100%
100%
Kalimat Astro semalam terngiang di kepalaku hingga saat ini. Sekarang sudah lewat tengah hari dan aku sedang menunggu Eboth memberikan laporan hasil sidang padaku melalui email.
Jantungku berdetak kencang sekali sepanjang hari. Aku bahkan melakukan beberapa kesalahan karena panik hingga Putri mengajakku untuk memisahkan diri ke lantai satu dan bekerja dari sana. Kami mempercayakan semua proses produksi pada Cacha dan partner kerja kami yang lain di lantai dua.
Walau jari-jariku mengetik di atas keyboard laptop, tapi pikiranku melayang dan mengingat setiap detail saat Om Neil merangsek masuk ke resepsi pernikahanku yang berantakan. Sensasi gas air mata yang membuat napas sesak dan mata perih, suara tembakan saat Astro menembak salah satu pengawal Zenatta, juga suara erangan Gerard saat aku hampir berhasil keluar dari aula.
"Mau teh?" Putri bertanya dengan tatapan khawatir.
Aku menggeleng dengan gusar. Aku menyadari getaran di jari-jariku sesaat lalu, mungkin Putri menyadarinya.
"Kamu yakin? Kamu bisa istirahat kalau kamu sakit."
"Ga pa-pa. Aku udah ada janji sama Sato. Dia sebentar lagi sampai kayaknya."
Aku baru menyadari mungkin Astro akan pulang bersamaan dengan Satoru datang. Astro memang berjanji padaku akan pulang setelah kelas terakhirnya selesai. Dia pasti berpikir aku akan membutuhkannya untuk menenangkan diri saat aku menerima laporan sidang dari Eboth.
Aku ingat saat dia tiba-tiba pulang dari Surabaya karena mengkhawatirkanku yang sedang berkutat dengan diary Bunda. Dia juga tiba-tiba pulang saat aku mengabaikannya karena dia membahas pakaian yang dia pilihkan untukku sudah tersedia di apartemennya.
Ada sedikit senyum terkembang di bibirku saat mengingatnya. Laki-laki itu benar-benar tahu bagaimana aku suka diperlakukan, sejak dulu. Aku lah yang sangat tidak peka pada sikapnya.
Aku mengambil handphone yang bergetar di atas meja, lalu mengecek aplikasi pesanku. Ada pesan dari Xavier. Aku membukanya.
Xavier : Aku mau ngelamar Denada. Aku mau kamu bikinin aku cincin yang sesuai sama Denada. Kamu kan sahabatnya, kamu pasti tau seleranya
Aku menatapi pesan di layar handphone dalam diam. Aku terkejut sekali. Melamar Denada dia bilang?
Aku : Kamu serius, Vier?
Xavier : Serius. Seminggu cukup kan buat bikin satu cincin?
Aku : Kamu mau langsung ngelamar gitu aja?
Xavier : Iya. Aku ga mau buang waktu pacaran. Kabarin aku sketsa desainnya dulu, nanti aku pilih mau yang mana. Aku tunggu
Aku menarik napas perlahan dan menatap dinding di seberangku dengan tatapan kosong. Astaga ... apa yang harus kulakukan sekarang?
Denada tak pernah menyebutkan ketertarikan pada laki-laki mana pun setelah Petra mengkhianatinya. Aku bahkan akan membiarkan hubungan Denada dan Kyle senatural mungkin karena hanya Kyle yang mungkin Denada sukai walau Denada tak pernah mengatakannya padaku.
Entah berapa lama aku berpikir dalam diam saat aku mendengar suara bel yang berbunyi seperti lonceng. Saat aku menoleh ke arah pintu, aku mendapati Astro dan Satoru masuk bergantian. Dugaanku tepat sekali.
"Kok bisa bareng?" aku bertanya setelah menyalami dan mencium tangan Astro.
Astro melepas ransel dan jaketnya sambil duduk di sebelahku, "Dia nungguin aku di depan fakultas."
"Jeanny bilang suami kamu cemburuan, jadi mending aku tungguin biar ke sini bareng." ujar Satoru.
Aah begitukah?
"Sebentar aku ambilin minum." ujarku sambil bangkit, tapi Putri menahan lenganku dan memberiku isyarat dia lah yang akan melakukannya. Aku hanya mengangguk dan kembali duduk.
"Sorry ya kemarin aku chat mendadak. Aku batal tunangan jadi aku cancel pesenannya." ujar Satoru dengan tatapan bersalah saat Putri beranjak pergi.
"Ga pa-pa. Pesenan kamu belum dikerjain kok. Ke kasir yuk. Aku balikin uang pembayarannya." ujarku sambil bangkit.
Satoru hanya mengangguk dan mengikuti langkahku ke meja kasir. Kami bertransaksi selama beberapa lama dan menandatangani sebuah kesepakatan pengembalian uang karena pesanan batal diproses, lalu kami kembali duduk ke meja yang tadi kami tinggalkan. Sudah ada seteko teh hangat dan tiga gelas di sisinya yang sudah terisi. Namun Putri tak ada di sana, juga laptopnya. Mungkin dia sudah naik ke lantai dua.
