Merasa Kasihan.
Merasa Kasihan.
"Aku harap kamu tidak meneteskan air mata lagi saya Zio mengatakan hal yang belum sepenuhnya ia pahami. Sebagaimana kamu mencoba mengerti anak-anak ini, maka cobalah mengerti Zio tanpa harus terbawa perasaan. Karena kamu adalah ibunya dan itu tidak akan berubah." Ucap Julian lagi.
"Iya. Aku akan mencoba." Sahut Qiara sambil tersenyum.
"Bukankah kakak adalah Liana?" tanya seorang anak lelaki yang baru saja tiba ditempat mereka berkumpul. Kali ini, anak lelaki itu berkepala botak karena menderita kangker.
Qiara pun langsung mengangguk sambil tersenyum lebar.
"Kakak, Aku fansmu. Oleh karena itu aku bisa mengenalimu walaupun dari kejauhan. Apa aku boleh memelukmu?" Kata anak lelaki yang bernama Athar itu.
"Boleh kok." Jawab Qiara.
"Benarkah?" Si kecil Arthar seolah tidak percaya kalau ia diperbolehkan memeluk seorang artis.
"Tentu saja! " Setelah mengatakan itu Qiara pun langsung memeluk Athar dengan hangat. Sebagaimana ia memeluk Zio.
"Aku suka acting kakak!" Kata Athar setelah melepas pelukannya.
"Benarkah?" Tanya Qiara sambil menahan senyumannya.
"Tentu saja. Aku suka semua adegan mu dalam drama itu. Terutama saat Kakak memukul penjahatnya."
"Adegan memukul penjahat itu banyak. Tapi, adegan saat sedang apa yang kamu senangi?"
Athar menggaruk kepalanya karena bingung sebab semua bagian terlihat sama yaitu adegan mengalahkan penjahat.
"Pokoknya aku suka saat kakak memukul penjahatnya." Kata Athar.
"Kenapa kamu suka bagian itu? Bukankah banyak bagian yang lebih enak dari itu?" Tanya Qiara.
"Karena aku berharap bisa segera sehat agar aku bisa belajar bela diri untuk melindungi Mama agar tidak di pukuli oleh Ayah." Jawab Athar dengan yakin penuh semangat.
Qiara dan Julian tertegun mendengar jawaban Athar.
"Athar ... Maria ... Ayo sini, sudah waktunya minum obat, makan lalu tidur siang. " Kata Ibu ketua dengan suara yang lembut.
"Iya Ibu ketua!" Kata kedua anak itu bersamaan.
"Tuan Ju, saya harus mengurus mereka dulu. Anda bisa istirahat ditempat yang sudah disediakan!" Kata ibu ketua dengan ramah dan sopan.
"Oh ... Tidak apa-apa! Saya dan istri saya akan segera pulang. Urusan saya sama ibu dan anak-anak sudah selesai. Lain kali, saya akan membawa anak saya kesini." Kata Julian.
"Baiklah, kalau begitu hati-hati di jalan!"
"Iya, terimakasih!" Setelah itu Julian mengajak Qiara untuk masuk kembali ke mobil karena mereka sudah lapar dan ingin makan siang berdua di restauran Pavorite Qiara.
Sepanjang perjalanan, pikiran Qiara masih tertuju pada para penderita kanker di rumah itu. Melihat bibir-bibir pucat pucat dan keceriaan mereka seakan dipaksakan, hati Qiara pun terasa sangat sakit.
Tepat saat itu, Qiara menerima pesan dari Aurel. Seketika itu ia membacanya.
Dalam pesannya, Aurel meminta Qiara untuk segera ke YM Entertainment karena Kevin mencarinya.
"Julian ... Maafkan aku karena tidak bisa menemanimu makan siang. Semua karena aku harus kembali ke kantor." Kata Qiara dengan sedikit kesal karena dia sebenarnya ingin makan siang berdua dengan Julian.
"Tidak apa-apa. Aku akan mengantar mu. Tapi, kamu harus makan siang disana agar kamu tidak sakit." Kata Julian dengan khawatir.
"Iya. Kak Aurel biasanya meminta asistennya untuk membeli makanan yang banyak sehingga yang belum makan bisa makan walaupun terlambat." Ucap Qiara.
"Baiklah. Aku sekarang bisa lega."Setelah itu Julian mempercepat laju mobilnya.
