Setuju
Setuju
Aku mengangguk, "Kita anggap kita ga bisa minta bantuan siapapun. Kita harus siapin semuanya sendiri. Kalau kamu setuju, kita punya banyak hal yang harus dikerjain."
Astro menatapku lekat, tak mengatakan apapun. Aku tahu dia sedang berpikir dan menelaah segalanya. Masalah kami berbeda dengan kebanyakan orang seusia kami, kurasa kami harus memikirkan solusi dengan cara yang berbeda untuk menyelesaikannya.
"Kita butuh uang yang ga sedikit buat ini." ujarnya pada akhirnya.
"Aku tau."
"Se ga nya, kita akan butuh bantuan opa."
Aku terdiam sesaat sebelum bicara, "Kita bisa kok tanpa Opa. Kita punya Kyle."
Astro menggeleng, "Kita butuh opa, Honey. Aku tau kerja Kyle bagus, tapi ini ... terlalu beresiko tanpa opa yang jadi backing kita."
"Opa mungkin ga setuju."
"Kita bisa bikin opa setuju."
"Gimana caranya?"
"Asal kamu setuju. Aku bisa cari cara."
Aku menatapnya dalam diam lama sekali. Aku tahu rencana kami beresiko. Terlebih jika tak ada seorang pun yang membantu atau mengetahui rencana kami. Perlahan tapi pasti, jantungku berdetak lebih kencang. Aku bisa merasakan adrenalin mengaliri aliran darahku. Ini terasa menyenangkan, tapi juga berbahaya.
Aku mengangguk pada akhirnya, "Gimana kalau Opa ga setuju?"
"Leave it to me (Serahin itu ke aku). Opa pasti setuju." ujarnya sambil memindahkan rambut ke belakang telingaku.
Bagaimana aku bisa lupa? Laki-laki di hadapanku ini sudah berkali-kali bernegosiasi dengan Opa.
Dia berhasil merayu Opa untuk memberinya proyek pembiakan mutiara sebagai bukti keseriusannya padaku. Dia juga berhasil membuat kesepakatan untuk mempercepat pernikahan kami dengan memastikan dia sanggup menahan diri. Lebih dari itu, dia tahu dia sudah mendapatkan kepercayaan Opa sejak pertama kali kami bertemu dan dia memanfaatkan semua kesempatan dengan begitu baik.
"Tapi kita harus ubah bagian ini. Terlalu beresiko." ujarnya sambil menunjuk ke sebuah poin dan mencoretnya dengan pulpen. "Nanti aku cari alternatif lain."
Aku mengangguk untuk menyetujui sarannya. Aku akan melihat alternatif apa yang dia miliki sebagai penggantinya. Kami masih memiliki cukup banyak waktu untuk memikirkan semuanya.
Astro bangkit dan membereskan file yang berserakan di atas meja, lalu mematikan laptop dan meletakkan kertas rencana kami di atasnya. Dia mengamit tanganku dan mengajakku keluar dari studio. Kupikir dia akan membawaku ke kamar, tapi dia justru membawaku menuruni tangga dan melepasku duduk di salah satu kursi meja makan.
"Kamu laper?"
Astro menggeleng dan berjalan menjauh, "Kamu harus makan."
Aku menatapnya tak percaya, tapi tak sanggup mengatakan apapun. Aku tahu ini adalah hukumanku karena melewatkan makan siangku, tapi ... yang benar saja? Ini sudah tengah malam.
"Aku bikin sandwich. Kamu harus abisin." ujarnya sambil berkutat di depan kulkas.
Aku menghela napas. Kurasa aku akan menurutinya saja. Lagi pula aku memang sedikit lapar. Menemaninya bercinta dan bekerja sekian jam ternyata melelahkan. Bahkan kurasa, lebih melelahkan dibandingkan jika aku ikut bekerja juga.
Empat buah sandwich berjejer di atas meja di hadapanku dengan dua gelas susu untuk masing-masing dari kami. Astro mengambil satu sandwich dan menguyahnya, lalu memberi isyarat padaku untuk menghabiskan ketiga sandwich yang lain.
Aku memberinya tatapan sebal, tapi mengambil satu dan menggigitnya. Sandwich buatannya seenak yang bisa kuingat. Aku selalu menyukainya.
"Kalau kamu mau pakai rencana yang tadi, ga masalah kan aku bilang ke ayah kamu setuju pindah ke Jerman semester depan?"
Aku mengangguk, "Lebih cepet Ayah ngurus semuanya lebih bagus."
Aku memang mengatakannya, tapi tatapanku mengawang ke ujung pandanganku. Jika kami mengikuti rencana yang baru saja kubuat, mungkin aku akan lebih lama menemukan jejak bundaku.
"Kyle kamu suruh ngapain?" tiba-tiba saja aku bertanya karena mengingat Kyle yang tak berada di sekitar kami beberapa waktu belakangan ini.
"Aku suruh dia nyari Bu Kamalia."
Aku sama sekali tak menduga jawabannya. Kupikir dia sedang meminta Kyle melakukan investigasi mengenai Gerard karena dia sudah berjanji akan membantuku bisa bicara dengan Gerard lagi.
