Macedonia
Macedonia
Sambungan telepon mereka terputus di sana. Tanpa ada keterangan lebih lanjut tentang apapun.
Aku menyandarkan punggung ke punggung kursi dan menghela napas. Aku harus meminta Giana mencari tahu rencana Vinny sebelum aku pulang. Giana harus bisa melakukannya dengan rahasia. Apakah dia bisa?
Sebetulnya aku bisa saja meminta Opa membantuku. Haruskah aku meminta bantuan?
Aku menoleh untuk menatap Astro, "Do you have any idea?"
Astro terlihat berpikir lama dan menatap Donny, "Kamu bisa bantu kan?"
Donny mendekatkan tubuhnya ke tepi meja dan menatap kami bergantian, "Musuh kalian bukan cuma keluargaku sama keluarga Zenatta. Walau kalian kabur ke Jerman, begitu kalian pulang ke sini musuh kalian pasti mulai gerak ganggu kalian lagi."
Entah ada apa dengan Donny. Dia justru membahas hal yang lain. Walau harus kuakui dia benar. Astro pernah berkata padaku untuk tak terlalu memikirkan kenapa orang lain bersikap begitu jahat pada kami, walau sampai sekarang aku masih tak mengerti. Kurasa aku akan mengikuti ucapannya saja.
"Cari tau soal rencana Vinny buatku, Don. Kalian ga akan selamat kalau Opa tau keluarga kalian bikin masalah lagi."
Donny menatapku dengan santai, "Bekas tembakanku masih sakit sampai sekarang kalau aku salah gerak. Bikin staminaku turun dan aku ga boleh kecapekan. Aku ga akan lupa sama janjiku ke Opa kamu di rumah sakit waktu itu."
Aku terkejut. Aku tak tahu Donny memiliki janji dengan Opa. Opa memang datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Donny dan Zen setelah resepsi pernikahanku yang berantakan. Donny berkata Opa sudah memaafkan perbuatan kakeknya yang membuat calon anak kedua Opa meninggal, tapi aku sama sekali tak tahu tentang janji apapun yang Donny berikan untuk Opa.
"Aku cari tau rencana Vinny ke papa, tapi kalian harus jaga diri. Berurusan sama kalian bikin repot." ujar Donny dengan ketus.
Aku menoleh untuk menatap Astro. Aku tahu Astro sedang marah dan amarahnya tak pernah berakhir baik selama ini.
Aku mengelus lengannya untuk memintanya menatapku, "Urusanku selesai. Kamu mau ngapain lagi?"
"Sebenernya aku mau nawarin tender bisnis, tapi ga usah deh. Dia bilang berurusan sama kita bikin repot kan." ujar Astro sambil mengangkat cangkir di hadapannya dan meneguk espresso yang masih mengepul.
Pupil mata Donny melebar, "Tender bisnis apa?"
"Ga perlu. Tendernya batal." ujar Astro sambil bangkit dan mengulurkan tangan padaku. "Kita pulang, Honey."
Aku mengamit tangannya dan bangkit, "Thank you bantuannya, Don. Aku tunggu kabar dari kamu."
Donny terlihat bingung dan serba salah. Aku tahu dia ingin mengatakan sesuatu, tapi sepertinya tak ada satu patah kata pun yang sanggup keluar dari bibirnya. Aku melihat dia menatap kami bergantian hingga kami menghilang dari pandangannya dari pantulan cermin.
"Kamu mau nawarin tender apa?" aku bertanya pada Astro setelah kami berada lepas dari jarak dengar.
"Ga ada. Dia ngeselin aja makanya aku sengaja bilang gitu." ujarnya dengan tatapan serius.
Aah laki-laki ini benar-benar....
Baru kali ini aku merasa kesal bercampur senang. Aku gemas sekali ingin mencubitnya, tapi aku tak ingin siapapun melihatku sedang bertingkah. Alih-alih memberinya tatapan tajam, aku justru tersenyum lebar sekali.
Astro membayar pesanan kami dan mengajakku keluar hotel. Kami langsung menghampiri motor dan berkendara di jalan raya yang masih terasa panas.
"Mau es krim?" Astro bertanya dengan sedikit menolehkan wajahnya ke arahku yang berada di belakangnya.
"Boleh."
Astro mengelus tanganku yang melingkar di pinggangnya, lalu menambah kecepatan motor hingga kami sampai di sebuah kafe es krim yang terlihat tua dengan desain bangunan ala Belanda yang didominasi warna merah. Aku menyukai kursi-kursi rotan yang ada di kafe ini, terasa seperti berada di rumah peninggalan ayahku. Astro membantuku memesan es krim tutti frutti sedangkan dia memesan es krim macedonia untuk dirinya sendiri.
"Udah lama aku mau ngajak kamu ke sini. Maaf ya baru sempet sekarang." ujarnya sambil mengamit tanganku dan mengelusnya perlahan. Tatapannya lembut sekali. Entah ke mana perginya amarahnya saat kami masih bersama Donny tadi.
