Tomat
Tomat
Jeanny : Besok aku ke workshop abis dari kampus. Aku ga bisa bahas dia di sini. Aku jaga rahasia kamu, aku janji
Aku memperlihatkan pesan Jeanny pada Astro. Astro hanya mengangguk sebagai tanda setuju.
Aku : Aku tunggu kamu di workshop besok
Jeanny : Thank you
Aku mengalihkan tatapanku dari layar handphone dan menatap Jeanny, lalu memberinya sebuah anggukan kepala. Aku meletakkan handphone kembali ke saku dan mengedarkan tatapanku ke sekeliling. Sepertinya teman-teman kami mengerti dengan apa yang baru saja terjadi, hingga mereka memilih untuk membahas yang lain.
Kami membahas tentang regulasi kepindahan ke Jerman sambil memakan makanan pesanan kami. Apa yang akan kami pelajari, di mana kami akan tinggal, hingga apa yang kami lakukan sebagai persiapan pindah termasuk tentang mempelajari bahasa Jerman dan persiapan untuk menyesuaikan diri dengan suhu dan makanan di sana.
Kami juga membahas tentang kemungkinan kami akan pulang kembali ke negara ini, juga tentang kemungkinan kami bertemu kembai dengan teman-teman di hadapan kami. Bagaimanapun, jika kami kembali, kemungkinan besarnya kami akan menetap di rumah Opa atau rumah Astro.
"Aku samperin kalian ke Semarang kalau kalian pulang." ujar Hasto setelah menghabiskan jus tomat miliknya.
Astro menoleh padaku, "Diterima ga, Honey?"
Aku akan menggoda mereka sebentar. Maka aku menaikkan bahu, "Kalau diterima pasti butuh tempat nginep kan buat mereka? Mau tidur di mana?"
Astro menatapku dengan tatapan sebal walau segera berganti dengan senyum menggodanya yang biasa, "Kita bisa pinjem villa punya ayah."
"Yakin?" aku bertanya dengan mimik wajah seolah-olah terkejut, tapi aku tahu Astro pasti tahu aku sedang berpura-pura.
"Ayah kamu punya villa?" Liam bertanya tepat saat aku juga bertanya.
Astro menoleh pada Liam, "Punya ayahku, bukan punyaku. Villa itu emang udah biasa di sewain kok dari pada ga kepakai."
Liam mendengus keras sambil melempar gumpalan tisu kotor pada Astro, "Bener-bener anak orang kaya ini anak ngeselin."
Alih-alih kesal Astro justru tersenyum semakin lebar. Sepertinya jiwa usilnya kambuh setelah berada di antara teman-teman yang usil seperti ini.
"Kuliah yang bener kalian di sini. Jangan buang waktu pacaran ga jelas kayak mereka." ujar Astro sambil menoleh pada Jeanny dan Jojo. "Kalau aku balik ke sini lagi, mungkin aja aku bawa tender menarik dan butuh partner kerja yang bisa dipercaya. Kalau kalian cuma jadi lulusan tanpa sklill, aku akan tawarin ke orang lain yang lebih berhak."
Mereka semua terpana menatap Astro. Jojo yang sedang meneguk minumannya bahkan tersedak dan mendapatkan tepukan pelan di bahunya oleh Jeanny.
Sebetulnya aku sudah menduga semua ini akan terjadi. Dengan divisi robot di perusahaan Ayah berada di bawah kendalinya, bukan tak mungkin dia akan membutuhkan tenaga tambahan. Lagi pula generasi ini berbeda dengan generasi partner kerjanya di laboratorium. Astro pasti sudah menemukan potensi yang bisa dikembangkan pada diri teman-temannya sejauh ini.
"Mark his word (Tandain omongannya barusan). Aku serius." ujarku dengan senyum manis yang disambut dengan tatapan terpana semua teman-teman kami. "Atau kalian akan lewatin kesempatan besar. Maksudku, BE-SAR."
Aku sengaja merentangkan kedua tanganku saat mengatakan kata "besar" pada mereka agar mereka benar-benar memahami dan memikirkan ucapanku dengan serius. Mereka benar-benar akan kehilangan kesempatan jika mereka menyia-nyiakan waktu mereka beberapa tahun ke depan.
Astro mengecup pipiku, "Nikah aja kayak kita kalau kalian mau pacaran setiap hari."
Aku mencubit pipi Astro dengan kencang, "Yang itu kalian abaikan aja, tapi kalian emang lebih baik pakai waktu kalian buat belajar dan improv skill dibanding pacaran. This time, mark my word (Kali ini, tandain omonganku). Aku punya beberapa temen yang hidupnya hancur karena pacaran dan ... sorry, aku ga bisa saranin itu buat kalian. Kalian punya potensi jadi orang sukses di depan sana."
Jeanny dan Jojo saling bertatapan lama sekali sebelum menoleh pada kami. Kurasa aku tahu apa yang ada di benak mereka dan aku tak tahu bagaimana harus menanggapinya. Aku melepas cubitanku di pipi Astro dan mengelus wajahnya,lalu meneguk jus melon milikku demi menghindari tatapan dari Jeanny dan Jojo yang semakin intens.
