Mengakui
Mengakui
Jojo mengambil kertas dan pulpen yang sudah ada di atas meja dan menulis pesananan kami, "Aku turun dulu sebentar."
Aku dan Jeanny hanya mengangguk, lalu kami saling bertatapan dalam diam selama beberapa lama. Aku tahu dia sedang menimbang apa yang akan dia katakan padaku dan kurasa aku bisa menebak apa saja yang sedang dia pikirkan.
"Aku tau kok nikah muda banyak resikonya. Kalau kamu ga siap, aku ga akan saranin kamu nikah muda. Aku bukan Astro yang niat banget nularin prinsip ke orang lain biar kayak kita." ujarku sambil tersenyum.
Jeanny menghela napas sesaat dan menggenggam tanganku yang berada di atas meja, "Kamu bener-bener harus jaga diri. Aku ... ga biasanya begini sih, tapi aku ga tau kenapa kalau liat kamu bawaannya pengen sharing (berbagi/memberi masukan)."
Aku menatapnya dalam diam dan menunggunya melanjutkan kalimatnya.
"Aku tau kalian pasti udah mikirin macem-macem sebelum nikah. Astro juga bukan tipe yang buru-buru ngambil tindakan, dia pasti udah mikir panjang sebelum nikahin kamu. Kalian kan udah lama kenal juga dari kalian masih kecil. Aku ... awalnya envy (iri) karena kalian berani ambil langkah buat nikah muda, tapi waktu mikir kamu beneran hamil aku jadi mikir lagi mungkin aku ga bisa kayak kalian. Emosiku masih ga bisa diprediksi. Kayaknya emang aku harus nunggu sampai aku jadi lebih dewasa. Aku bukan mau bilang kalian ambil keputusan yang salah kok. Kondisi kita ... mungkin beda." ujar Jeanny ragu-ragu.
Aku tersenyum dan meletakkan tanganku yang lain di atas tangan Jeanny yang sedang menggenggamku, "Jangan nikah muda kalau kamu ga yakin."
Jeanny tersenyum. Ternyata dibalik ekspresinya yang biasanya sangat cuek, dia adalah perempuan yang cantik saat tersenyum.
"Aku tau kok banyak yang mikir aku sama Astro telalu cepet ambil keputusan, tapi mereka bisa milih jalan hidup yang beda dari kita. Jadi aku ga terlalu ambil pusing."
Jeanny mengangguk.
"Girls talk?" tiba-tiba terdengar suara Jojo yang sedang berjalan ke arah kami.
Aku hanya menaikkan bahuku sedikit dan memberi Jeanny isyarat untuk tutup mulut. Jeanny hanya mengangguk sambil terus tersenyum.
"Kayaknya kalian harus lebih sering ketemu. Dari kalian ketemu waktu itu, Jeanny jadi lebih sering senyum. Ga manyun seharian kayak biasanya." ujar Jojo sambil duduk di kursi yang tadi dia tinggalkan.
Jeanny menatap Jojo tajam, tapi tak mengatakan apapun. Jojo mengelus kepalanya dan entah kenapa mereka terlihat imut bagiku. Terasa seperti aku sedang mengganggu mereka berpacaran. Astro masih lama dengan pertemuan robotiknya untuk kompetisi akhir tahun ini. Aku akan terjebak bersama mereka sampai Astro selesai dengan pertemuannya beberapa jam lagi.
Aku mengeluarkan handphon dari saku. Sudah ada beberapa pesan dari Xavier dan Putri. Ada juga ada pesan dari kak Liana dan Zen.. Aku menimbang mana yang akan kubuka lebih dulu. Kurasa aku akan membuka pesan Zen.
Zen : Sorry, Za. Aku baru tau mama ngasih tau opa kemarin kamu ciuman sama Astro. Opa marah sama kamu?
Ternyata dugaanku tepat. Karena Zen tidak mengatakan yang sebenarnya terjadi pada mamanya saat kejadian di resepsiku, kurasa dia juga tak akan mengatakan apapun pada opa tentang aku berciuman dengan Astro. Zen tahu yang mana yang boleh dia beritahukan pada orang lain dan yang mana yang harus dia simpan untuk dirinya sendiri. Itu sudah terbukti berkali-kali.