Tidak lama kemudian, Qiara sampai di depan gedung YM Entertainment. Akan tetapi, ia harus turun agak jauh dari gerbang utama YM Entertainment.
"Sayang ... Sampai ketemu di rumah." Kata Julian sambil melambaikan tangannya.
Qiara pun mengangguk setelah itu ia bergegas masuk sebelum Kevin memarahinya karena terlambat.
Ruangan Kevin.
Setelah mengatur nafasnya, Qiara pun membuka pintu ruangan Kevin dengan pelan dan cemas.
Sontak Kevin menoleh ke arah pintu dan mendapati Qiara dengan ekspresi yang rimit.
"Apa saya sudah terlambat?" Tanya Qiara setelah berdiri di depan Kevin.
"Tidak juga, silahkan duduk!" Jawab Kevin sambil mempersilahkan Qiara untuk duduk.
Sesaat kemudian.
"Kenapa wajahmu terlihat sangat aneh, apakah kamu sakit?" Tanya Kevin sambil menatap Qiara.
"Apa aku terlihat sedang sakit?"
Kevin mengangguk mantap. Seketika itu Qiara pun langsung memegangi wajahnya karena ia merasa tidak sakit tali Kevin mengatakan sebaliknya.
"Oh iya, kenapa pak Kevin memanggil saya? Apakah say sudah melakukan kesalahan?" Tanya Qiara dengan ragu.
"Tidak ada. Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih karena iklanku sangat bagus. Kedepannya kamu harus mengambil banyak iklan. " Jawab Kevin sambil tersenyum.
"Terimakasih kembali pak Kevin. Kalau begitu saya pamit!" Ucap Qiara dengan penuh hormat.
"Iya. " Setelah itu Qiara keluar dari ruangan Kevin dan langsung di sambung oleh Aurel yang sedari tadi menunggunya dengan cemas.
"Apa yang Kevin katakan padamu? Apakah dia memarahi mu?" Tanya Aurel dengan penasaran.
"Tidak ada hal penting." Jawab Qiara dengan malas.
"Apapun itu, cepat beritahu Aku!" rengek Aurel dengan sedikit manja.
Qiara langsung mengerutkan keningnya melihat sikap Aurel yang tiba-tiba berubah.
"Sudah Kubilang bukan hal penting. Oh iya, apakah kakak masih punya makanan? Aku lapar karena belum makan siang? " Tanya Qiara dengan memelas.
"Kamu hanya boleh makan buah karena tubuhmu mulai kelihatan gendut!" Kata Aurel.
"Tapi aku lapar." Rengek Qiara.
"Sekali kau bilang tidak, maka tidak akan ada makanan karena nanti malam kamu harus melakukan beberapa pemotretan!" Kata Aurel sambil melangkah pergi meninggalkan Qiara tanpa memberikan Qiara kesempatan untuk protes.
Dengan cepat Aurel melangkah pergi meninggalkan Qiara sambil tersenyum karena dia tahu kalau Qiara pasti akan merayunya agar diberikan izin untuk makan.
'Kalau aku tidak makan siang maka Julian pasti akan marah padaku. Tapi jika dia tidak tahu maka aku akan aman. Oleh karena itu aku tidak akan memberitahunya. Tapi, aku lapar. "Ucap Qiara dengan cemberut dan sangat kesal karena ia bukan orang yang suka diet. Akan tetapi ia tidak bisa membantah karena ini demi karirnya.
Setelah itu ia segera menoleh kearah Aurel.
"Kak Aurel tunggu!" Teriak Qiara sambil mengejar Aurel yang sudah semakin jauh dengan berlari tampan memperdulikan siapapun.
Melihat artis dan Manager nya yang aneh itu membuat Helena dan Chika yang baru saja berselewanan dengan mereka itu menjadi kesal.
"Mereka pikir ini taman hiburan yang bisa digunakan untuk lari-lari? Mereka benar-benar sangat memalukan." Kata Chika sambil menyeringai kearah Qiara dan Aurel yang sudah menghilang dari pandangannya.
"Kakak jangan hiraukan dua orang gila itu. Sebaiknya kita segera pergi menemui Pak Kevin karena aku harus menuntut keadilan darinya. " Setelah mengatakan itu Helena pun segera melanjutkan langkahnya menuju ruangan Kevin.