"Buat apa? Lahannya kan atas nama Zia. Lagian kamu bilang lahannya udah kamu beli kan?" aku bertanya.
Astro menurunkan sandwich dari mulutnya dan menatapku lekat, "Yang lebih deket sama bunda kamu itu bu Kamalia. Bukan bu Lia yang kita temuin. Aku ga tau kenapa bunda kamu bisa ada di sana dan kenapa bunda kamu bisa bantu-bantu waktu bu Lia nikah karena bu Lia ga mau ngasih informasi lebih banyak, tapi awalnya emang aku dapet informasi bunda kamu deket sama bu Kamalia."
Aku terdiam hingga berhenti menggigit sandwich yang kupegang. Hening di antara kami.
"Kamu nyari bundaku diem-diem?" aku bertanya karena dia tak mengatakan apapun lagi.
"Bukan diem-diem. Aku mau ngasih tau kamu kalau aku nemu jejaknya, tapi sementara baru itu yang bisa aku tau." ujarnya sambil menggigit sandwichnya kembali.
"Kamu minta Kyle ke Italia?"
Astro menggeleng, "Dia ada di basecamp. Aku minta dia hack semua yang dibutuhin buat cari jejak bu Kamalia. Nyari orang yang bertahun-tahun pergi dari Indonesia ga gampang, kamu tau?"
Aku kehilangan selera makanku, tapi dia menatapku tajam hingga aku menggigitnya kembali dan mengunyah walau tanpa minat. Aku tak ingin dia bertingkah menyebalkan saat sudah waktunya bagi kami untuk beristirahat.
"Bu Lia bilang Bunda ke Flores abis bantu dia nikah. Kamu minta Kyle cari jejak ke Flores juga?" aku bertanya setelah menelan sandwichku.
"Aku nebak bunda kamu cuma pengen keliling Indonesia buat nyari pengalaman baru. Akan lebih efisien kalau aku nyari orang yang kenal bunda kamu dibanding nyari yang belum pasti."
Kurasa aku bisa mengerti. Dia benar. Jika aku adalah dirinya, itulah hal yang akan kulakukan.
"Aku pernah bilang Bunda ketemu ayahku di Bandung? Mm ... Bunda nulis di diary katanya mereka ngobrol di toko kue area Dago sebelum Ayah nganter Bunda pulang."
"Kamu ga pernah bilang, tapi aku tau. Aku baca diary bunda kamu waktu kamu tidur. Aku udah cari tau semua yang ada hubungannya, tapi kayaknya toko kue itu emang cuma tempat buat ngobrol aja."
Aah begitukah?
Aku menatapnya dalam diam sambil menggigit sandwichku lagi. Jika dia mengatakannya seperti itu, maka mungkin dia memang sudah melakukan yang perlu dilakukan. Aku tak akan mengeluh.
Astro mengelus puncak kepalaku setelah menghabiskan sandwichnya, "Kita liat data peninggalan bunda kamu dulu. Mungkin kita nemu yang lain."
Aku hanya mampu mengangguk walau sebetulnya aku merasa akan sia-sia saja mencari jejak bundaku dari sana. Bundaku tak mungkin sengaja melarikan diri saat tahu suami dan anak-anaknya terluka. Pasti ada sesuatu yang lain yang terjadi. Entah apa.
Aku memang pernah berpikir bundaku mungkin saja amnesia karena bundaku begitu menyayangi keluarganya. Tak mungkin seorang istri dan ibu menghilang saat menyadari keluarganya terluka, bukan?
Terlebih, andai bundaku tahu kami tidak selamat, bundaku masih memiliki orang tua. Bunda bisa saja pulang ke rumah Opa dan meminta bantuan untuk menemukan kam, tapi Astro pasti sudah memikirkan segala kemungkinannya, bukan?
Aku menghabiskan sandwich dalam diam, lalu mengambil satu sandwich lain dan menggigitnya. Aku tahu ada sesuatu yang terasa kosong di hatiku, yang bertahun-tahun ini berusaha kuabaikan. Entah kenapa sekarang aku justru menyadarinya dan membuatku gelisah. Memikirkan ini semua membuat kepalaku berdenyut mengganggu.
"Kenapa kamu ga minta Kyle cari data investigasi jembatan aja? Kyle udah bilang mau bantu nyari data soal itu kan?" tiba-tiba saja pertanyaan itu terlontar dari bibirku.
"Kyle belum bisa bobol data itu, Honey. Keamanan server data Opa ketat banget."
Tunggu sebentar....
"Kamu bilang laptopku kamu tambahin keamanan berapa lapis?" aku bertanya.
"Tiga. Kenapa?"
"Kamu bisa deteksi kalau ada yang hack laptop atau hapeku kan?"
"Kadang ga kedeteksi kalau yang hack udah pro."
Sial ... aku lupa dengan hal itu.
"Pak Bruce pro kan?" aku bertanya.
=======
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-
Kalian bisa add akun FB ku : nou
Atau follow akun IG @nouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..
Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..
Regards,
-nou-