Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Arus



Arus

0Astro baru saja memperlihatkan padaku cara menyisipkan subliminal message di salah satu suara latar belakang video tutorial game setelah menyelesaikan melodi lagu untuk Hendry di studio. Yang membuatku terkejut, dia justru memintaku membuat satu tutorial craft baru karena ingin menyisipkan subliminal message sebelum mengunggahnya ke akun youtube milikku.     

Aku mencubit pipinya, "Aku ga mau akunku jadi tempat kamu eksperimen."     

Aku sudah duduk di pangkuannya selama hampir dua jam ini, tapi dia sama sekali tidak mengeluh. Entah apakah karena dia bisa memelukku dengan leluasa atau karena dia masih merasa bersalah karena membuatku kesulitan berjalan. Walau sebetulnya rasanya sudah tak seperih tadi pagi.     

Astro mengamit tanganku yang sedang mencubitnya dan mengecup jariku dengan lembut, "Kamu bisa ngasih pesan motivasi, kamu tau?"     

"Aku tau, tapi aku ga mau bikin akunku jadi tempat kamu eksperimen. Akun kamu aja cukup."     

"Yakin?"     

Aku hanya menggumam mengiyakan. Sebetulnya pengikut akunku tak sebanyak miliknya, tapi aku tak ingin memberikan ruang untuknya bereksperimen. Walau aku tahu dia memiliki niat yang baik.     

Dari semua penjelasan yang dia berikan padaku, subliminal message menyasar ke pikiran bawah sadar. Karena pikiran bawah sadar ini mengambil jalan pintas pada hal-hal yang tidak disadari oleh manusia.     

Pikiran bawah sadar adalah tempat di mana segala sesuatu yang kita alami dalam waktu seumur hidup disimpan. Pikiran ini tidak menentukan benar dan salah, positif atau negatif, tapi hanya menyimpan segalanya secara alami. Kemudian dari subliminal message inilah pikiran manusia diprogram, sedangkan manusia hanya bisa memberikan jawaban berdasarkan informasi yang sudah ada.     

Pikiran bereaksi berdasarkan informasi yang tersimpan di dalam alam bawah sadar, lalu dari reaksi ini terbentuklah sebuah kebiasaan yang tergantung pada pemrograman. Ada yang menyusupkan pesan-pesan dengan beragam motif, yang paling ekstrim adalah pesan untuk menghamba pada iblis.     

Bulu halusku sempat bergidik saat mendengar Astro mengatakannya. Untunglah dia menggunakan semua pengetahuannya untuk menyelipkan pesan motivasi.     

Aku mengelus rambut di dahinya, "Mau istirahat sekarang? Ini udah malem banget. Besok kita harus ke bandara pagi-pagi."     

Astro memelukku lebih erat, "Lima belas menit lagi ya."     

"Kamu ga capek mangku aku begini?"     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Making love semaleman sama kamu aja aku ga capek. Masa gini aja capek?"     

Aku ingin sekali memberinya tatapan sebal, tapi justru tak mampu menyembunyikan senyum di bibirku. Aku tak mampu berkata-kata. Bahkan sepertinya wajahku memerah sekarang.     

Astro mengecup bibirku dan mencumbunya dengan lembut. Lama sekali. Aku bahkan baru menyadari aku tak pernah mampu menolak cumbuannya. Sepertinya aku benar-benar tertular sikap mesumnya sekarang.     

Aku melepas cumbuan saat suhu tubuh kami mulai hangat. Aku harus menghentikannya atau kami akan kehilangan kendali untuk bercinta lagi. Kami harus beristirahat malam ini.     

"Kamu bisa bebas lepasin stres kalau kamu mau." ujarku sambil mengelus wajahnya. Aku sengaja mengatakannya karena aku tahu dia miliki satu sisi monster yang selama ini dia tutupi. Kupikir dia akan membuka sisi itu padaku, tapi ternyata setelah sekian hari berselang dia tetap bersikap seperti biasanya.     

Aku memang belum yakin apakah aku akan merasa siap andai saja dia memperlihatkan sisi monsternya. Aku hanya ingin dia tahu aku akan selalu menerimanya apa adanya.     

Astro menatapku dalam diam lama sekali sebelum bicara, "I'm okay. Aku bisa handle itu kok."     

