Kejutan
Kejutan
"Something wrong?" aku bertanya sambil mengusap rambut dengan handuk yang berada di bahu.
"Kamu harus baca email dari Kyle."
Rupanya Kyle sudah memberikan laporan investigasi mengenai kecelakaan jembatan yang menewaskan keluargaku bertahun lalu. Aku berjalan dengan cepat dan duduk di samping Astro, lalu menyalakan laptop dan wifi. Aku membuka email dari Kyle sambil menahan napas.
Laporan investigasi Kyle masih berkutat pada siapa Eko. Eko adalah salah satu pelaku bayaran yang disewa oleh seseorang bernama Lana.
Lana adalah seorang perempuan yang pernah dekat dengan ayahku, tapi dia pindah ke Hongkong sebelas bulan sebelum kecelakaan jembatan terjadi. Dari laporan yang ada sepertinya Lana menyukai Ayah, tapi Ayah terang-terangan menolaknya dan membuat Lana sakit hati.
Aku memijat pelipisku perlahan karena kepalaku mulai terasa berdenyut mengganggu. Aku merasa kesal sekali. Bagaimana mungkin seorang perempuan melakukan hal yang begitu keji pada keluargaku? Dia pasti tahu ayahku sudah memiliki istri dan anak, bukan?
Aku membuka dokumen lain yang memperlihatkan foto Lana, aku sama sekali tak mengingat wajahnya. Kurasa aku memang tak pernah bertemu dengannya. Lana pindah ke Switzerland selang dua minggu setelah kecelakaan jembatan terjadi. Namun tak ada jejak apapun lagi tentangnya hingga sekarang.
Apakah ini berarti kasus ini berhenti di sini?
Aku menatapi layar laptop dengan gusar, tapi aku tak dapat melakukan apapun. Kejadian itu sudah berlalu bertahun lamanya. Jika Opa tak bisa mencarinya, bagaimana bisa aku mencari seseorang bernama Lana itu? Lagi pula, untuk apa?
Aku membuka bar percakapan dengan Kyle dan mengetikkan pesan untuknya.
Aku : Itu aja?
Kyle : Betul, Nona
Aku : Bener ga ada yang lain lagi?
Kyle : Cuma itu yang bisa Kyle temuin, Nona
Aah sial....
Aku mengharapkan akan adanya benang merah dengan keluarga Zenatta entah bagaimana caranya. Atau mungkin investigasi lebih lanjut tentang keberadaan bundaku. Opa tak mungkin membiarkan tubuh bundaku benar-benar menghilang, bukan?
Aku menyandarkan punggung pada sofa dan menatapi langit-langit studio. Aku bisa merasakan tangan Astro mengelus puncak kepalaku perlahan, tapi kepalaku terasa kosong secara tiba-tiba.
"Mau coklat panas?"
Aku hanya mampu menggeleng pelan. Aku tak menginginkan apapun sekarang.
Astro mengelus wajahku, "Kamu istirahat aja. Kerjaan kamu ga banyak kan? Kamu bisa lanjutin besok."
Dia benar. Semua laporan email dari Sari, Pak Bruce, dan Pak Simon sudah kuselesaikan. Aku bahkan sudah mengantongi desain cincin pilihan Xavier sebelum aku mandi sesaat lalu. Aku memang hanya berniat menemaninya bekerja sambil menunggu laporan yang Kyle janjikan sejak kemarin. Aku hanya perlu mencari referensi desain baru dari berbagai video di youtube dan berbagai website malam ini.
Astro menepuk pangkuannya, memintaku merebahkan kepalaku di sana. Biasanya aku akan menurutinya saja, tapi entah kenapa sekarang aku tak menginginkannya.
"Kamu lanjutin kerjaan kamu. Aku mau mikir dulu sebentar."
Astro menatapku dengan tatapan khawatir, tapi mengangguk pada akhirnya. Dia segera menggerakkan jari di atas keyboard dan melanjutkan mengetik email untuk Pak Bahri.
Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan beberapa kali, lalu menggerakkan tanganku. Aku menggunakan mantra dari Astro untuk menenangkan diriku sendiri.
Aku mengatupkan kedua tangan di pangkuanku, lalu membukanya perlahan dan mengatupkannya kembali. Seperti sedang melakukan gerakan tepuk tangan dengan lambat dan tanpa suara.
Aku membuka kedua tanganku.
Ada hal-hal yang tidak bisa aku dapatkan. Bukan karena aku tidak bisa mendapatkannya. Tapi hal itu memang bukan seharusnya menjadi milikku dan aku harus mengendalikan diri dengan sabar.
Aku mengatupkan kedua tanganku kembali.
Ada hal-hal yang memang akan jadi milikku, walau aku tidak melakukan apapun. Bukan karena aku hebat, tapi karena aku diberi kepercayaan untuk menjaga hal-hal itu jauh lebih baik dibanding orang lain. Itu disebut tanggung jawab.
Ini terasa lebih baik. Aku menatap layar laptop kembali dan mengetikkan pesan untuk Kyle.
