mencari kesempatan untuk menyentuhnya dengan alasan tidak sengaja.     

Menerima perlakuan seperti ini bagaimana Meisya bisa mengubur perasaannya? Akhirnya dia menyerah mengusir Stanley dari pikirannya dan secara perlahan membiarkan Stanley menggandengnya atau merangkulnya meski tidak ada siapa-siapa disekitar mereka.     

Tepat disaat Angel serta Meisya selesai mengatur meja makanan, Stanley dan Colen juga selesai dengan sistem keamanan dalam rumah mereka.     

Mereka menikmati hidangan malam bersama sambil berbincang-bincang. Bahkan Colen yang dikira Meisya adalah orang yang kaku serta mengerikan, bisa mengumbar sebuah lelucon yang sangat lucu.     

Siapa yang menyangka, Colen yang pernah menangkapnya disaat dia hendak melarikan diri di hari pertama adalah orang yang menyenangkan. Ada juga Joan yang tidak pernah berhenti merayu serta menggoda Tanya.     

Tanya adalah pribadi yang sangat unik. Dia menghadapi semua rayuan Joan dengan ekspresi menggoda disaat bersamaan mematikan membuat Joan tidak berkutik dihadapannya.     

Joan pernah sempat merayu Meisya satu kali, setelah itu tidak lagi. Meisya tidak tahu alasannya tapi dia curiga Stanley adalah penyebabnya.     

Selesai makan malam, para pria melanjutkan memasang kamera di pelataran rumah. Meski sudah jam delapan malam, matahari masih belum terbenam. Jadi para gadis memutuskan untuk keluar menikmati salju sambil berbincang-bincang.     

"Bagaimana kehidupan pernikahanmu?" Tanya memulai percakapan.     

"Tidak seburuk yang kukira. Stanley memperlakukanku sangat baik."     

"Dia memang selalu baik pada wanita. Tapi aku sama sekali tidak mengira dia akan menikah. Dia bukanlah tipe orang yang akan jatuh cinta."     

"Apa maksudnya?" Meisya merasa tertarik dengan ucapan Tanya.     

"Stanley menutup hatinya terhadap cinta. Tiap kali dia merasakan ketertarikan pada seseorang, dia akan berhenti bersikap baik dan menghindarinya." kali ini Angel yang menjelaskan.     

"Karena itulah, aku dan Kinsey sangat terkejut mendengar pernikahan kalian. Kinsey bahkan marah-marah padanya."     

Kenapa Kinsey marah? Pernikahan mereka tidak ada hubungannya dengan Kinsey kan? Tapi yang lebih menarik perhatiannya adalah apakah benar Stanley menutup hatinya terhadap cinta? Jadi, sampai kapanpun.. Stanley tidak akan mencintainya?     

Memikirkan kemungkinan ini, Meisya menjadi murung.     

"Hei, jangan sedih. Yang penting kan sekarang kalian menikah. Itu berarti Stanley mencintaimu. Iya, kan?"     

"..." Meisya tidak bisa mengiyakan pertanyaan Tanya. Yang sebenarnya adalah mereka menikah demi kepentingan Meisya sendiri. Bukan karena cinta.     

Meskipun akhir-akhir ini Stanley bersikap baik padanya, Meisya tahu itu bukan karena cinta. Pria itu hanya membantunya. Tentunya Tanya serta Angel tidak mengetahui alasan yang sebenarnya.     

"Tanya, dia masih ragu tuh. Apa yang sebaiknya kita lakukan?"     

"Hm.. Aku rasa aku punya ide bagus."     

Meisya mengerling kearah keduanya dengan tatapan bertanya-tanya. Meisya masih belum mengerti saat Tanya mengambil segumpalan tumpukan salju dan membentuknya seperti bola.     

Namun saat menyadari tatapan Tanya serta posenya yang hendak melemparkan bola tersebut, Meisya hendak mencegahnya. Alas, dia terlambat. Bola salju tersebut telah melayang dan tepat mengenai sasarannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.