"Aku tau. Aku cuma ... aku ga masalah kamu bagi sedikit keluhan kamu. Ngeluh kan wajar. Ngerasa stres sekali-sekali juga ga masalah."     

Astro mengelus pipiku dan tersenyum tipis, "Aku udah lepasin stresku semalem. Kamu kan tau."     

"Kamu yakin itu cukup?"     

"Aku yakin. Lagian aku ga mau bikin kamu takut."     

Entah kenapa tiba-tiba aku mengingat saat dia bercanda tentang werewolf padaku. Dia hanya bercanda, bukan?     

"Kamu bukan werewolf kan?" aku bertanya untuk memastikan dugaanku.     

Astro tertawa puas sekali. Aku bahkan mengecup bibirnya untuk menghentikan tawanya, tapi dia justru mencumbu bibirku dalam-dalam hingga kami terengah.     

Aku melepas cumbuannya dengan paksa, "Udah. Nanti kalau kamu ngajak making love lagi aku ga tega nolaknya."     

Astro mengecup pipiku, "Sekali ya?"     

Aku menjauhkan wajahku darinya dan memberinya tatapan sebal, "Tuh kan."     

Astro memelukku lebih erat dan menyandarkan kepala di bahuku, "Aku bercanda kok. Aku mau peluk cium kamu aja malem ini. Aku ga mau bikin kamu ga bisa jalan besok."     

Aku memeluk bahunya erat sambil sesekali mengelus rambutnya, "Kamu kayak kucing kalau begini."     

"Bagus kan, jadi kamu ga perlu beli kucing." ujarnya dengan tawa di ujung kalimatnya.     

Aku menggigit cuping telinganya pelan karena merasa gemas, tapi dia memelukku lebih erat dan menyelipkan tangan ke dalam pakaianku sambil mengelus punggungku. Sepertinya aku baru saja salah bertindak.     

"Jangan mancing kalau kamu mau tidur nyenyak malem ini, Honey." bisiknya sambil mengecup tengkukku, hingga membuat bulu halusku meremang dan terasa geli.     

Aku tertawa sambil menjauhkan wajahnya dari tengkukku, "Sorry, aku gemes."     

Astro menatapku tajam, "Nakal ya kamu."     

Aku tersenyum manis, "Katanya kamu suka aku nakal?"     

"Aku suka."     

Tiba-tiba jantungku berdetak kencang.     

"Mm ... kamu cuma nyelipin pesan motivasi aja kan di video youtube? Maksudku, kamu ga masukin pesan jelek." ujarku untuk mengalihkan pembicaraan, tapi sepertinya dia menyadarinya.     

Astro memelukku lebih erat dan mengelus tengkukku perlahan, "Tadinya aku ga mau ngajakin, tapi kamu mancing terus. Jadi ..."     

Aku baru saja akan beranjak, tapi Astro menahanku, "Kamu udah janji kita istirahat malem ini."     

Astro memelukku lebih erat dan menyandarkan kepala di bahuku, "Aku matiin laptop dulu, Honey."     

Aku hampir saja menahan napas karena dia memelukku dengan begitu intim. Kemudian tiba-tiba saja dia mengangkat tubuhku, hingga membuatku memeluk bahunya lebih erat. Detakan jantungku bertambah semakin kencang seiring langkah kakinya dari studio menuju kamar.     

"Kita istirahat malem ini, okay?"     

Astro hanya menggumam, entah apa maksudnya. Aku sudah bersiap akan menolaknya saat dia merebahkan tubuhku dan menahanku di bawah tubuhnya sebelum melepas kaos yang dia pakai, tapi tiba-tiba dia merebahkan tubuhnya di sisiku dan menyelimuti tubuh kami sambil memelukku erat.     

Aku mencubit pipinya saat dia mengecup dahiku, "Iseng banget."     

Dia tersenyum lebar sekali, "Good night, Honey."     

Aku mengecup bibirnya, "Besok boleh. Kalau aku ga capek."     

Astro tersenyum tipis, "Siapin diri kamu. Besok kita jadi saksi."     

Aku mengangguk dan membenamkan wajah di dadanya yang telanjang. Aku mengelusnya dan mengecupnya sekali, lalu memejamkan mata, "Thank you."     

Astro hanya menggumam sambil mengelus rambutku hingga aku merasa mengantuk. Kuharap aku tak memimpikan arus sungai itu lagi.     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSI.F di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta buat kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.