Aku : Thank you
Kyle : Nona ga perlu berterimakasih. Kyle masih usaha cari informasi lain. Nanti Kyle kabarin Nona kalau Kyle dapet hasil
Aku : Okay, Kyle
Entah kenapa hatiku terasa lebih lega. Aku tak mengharapkan Kyle mendapatkan informasi lebih tentang Lana, karena bagaimana pun aku memang tak berniat membalas dendam. Aku hanya ingin mengetahui keberadaan bundaku jika memungkinkan.
Beberapa bulan ini aku berpikir Opa lah yang sengaja menyembunyikan Bunda dariku. Mungkin benar jika Opa sama sekali tak tahu di mana bundaku berada dan ini membuat hatiku terasa lebih ringan.
Sebuah kecupan mendarat di pipiku. Saat aku menoleh, Astro sedang tersenyum lembut padaku.
"I am proud of you (Aku bangga sama kamu). Aku pikir kamu akan stress. Aku udah khawatir banget."
Aku menggeleng lemah, "Aku udah relain semuanya. Aku cuma penasaran mungkin Kyle bisa nemu di mana Bunda setelah bongkar data Opa, tapi kayaknya Opa emang ga nyembunyiin Bunda. Aku ... ga tau kenapa aku justru lega."
Astro terdiam sebelum bicara, "Kamu tau kan aku juga nyari jejak bunda?"
Aku mengangguk.
Aah aku melupakan sesuatu....
"Tadi Dokter Alena ngambil kalungnya. Dokter Alena bilang pernah ketemu Bunda waktu dinas di pelosok. Dokter Alena sempet nitip salam, tapi aku bilang aku yatim piatu."
Aku menghentikan kalimatku dan menatap Astro lekat. Aku tak ingin ada satu ekspresi pun darinya yang terlewat olehku dan yang kulihat hanya satu. Dia menatapku dengan tatapan tenang dan mantap, seolah tahu apa yang sudah terjadi.
"Aku sempet ditawarin jadi anak asuh, tapi aku tolak. Aku ga mau dia masuk ke keluargaku yang ... kayak gini. Aku ga mau nambahin masalah buat Dokter Alena."
"Harusnya kamu terima."
Aku menatapnya dengan tatapan bingung, "Kenapa?"
Astro terlihat berpikir selama beberapa lama sebelum menjawab, "Kamu bisa dapet informasi lebih soal bunda."
Aku menatapnya dengan tatapan bingung, "Aku udah bilang kita bisa jadi sahabat baik. Aku bisa nanya soal apapun kalau aku mau."
Astro menghela napas, "Coba tanya dokter Alena tau ga ke mana bunda pergi setelah ketemu dia."
Aku terdiam. Dokter Alena memang memberiku nomor handphonenya dan berkata aku bisa mengajaknya bicara tentang apapun, tapi ini sudah larut sekali. Aku tak ingin mengganggu waktu istirahatnya sekarang.
"Nanti aja aku tanya. Ini udah malem banget."
Astro mengangguk, "Kamu udah telpon ibu hari ini?"
Astaga ... aku lupa bahwa aku meminta tolong pada Ibu untuk datang ke toko. Ibu juga tak mengabariku tentang apapun. Apakah semuanya baik-baik saja?
Aku mengamit handphone yang tergeletak di meja dan mengetikkan pesan untuk Ibu. Aku tahu Ibu masih online, tapi aku akan berbasa-basi sedikit.
Aku : Maaf Faza ganggu malem-malem. Ibu udah istirahat?
Ibu : Kenapa anak Ibu belum istirahat?
Aku : Faza baru abis mandi, Bu. Faza baru inget kemarin Faza minta tolong Ibu ke toko
Ibu : Ibu ke toko ke kemarin siang sebelum ke rumah sakit jenguk Opa. Ibu liat toko kayak biasanya aja kok. Ga ada apa-apa. Faza mau Ibu minta orang jaga di sana?
Aku : Ga usah, Bu. Faza cuma mau tanya itu aja kok. Makasih ya, Bu, udah nyempetin ke sana
Ibu : Dasar anak ini, masih aja sungkan. Ibu tunggu kalian pulang ya. Ada yang mau Ibu bahas
Aku : Iya
Ibu : Faza udah baca laporan sidang kan?
Aku : Udah
Ibu : Bagus kalau udah. Kita udah pegang kepastian mereka dihukum bertahun-tahun ke depan, tapi kita harus tetep waspada
Aku : Faza ngerti, Bu. Faza sama Astro juga bahas itu tadi
Ibu : Astro masih kerja?
Aku : Masih. Ibu mau ngobrol?
Ibu : Ga perlu. Ibu tunggu kalian pulang aja weekend ini. Faza istirahat duluan sana, ga perlu nungguin Astro kerja
Aku : Iya. Faza istirahat ya
Ibu : Iya
Aku memperlihatkan layar handphoneku pada Astro dan dia mengangguk. Dia memberiku isyarat untuk merebahkan kepalaku di pangkuannya. Aku menurutinya, lalu memeluk pinggangnya erat dan membenamkan wajahku di perutnya.
"Aku punya kejutan buat kamu. Tunggu besok ya." ujarnya sambil mengelus kepalaku.
=======
Mereka tambah dewasa malah bikin nou baper huhuhu..
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-
Kalian bisa add akun FB ku : nou
Atau follow akun IG @nouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..
Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..
Regards,
-nou-