Datang Ke Pesta.
Datang Ke Pesta.
Maxwell pun mengangguk dengan syarat ia diizinkan untuk mengantar sampai ke depan pintu utama.
Setelah petemuan itu, Maxwell tidak lagi bertemu dengan Vania.
Beberapa Hari Kemudian.
Di sebuah hotel bintang lima. Pesta kecil sedang berlangsung.
Hari ini adalah pesta ulang tahun kakek Maxwell yaitu tuan Adamson yang merupakan Presiden Direktur YM Grup. Orang yang memiliki relasi dgn tuan Adamson rata-rata merupakan orang kelas atas dan pembisnis hebat.
Malam ini, Ibu tiri Vania membawanya untuk menghadiri acara ulang tahun itu untuk memperkenalkan Vania kepada cucu tuan Adamson.
Ia tidak mungkin meminta Helena karena ia tidak mau memasukkan anaknya ke dalam sarang mafia. Ia ingin Vania menderita setelah ia jodohkan dengan cucu tertua dari tuan Adamson yang terkenal aneh dan kejam.
Ibu tiri Vania tidak tahu kalau ia dekat dengan Julian karena selama ini Vania atau pun ayahnya tidak pernah bercerita .
Selain itu, Ibu tiri Vania ingin membantu perusahaan suaminya yang mulai bermasalah. Ia berharap YM Grup mau membantunya setelah Vania berkenalan dengan cucu tuan Adamson.
Demi menyelamatkan perusahaan ayahnya, Vania pun tidak menolak ide Ibu tirinya. Karena ia sudah kehilangan harapan bersama Julian sehingga ia berpikir akan ada baiknya jika ia mengenal orang baru lagi.
"Vania ... Kamu jangan takut! Walaupun rumor mengatakan kalau cucu tuan Adamson sangat aneh dan kejam, tapi dia sebenarnya orang yang hangat. Kamu tinggal menurut saja. " Kata Ibu tiri Vania sambil tersenyum licik.
"Iya ibu. " Jawab Vania dengan alis yang berkerut.
Sikapnya yang penurut membuat ibu tirinya tersenyum puas. Setelah itu ia membawanya berjalan menuju tuan Adamson yang berada di tengah kerumunan. Akan tetapi cucu tuan Adamdon menggunakan topeng agar ia tidak dikenali makanya dia dianggap aneh oleh kebanyakan orang.
Tuan Adamson memiliki bentuk badan yang cukup bagus. Akan tetapi perutnya buncit dan bulat.
Melihat kedatangan Vania dan Ibu tirinya, mata tuan Adamson mulai memancarkan tatapan nakal. Bagaimanapun juga dia adalah mafia ternama dengan banyak wanita yang mengelilingi nya. Walaupun pada kenyataannya dia hanya mencintai istrinya.
"Apakah dia anakmu yang ingin kamu perkenalkan ke cucuku?" Tanya tuan Adamson sambil memegang tangan Vania dengan lancang.
Alis Vania sedikit berkerut karena ia mulai merasa tidak nyaman dengan sentuhan lancang dari tuan Adamson.
Tepat saat itu, tiba-tiba terdengar kegaduhan dari arah pintu utama di aula itu.
Mereka semua langsung menoleh kearah pintu.
Seketika itu Vania terkejut melihat siapa yang muncul. Dia adalah Julian yang di dampingi oleh seorang perempuan cantik. Semua orang tahu kalau perempuan cantik itu adalah Viona yang merupakan cucu kedua tuan Adamson.
Pandangan mereka semua terpaku pada Julian yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan, tatapan matanya teduh namun ekspresi sangat datar.
Sementara itu, Viona terlihat sangat anggun dibalik gaun panjang berwarna merah yang menonjolkan tulang lehernya yang indah serta belahan dadanya yang putih dan menonjol.
Viona berjalan di samping Julian sambil merangkul lengannya, ia terlihat bersandar padanya sambil tersenyum manja.
Tidak lama setelah itu, mereka berdua masuk ke dalam diringi oleh kerumunan tamu.
Tanpa sengaja mata Julian bertemu dengan mata Vania seketika itu hati kedua Uya bergetar.