Aku mempersilakan mereka minum dan menatap Astro. Dia terlihat tenang sekali sambil meneguk teh miliknya. Dia mengelus puncak kepalaku setelah meletakkan gelas ke meja.
"Aku ga nyangka ternyata dunia sesempit ini. Aku cuma ga sengaja ketemu kamu di pinggir jalan, tapi ternyata kamu punya workshop. Aku juga kaget waktu tau ternyata kamu istrinya Astro." ujar Satoru sambil tersenyum.
"Kamu ketemu istriku di jalan?" Astro bertanya.
Satoru mengangguk, "Udah agak lama. Waktu itu udah malem, dia jalan sendirian. Aku sempet nawarin tumpangan motor, tapi ditolak."
Astro menoleh untuk menatapku, "Waktu kamu jalan ke rumah pohon?"
Aku hanya mengangguk dan memilih untuk diam. Kurasa akan lebih baik jika kami tak membicarakan hal itu lebih lanjut walau sebetulnya aku merasa bersyukur aku menolak tawaran Satoru saat itu. Aku tak akan bisa membayangkan bagaimana reaksi Astro jika tahu Satoru memberiku tumpangan dengan motornya.
"Aku mau minta maaf soal sikap Wina waktu ke sini. Dia ga biasanya begitu sih, tapi ga tau kenapa dia sensi banget. Kita sampai ribut kemarin karena dia bilang aku belain kamu." ujar Satoru.
"Dia temennya Cantika?" Astro bertanya dengan alis mengernyit mengganggu.
Sato mengangguk, "Dia bilang kamu bikin temennya berdarah banyak."
Astro mendengus kesal, "Berdarah banyak apanya? Lagian siapa suruh ganggu makan siang buatan istriku."
Satoru tersenyum dan menatap kami bergantian, "Aku tau soal itu dari Jeanny. Sebelumnya aku ga pernah nganggep serius sikapnya waktu sama temen-temennya karena dia selalu baik kalau sama aku, tapi ... bagus juga aku tau. Aku ga perlu lanjutin hubungan sama dia."
"Mm ... kalian putus?" aku bertanya.
Satoru mengangguk dengan raut wajah menyesal, "Hampir empat tahun sia-sia. Aku sama dia jadian dari kita masih SMA. Dia emang berubah waktu kenal Cantika, tapi aku ga pernah nganggep serius. Padahal Jeanny udah ngingetin berkali-kali."
Aah....
Sebetulnya ada alasan kenapa aku menamai workshop ini Lauvender Jewelry. Aku ingin siapapun yang memesan perhiasan pada kami akan mendapatkan kasih sayang yang semestinya karena merasa diperlakukan istimewa. Entah oleh sahabat, kekasih, keluarga, bahkan hanya sekadar seorang kenalan jauh. Namun yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Aku baru saja mendapatkan pengakuan salah satu pelanggan kami memutuskan hubungan.
"Sorry kalau aku bikin suasananya jadi ga enak. Aku berterimakasih uang pembayarannya bisa balik 100%. Ini uang tabunganku bertahun-tahun." ujar Satoru dengan senyum getir.
"It's okay. Semoga kamu dapet yang lebih baik dari Wina." ujarku.
Satoru mengangguk dan bangkit, "Aku pamit ya kalau gitu. Maaf udah ngerepotin dan makasih buat minumannya."
Aku baru saja akan ikut bangkit saat Astro memberi gelengan kepala padaku, maka aku tersenyum dan mengangguk pada Satoru. Aku hanya mampu memperhatikan dia berjalan menjauh ke arah pintu seorang diri.
"Aku boleh save nomor kamu kan?" Satoru bertanya tepat saat membuka pintu, disambut suara bel yang mirip dengan lonceng.
Aku hanya mengangguk dan Satoru tersenyum sebelum benar-benar menghilang dari pandanganku. Aku menghela napas panjang saat mendengar suara deru motornya. Aku mengingat motor miliknya adalah motor dengan desain yang sama dengan milik Zen. Betapa aku tak dapat mempresiksi segalanya dengan akurat.
Aku menatap Astro yang sedang menatapku dalam diam, "I love you, Honey."
Astro meraih wajahku dan mengecup bibirku, "I love you too, Honey."
Sepertinya wajahku merona merah sekali saat ini.
"Aku suka liat kamu malu-malu." ujarnya sambil tersenyum lembut dan mengelus wajahku yang semakin terasa panas.
Aku mengecup bibirnya dan menatapnya sambil tersenyum, "Aku cinta kamu walau kamu nyebelin. Udah siap terima laporan keputusan sidang hari ini, Honey?"
=======
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-
Kalian bisa add akun FB ku : nou
Atau follow akun IG @nouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..
Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..
Regards,
-nou-