"It's okay. Kamu pernah ke sini?"
Astro mengangguk, "Sekali sama Liam. Waktu dia ketemu Sofia."
Aku berusaha menahan senyum sebisa mungkin, tapi gagal. Aku bisa membayangkan bagaimana situasinya dan aku tak sanggup menahan bibirku sendiri.
"Seneng banget ya, Nyonya?"
Aku menggeleng dengan senyum yang justru semakin lebar. Aku sedang menahannya agar tak berubah menjadi tawa.
Astro menyentil dahiku pelan, "Awas ya kamu. Bagus kita lagi di tempat umum. Kalau di rumah udah aku bawa kamu ke kamar."
Astaga ... tawaku meledak.
Aku merebahkan kepala ke meja dan berusaha menahan tawa. Aku tak akan sanggup melihat siapapun yang menatapku dengan tatapan aneh sekarang. Kafe es krim ini memang sedang ramai pengunjung.
Aku baru mengangkat kepala setelah berhasil mengendalikan diri, "Sorry. Itu tadi lucu banget."
Astro menatapku dengan tatapan sebal, tepat saat seorang pramusaji datang membawakan pesanan kami. Astro berterimakasih pada pramusaji itu sebelum dia pergi.
Aku sempat melihat pramusaji itu melirik ke arahku, tapi aku akan mengabaikannya. Suasana hatiku sedang baik sekali. Sebetulnya aku tahu ini adalah pengaruh hormonku. Entah hari ini atau besok aku pasti akan menstruasi.
"Kamu punya rencana apa buat Vinny?" Astro bertanya.
"Aku mau minta tolong sama Giana. Mm ... mungkin aku bisa minta tolong Ibu ke sana beberapa kali sebelum kita pulang."
Astro hanya mengangguk dan melanjutkan memakan es krimnya dalam diam.
"Something bothering you?"
"Aku lagi kesel banget, tapi aku ga mau marah-marah di depan kamu." ujarnya tanpa menoleh padaku.
Aku mengamit wajahnya dan menatapnya lekat, "We will be fine (Kita akan baik-baik aja). Bagus kan kita tau soal mereka sekarang? Coba kalau kita pulang tanpa tau apa-apa?"
Rahangnya mengeras dalam beberapa detik waktu yang terlewat dan mengangguk. Betapa laki-laki ini pandai mengendalikan diri.
"Abisin es krimnya, trus kita pulang. Kerjaan kita banyak banget." ujarku sambil mengambil satu suapan es krim tutti frutti milikku.
Astro menggeleng dan memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Aku lagi ngajak kamu kencan, tapi yang kamu inget cuma kerjaan ya."
Aku tersenyum manis, "Kita harus pindah sebentar lagi. Waktu kita ga banyak, Honey."
"Fine." ujarnya sambil mengalihkan tatapannya dariku. "Padahal tadinya aku mau ngajak kamu ke tempat bagus."
Aku menatapnya tak percaya, "Mau ngajak ke mana?"
"Ga jadi. Kamu kan ga mau, yang kamu inget cuma kerjaan. Ya udah kita pulang aja trus kerja."
"Serius ih." ujarku sambil mencubit pinggangnya.
Astro menoleh dengan santai dan menjilat es krim di tepi bibirnya sebelum bicara, "Serius. Kan kamu mau kerja."
"Ga jadi. Ayo kencan." ujarku dengan serius.
"Bener?"
Aku mengangguk dengan mantap.
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Bener ya? Syaratnya ga boleh nginget-inget kerjaan."
"Iya ih, bawel."
"Okay. Kita pergi abis aku pesen es krim satu lagi."
"Kamu mau es krim lagi?"
Astro mengangguk, "Es krimnya enak. Kamu juga harus makan es krim lagi."
Sial ... kurasa aku tahu apa yang sedang dia coba lakukan padaku.
"Aku udah gendut, kamu tau? Celanaku hampir ga muat." ujarku sambil menatapnya sebal.
"Muat kok. Justru tambah sexy. Lagian kalau kamu pakai lin ..."
Aku menyodorkan es krim tutti fruttiku ke mulutnya agar dia berhenti bicara. Ada banyak pengunjung lain di sekitar kami. Jian bahkan tak terlihat di mana pun saat ini. Kurasa Jian sengaja memberi kami waktu berdua.
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa sambil menerima es krim dariku, "Punya kamu enak. Mau tukeran?"
"Kamu kan bisa pesen lagi."
"Ga mau. Maunya punya kamu."
Aku menyodorkan es krimku padanya dengan senyum mengembang di bibirku, "Buat kamu. Abisin ya."
Astro menggigit ujung bibirnya dan menatapku dengan tatapan lapar, "Aku tagih nanti malem. Kamu belum 'dapet' kan?"
Aah laki-laki ini benar-benar....
=======
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-
Kalian bisa add akun FB ku : nou
Atau follow akun IG @nouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..
Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..
Regards,
-nou-