Saat Zen menolak untuk mengatakan apapun mengenai keluargaku saat aku terluka karena Donny di depan toilet dua tahun lalu, saat dia begitu menjagaku dengan meminta kepala sekolah menyetujui idenya untuk memberikan kunci kelas kami sebagai kelas percontohan setelah insiden cacing yang diletakkan di mejaku, juga betapa rapi dia menyembunyikan fakta tentang dia melukisku di banyak kanvas. Aku tahu aku bisa percaya padanya walau aku masih waspada karena dia justru bisa saja menyembunyikan rahasia yang lebih besar dariku.
Aku : Opa cuma ngasih nasehat buat ga begitu di depan orang lain
Aku : Sorry kalau aku kelewatan kemarin
Zen : Aku ga masalah. Terserah kalian mau ngapain
Aku menghela napas. Entah bagaimana aku harus menanggapinya saat ini.
Zen : Jujur aja aku kesel, tapi aku ngerti Astro sengaja. Dia pasti cemburu banget kan sama aku
Rasanya aku ingin tertawa, tapi aku juga merasa buruk saat membayangkan betapa Zen merasa patah hati. Dan entah bagaimana, aku mendapatkan kesan Zen merasa bangga karena Astro cemburu padanya. Mungkin memang ada yang salah denganku hingga bisa berpikir aneh seperti ini, tapi aku cukup yakin dengan firasatku. Ini terasa aneh sekali.
Aku : Kak Liana juga tau?
Zen : Kayaknya mama ngasih tau juga. Kak Liana sempet ngomel-ngomel di telpon kemarin. Kak Liana bilang apa ke kamu?
Aku menutup pesanku dengan Zen dan membuka pesan kak Liana.
Kak Liana : Duh Kakak minta maaf kemarin Kakak lupa bales soalnya masih baru banget bangun tidur trus langsung siap-siap mau ada acara
Kak Liana : Lain kali Kakak kirimin lagi kalau Kakak nemu barang lucu. Sekalian Kakak ngirim ke Zen
Aku : Ga usah repot-repot, Kak. Ga perlu ngirimin Faza barang-barang lagi. Faza ga enak nerimanya
Kak Liana sedang offline sekarang, maka aku tak mengharapkannya segera membalas pesanku. Aku menutup pesannya dan kembali membuka pesan Zen.
Aku : Ga bilang apa-apa kok. Aku cuma nanya
Zen : Kamu harus tau aku udah berkali-kali bilang ke mama sama kak Liana kalau aku lagi nyoba move on dari kamu, tapi mereka ga dengerin
Zen : Kamu bisa cuekin mereka kalau mereka bahas yang bikin kamu ga nyaman. Aku cukup tau diri kamu udah jadi istri Astro. Aku ga mungkin usaha dapetin kamu lagi, tapi kamu harus tau kalau aku butuh waktu
Aku : Aku tau
Kurasa hanya itu yang bisa kukatakan padanya. Aku memang merasa buruk karena membuatnya patah hati, tapi aku menghargai usahanya yang selalu memaksudkan setiap kata dalam kalimatnya. Aku tahu dia memang mengambil ribuan fotoku secara sembunyi-sembunyi dan aku masih merasa kesal karenanya, tapi Astro juga melakukan hal yang sama.
Aku bahkan sedang berpikir andai saja aku bertanya tentang foto itu pada Zen, mungkin dia akan segera mengakuinya. Sama seperti saat aku membahas dia melukisku di banyak kanvas. Walau Zen terkejut, dia mengakuinya.
Aku : Semoga kamu bisa cepet move on dari aku Zen
Zen hanya membaca pesanku dan tidak membalasnya walau aku menunggunya selama beberapa lama.
=====
Semoga readers semua selalu sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca laniutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-
Kalian bisa add akun FB ku : iamno
Atau follow akun IG @iamnouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..
Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, kasih rank di setiap chapter, tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini yaa.. Luv u all..
Regards,
-nou-