"Sorry kalau istriku bikin kalian tersinggung." ujar Astro pada Jeanny dan Jojo. "Sahabatnya ada yang baru aja gugurin kandungan karena 'kecelakaan' dan ada satu lagi yang dibuang sama pacarnya. Sekarang pacarnya itu justru tunangan sama orang lain dan udah ada rencana mau nikah."
"Aku ga akan gitu." ujar Jojo tiba-tiba. "Kalau hamil aku tanggung jawab. Lagian selama ini kita mai ..."
Jeanny menutup mulut Jojo dengan tangannya dan menatapnya tajam. Sepertinya Jojo mengerti dia tak seharusnya mengatakan apapun yang hampir saja dia katakan.
"Aku tau kok, Jo, kalian main aman. Aku pernah liat kalian ke dokter kandungan beberapa bulan lalu." ujar Liam.
Jeanny menatap Liam dengan tatapan tak percaya. Dia bahkan melepas tangannya yang menutup mulut Jojo dan mulutnya terbuka tanpa suara.
"Bukan mamanya Jojo emang dokter kandungan?" aku bertanya.
"Dokter kandungan yang lain di rumah sakit S. Mamanya ga praktek di sana. Aku kenal kok mamanya Jojo." ujar Liam sambil menatapku. "Aku ga masalah mereka mau ngapain asal mereka sadar apa yang mereka lakuin. Jaman sekarang siapa sih yang ga pernah gituan kalau udah pacaran? They play it save, so (Mereka main aman, jadi) ... ya udah."
"Kita ga pernah begitu sebelum nikah." ujar Astro.
"Kita ga pacaran, Honey. Kita beda kasus." ujarku.
"Kalian ga pacaran?" Jeanny yang sejak tadi hanya membuka mulut tanpa mengatakan apapun akhirnya membuka suara.
Aku menggeleng dan menatap Astro, "Aku cuma bilang aku akan tunggu dia sampai dia siap. Aku serahin ke dia kapan waktunya dia mau ... nikahin aku."
Jeanny menutup mulut dengan tangan. Tatapan terkejut jelas sekali di matanya saat menatapku dan Astro bergantian.
Astro menoleh dan menatapku, "Berapa tahun kamu nunggu aku, Honey?"
"Dua tahun ... beberapa bulan kayaknya." ujarku ragu-ragu.
"Kalau kamu mau nunggu aku, kamu harus nunggu sampai aku lulus kuliah tiga tahun lebih." ujar Jojo pada Jeanny.
Jeanny menoleh pada Jojo dan menatapnya dengan tatapan sendu, tapi tak mengatakan apapun. Kurasa aku tahu hal itu berat untuk mereka.
"Ga sampai tiga tahun kalau kamu ambil skripsi cepet." ujar Astro sambil mengunyah kerupuk ikan di hadapannya.
"Aku bukan kamu ya. Anak sialan ini ngeselin banget." ujar Jojo pada Astro. "Deadline kampus yang biasa aja udah bikin aku ga bisa napas. Apalagi aku ambil skripsi cepet?"
Astro hanya menanggapi kalimat Jojo dengan menaikkan bahu.
Aku menghela napas, "Hidup kalian, kalian sendiri yang ngatur, Jean, Jojo. Sorry kalau aku bikin kalian galau. Aku udah segini deket sama kalian, aku cuma ... ga bisa bayangin kalian tiba-tiba putus di tengah jalan dan jadi musuh seumur hidup."
Jeanny dan Jojo menatapku gamang. Sedangkan Liam, Hasto, dan Pratama sepertinya sengaja diam untuk melihat bagaimana percakapan ini akan berlabuh.
"Aku bukan Astro yang hobi banget nyebarin prinsip hidup. Aku juga ga berniat sok jadi yang paling bener cuma karena aku bisa nahan diri sebelum kita nikah." ujarku dengan suara sedikit bergetar. "It's your life anyway (Mau gimanapun ini hidup kalian). You choose (Kalian yang pilih sendiri)."
"Faza bener, tapi aku serius soal tender yang tadi aku sebutin." ujar Astro.
Aku mengangguk, "Dia lagi ngerjain beberapa proyek robot."
Astro menatapku dengan tatapan tajam, tapi aku membalasnya dengan senyum manis sebelum mengedarkan tatapanku pada semua teman-teman kami. Mulut mereka menganga dengan tatapan terkejut yang jelas sekali.
"Aku serius. Kalian bener-bener akan kehilangan kesempatan kalau kalian ga bener-bener belajar beberapa tahun ini." ujarku sambil menatap mereka satu-persatu untuk memastikan mereka menahami kalimatku.
"Should we trust them (Kita harus percaya mereka)?" Pratama bertanya pada yang lainnya yang masih sama bingungnya dengannya.
=======
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-
Kalian bisa add akun FB ku : nou
Atau follow akun IG @nouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..
Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..
Regards,
-nou-