Dibalik topengnya, Maxwell bisa melihat tatapan Vania dan Julian yang tidak biasa.
Akan tetapi, Maxwell tidak begitu menghiraukan siapa Vania karena ia juga sudah lupa dengan kejadian saat di apartemen nya.
Namun sedetik kemudian, Julian mengalihkan tatapan mata dan bersikap bagaikan tidak pernah melihatnya sama sekali.
Vania pun langsung menurunkan tatapan matanya dengan hati yang sakit.
"Halo ... "Suara lembut Maxwell yang menyapa Vania karena penasaran dengannya membuat Vania tersadar lalu menoleh kearah Maxwell yang masih bersembunyi di balik topeng itu.
Seketika itu Maxwell terkejut karena dia masih hafal wajah Vania. Tadinya ia tidak bisa melihat dengan jelas, sekarang ia benar-benar bisa melihat dengan jelas.
'Bukankah dia adalah perempuan yang malam itu bersamaku di apartemen.' Batin Maxwell sambil mengingat-ingat
"Vania ... Kamu sapa kenapa tidak membalasnya?" Ucap Ibu tiri Vania sambil mencubit pinggang Vania.
Vania berusaha menahan rasa sakit akibat cubitan ibu tirinya itu. Ia lalu memaksakan senyumnya kearah Maxwell.
Setelah itu ia menarik napas sejenak, menenangkan suasana hati secepat mungkin.
Sayangnya Maxwell terlalu pintar untuk membedakan mana senyum yang tulus atau palsu.
Setelah ini tirinya pergi, Vania membuka mulutnya untuk memulai pembicaraan dengan Maxwell.
"Tuan ... Saya pikir akan lebih baik jika kita bisa bicara sambil duduk karena disini terlalu ribut."
Sikap dan suara Vania membuat Maxwell semakin yakin kalau Vania sedang tertekan sehingga ia berinisiatif untuk membantunya melepaskan tekanan itu.
"Baiklah! Ayo kita duduk di sebelah sana!" Kata Maxwell sambil menunjuk kearah tempat duduk yang tidak begitu ramai.
"Tuan boleh duluan duduk, saya akan ke kamat mandi sebentar!"
"Oke."
Setelah itu, Maxwell berjalan sendirian menuju tempat duduk itu. Sedangkan Vania bergegas ke kamar mandi untuk menenangkan perasaannya karena bertemu dengan Julian.
Beberapa saat kemudian. Vania keluar dari kamar mandi setelah ia merasa tenang. Setelah itu ia menyusul Maxwell duduk di tempat yang mereka sepakati.
"Apa kamu mau minum?" Tanya Maxwell sambil menjulurkan segelas champane.
"Saya minum air putih saja." Vania langsung berdiri dan mengambil air putih dari pelayan dengan sedikit salah tingkah.
Setelah itu Vania kembali duduk lalu meminum air itu dalam sekali teguk. Maxwell pun tersenyum dan mulai tertarik pada Vania.
'Gadis ini sangat menggemaskan. Sepertinya dia lucu dan menyenangkan. Tapi, siapa yang tega melalukan hal tidak bermoral malam itu padanya? Jika aku menemukan siapa orangnya, maka aku tidak akan mengampuni orang yang sudah berani menyakiti wanita.' Batin Maxwell.
Tidak jauh dari tempat duduknya, Vania bisa melihat beberapa perempuan kelas atas sedang berkumpul meminum champane sambil bicara dengan cukup keras sehingga Vania bisa mendengar nya
"Hari ini sangat spesial karena kita bisa melihat pasangan yang luar biasa serasi itu. Entah keberuntungan apa yang telah nona Viona dapatkan sehingga ia bisa mendapatkan tuan muda Julian. Ia sungguh berhasil membuat semua orang merasa cemburu dan iri."
"Aku juga iri. Aku pikir cucu tuan Adamson mau memperlihatkan wajah ya yang tampan. Kata orang wajahnya sangat buruk. Tapi, rasa kecewaku hilang saat melihat pasangan Tuan Muda Julian dan Nona Viona. "
Vania merasa gatal di telinganya saat mendengar perkataan mereka semua tentang Julian dan Viona.