Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Gerak-Gerik



Gerak-Gerik

2Masih teringat ekspresi wajah Opa saat berkata akan mewariskan sebuah denah rumah dengan berbagai kode yang harus kami pecahkan untuk mencari keberadaan ruang rahasia lain di rumah Opa. Yang sebetulnya adalah rumah mahar milik Oma, aku hampir saja melupakannya.     

Informasi yang Opa berikan sepanjang pagi padaku membuatku banyak berpikir. Jika benar aku memang memiliki penjaga tak terlihat dan Opa bisa dengan mudah mengetahui gerak-gerikku, untuk apa Opa meminta Zen menjagaku? Aku bahkan mengingat hasil sadapan Axelle dari handphone Zen saat Opa bertanya apakah Zen mengetahui siapa yang membuatku terluka di kompetisi robotik hampir dua setengah tahun lalu.     

Aku memang kesal saat mengetahuinya, tapi aku juga entah kenapa justru merasa lega. Mungkin memang benar bahwa Opa mendidikku dengan cara yang berbeda dengan Bunda hingga aku tak merasakan kebencian yang sama seperti Bunda. Walau sekarang aku tak perlu memusingkan keberadaan penjaga tak terlihat itu karena Opa sudah berjanji akan menarik mereka.     

Kurasa aku baru menyadari, kemampuan orang suruhan Opa meningkat karena mereka lebih lihai menyembunyikan diri dibanding saat membuntuti Bunda dulu. Om Bram bahkan pernah secara terang-terangan berkata padaku Om Bram akan meminta Bunda dan Ayah bersembunyi di lantai dua tokonya jika dia menyadari ada penguntit.     

Elusan jari Astro di jariku membuatku menyadari kami sudah sampai di toko Lavenders Craft. Aku bisa melihat Giana sedang bergerak di sebuah etalase dari pintu kaca, juga Gon di balik kasir yang sedang melayani salah satu pelanggan kami.     

Terakhir kali aku ke sini aku masih menutup wajah karena tak ingin dikenali. Namun sekarang, sesuai kesepakatanku dengan Astro, kami akan bersikap biasa saja. Kami bahkan memajukan jadwal kunjungan kami hari ini yang seharusnya adalah besok dan tak ada seorang pun partner kerjaku yang mengetahuinya.     

"Kamu tunggu di sekitar sini ya. Kita harus pulang sebelum jam enam. Perhatiin gerak-gerik semua orang, jangan sampai kelewat satupun." ujar Astro pada Rommy.     

Rommy mengangguk sambil memperhatikan kami keluar dari mobil. Mobil ini memang bukan mobil yang biasa kupakai untuk ke toko, mungkin tak ada yang menyadari kami datang menggunakan mobil ini. Terbukti, semua partner kerjaku terkejut saat kami masuk bersamaan dengan pelanggan yang keluar. Pelanggan itu sempat menatap kami tak percaya walau segera berlalu.     

"Bukannya kalian ke sini besok?" Gon bertanya dengan senyum lebar sambil menghampiri kami.     

Aku tersenyum sambil mengajak Gon dan Giana duduk di salah satu sofa, "Besok kita ada janji sama orang lain. Sorry ya ga ngabarin dulu. Toko gimana?"     

"Belakangan ini lebih rame orderan karena ada desain cincin baru, Kak. Kayaknya website Lavenders Craft kecipratan orderan cincin low budget gara-gara harga cincin di website workshop kelewat mahal." ujar Giana sambil sesekali melirik ke arah Astro yang duduk tepat di sebelahku.     

"Gi, aku udah bilang kan istrinya Astro galak?"     

"Eh ... maaf, Kak. Abisnya ..."     

"Ganteng?" Astro bertanya dengan tatapan tajam pada Giana.     

Giana terlihat salah tingkah hingga mengalihkan tatapannya pada Gon yang hampir saja tertawa, "Diem kamu."     

Aku menggelengkan kepala melihat tingkah mereka, "Sari sama Vinny di mana?"     

"Vinny lagi ke ekspedisi. Sari atas, aku panggilin ya." ujar Gon yang beranjak bangun, tapi aku menahannya.      

"Ga usah. Biarin aja nanti aku yang ke atas. Aku mau ngobrol sama kalian dulu sebentar." ujarku sambil menatap Gon dan Giana bergantian. "Kalian betah kerja sama aku?"     

"Betah banget, Kak, tapi aku lebih suka di cabang. Jadi ga perlu ketemu sama dia." ujar Giana sambil melirik Gon.     

Gon tersenyum pada Giana sebelum menatapku kembali, "Aku bisa belajar banyak di sini. Ga mungkin aku ga betah."     

Aku menoleh untuk menatap Astro dan mengangguk. Sepertinya rencananya akan berjalan lancar tanpa hambatan. Kami hanya harus menunggu kapan Vinny melancarkan aksinya.     

"Kalian bener mau ke Jerman?" Gon bertanya.     

"Bener. Kalian harus jaga toko sementara sebelum kita pulang lagi." ujar Astro.     

"Aku juga, Kak?" Giana bertanya dengan ekspresi terkejut.     

"Kamu juga kalau kamu betah di sini." ujarku.     

"Aku ... "     

"Bercanda kok. Nanti kamu balik ke cabang kalau aku nemu crafter baru."     

Giana menghela napas lega dan menyandarkan punggung sambil melirik ke arah Gon, "Bagus deh. Aku bisa jantungan kalau deket dia terus."     

Aku hampir saja tertawa. Sari memang memberitahuku Giana dan Gon terlihat seperti kucing yang sering bertengkar. Aku tak terlalu mempedulikan pemberitahuan Sari karena kupikir Gon hanya sedang senang bercanda. Namun kurasa, mungkin Gon sebetulnya menyukai Giana.     

"Faza? Kupikir mau ke sini besok? Aku udah ngasih tau Lulu sama Dian buat ngosongin jadwal besok, biar kalau kamu ke sini mereka bisa dateng." ujar Sari yang sedang menuruni tangga dan memelukku.     

"Lain kali aja aku ketemu mereka. Jadwalku padat banget. Besok harus ketemu orang penting. Ini bisa ke sini juga cuma sebentar kok mau ketemu sama kalian." ujarku setelah Sari melepasku.     

"Kamu mau minum apa? Aku ambilin di atas." ujar Sari     

"Ga usah. Aku mau ngobrol aja sama kalian." ujarku sambil menarik lengan Sari untuk ikut duduk bersama kami dan menatap semua orang bergantian. "Aku berterimakasih sama kalian udah betah kerja sama aku. Aku punya banyak kekurangan dan sering ninggalin kalian jadi ga banyak transfer ilmu. Kayak yang kalian tau, aku lagi sibuk ngurusin workshop di Surabaya dan jarang pulang ke sini. Aku minta maaf ya."     

"Ga ada yang komplain soal kamu jarang ke sini kok, Za. Justru kita seneng karena ada toko ini kita jadi bisa eksplorasi banyak desain baru. Aku berterimakasih sama kamu karena banyak ngasih aku kesempatan sampai bisa jadi kayak sekarang, walau aku masih banyak kurangnya." ujar Sari.     

Aku menggeleng dan tersenyum, "Kalian pasti bisa kok ngelola toko ini walau aku ga ada. Aku cuma mau minta kalian lebih hati-hati. Aku denger sekitar ruko ini lagi ada orang aneh. Kalau ada apa-apa yang kayaknya aneh kalian langsung telepon polisi aja ya."     

"Jadi gosip itu bener?" Gon bertanya.     

Aku menaikkan bahu, "Aku ga tau, Gon. Kan kalian yang di sini, tapi lebih bagus kalian lebih hati-hati. Tutup toko jangan terlalu malem ya. Jam tujuh udah tutup juga ga masalah kok, kan ga ada Putri juga yang nginep di sini."     

Gon, Sari, dan Giana saling bertatapan dan mengangguk. Sebetulnya gosip tentang orang aneh itu datang dari teman-teman Astro yang bersedia berkeliling di sekitar ruko ini sejak minggu lalu. Astro lah yang merencanakannya.     

Beberapa anak SMP masuk dan langsung melihat-lihat sebuah etalase yang memamerkan deretan kalung. Giana bangkit dan menghampiri mereka sambil menawarkan bantuan.     

"Aku ke ruanganku ya. Kalian kerja lagi aja." ujarku sambil menarik tangan Astro dan mengajaknya bangkit. "Kalian udah makan siang kan?"     

"Udah kok." ujar Sari.     

Aku hanya mengangguk dan berlalu sambil menarik Astro berjalan mengikutiku. Kami masuk ke ruangan tersembunyi milikku dan mengunci pintunya sebelum memperhatikan gerak-gerik semua orang dari kaca film dua arah yang terpasang di belakang kasir.     

"Besok atau sekarang?" Astro bertanya sambil duduk di sudut meja tepat di hadapanku.     

Aku menaikkan bahu, "Besok mungkin? Kamu mau ke atas buat liat situasi? Donny emang bilang Vinny mau bakar toko dan dugaan kita dia mau bakar dari lantai dua, tapi kita ga tau pasti. Mumpung Vinny masih di ekspedisi. Aku juga mau beresin semua berkas di sini dan aku pindah biar aman."     

Astro mengangguk walau ada tatapan ragu di matanya, "Kamu tau kan kalau skenario terburuk kita bener-bener kejadian, kamu harus relain ruko ini."     

=======     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.