Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Interaksi



Interaksi

2Xavier membalas pesanku hanya untuk memberitahu desain kalung pilihan mamanya, tanpa membahas apapun tentang Denada lagi. Putri juga memberiku pesan untuk segera makan siang dan memberitahu Teana sudah mendapatkan desain yang dia sukai.     

Jeanny dan Jojo mengajakku bicara tentang segala hal sambil menunggu Astro selesai dengan pertemuan robotiknya. Tentang dosen, interaksi sosial di kampus, prospek pekerjan sesuai yang dengan jurusan masing-masing, juga tentang gosip yang beredar di antara dinding fakultas.     

Ternyata saat Astro menghadapi kasusnya dengan Cokro dan Dissa beberapa bulan yang lalu, Astro mendapatkan cukup banyak masalah. Mulai dari pertanyaan dan anggapan buruk dari teman-temannya, kredibilitas, reputasi, posisi peserta kompetisi yang terancam, hingga resiko hampir dipecat sebagai mahasiswa.     

Jojo berkata, Astro mengalami hari yang buruk di hari pertama isu skandal itu menyebar. Jojo tahu Astro sudah mendapat informasi isu skandal akan menyebar di hari itu, tapi Astro memaksakan diri untuk tetap datang ke kampus karena ingin melihat sendiri bagaimana efek dari isu tersebut. Jojo bahkan mengakui dia sempat mengatai Astro bodoh karena terlalu percaya diri.     

Astro memang memberitahuku malam sebelum isu skandal itu menyebar. Dia memintaku untuk mempercayainya. Namun saat isu skandal itu datang padaku, aku begitu ragu padanya dan berpikir buruk.     

Saat tersiar kabar tentang pernikahan kami pun, banyak yang mencibir Astro karena menikah muda. Mereka mengatai Astro ternyata memang suka bermain perempuan dan menduga aku sudah mengandung sebelum kami menikah. Benar-benar gosip yang konyol sekali. Walau sebetulnya aku memang sudah menduga akan ada dugaan seperti itu padaku.     

Jeanny memberitahu padaku siapa saja perempuan yang pernah muncul ke fakultas mereka untuk berkenalan dengan Astro, tapi Astro selalu bersikap dingin. Astro selalu menanggapi mereka seadanya, hanya untuk sopan santun. Namun seperti yang Jeanny pernah katakan padaku di PAMMITS minggu lalu, memang ada tipe orang yang tak akan menyerah hanya karena diabaikan, seperti Cantika.     

Jojo menambahkan, sebetulnya mahasiswa di kampus ini lebih fokus dengan pendidikan dibandingkan dengan mencari pacar seperti kebanyakan kampus lain karena deadline yang sangat ketat dan memburu. Jojo dan Jeanny adalah contoh yang jarang terjadi di kampus itu. Kebanyakan mahasiswa di sana lebih mirip dengan Hasto dan Pratama, terutama karena populasi mayoritas di sana adalah laki-laki.     

Astro datang ke kafe pukul 15.13. Sepertinya dia berlari untuk bisa sampai ke sini karena terengah saat menemui kami. Dia duduk tepat di sebelahku dan meneguk jus jambu yang sudah sengaja kupesan karena berpikir dia akan datang sebentar lagi. Dugaanku tepat sekali.     

"Mau pulang sekarang, Honey?" Astro bertanya padaku setelah menghabiskan jus jambunya.     

"Baru juga sampai." ujar Jojo dengan tatapan kesal.     

Astro mengamit kepalaku dan mengecup pipiku, "Kerjaan kita banyak. Ayo pulang."     

"Kerjaan kalian banyak atau kalian mau mesra-mesraan di apartemen?" Jeanny bertanya dengan sedikit senyum di ujung bibirnya.     

Astro tersenyum lebar sekali, "Kepo banget kalian. Nikah sana kalau mau mesra terus."     

Jojo dan Jeanny saling bertatapan dalam diam. Jeanny sudah membicarakan hal itu padaku tadi dan kurasa kami tak akan membahasnya lagi.     

"Aku saranin kamu test pack ulang." ujar Jojo padaku dengan suara pelan.     

Astro terkejut dan menatapku, "Kamu bilang ke mereka?"     

Aku menghela napas, "Mereka nanya terus apa aku hamil. Aku bilang aku ga hamil soalnya hasil test pack waktu itu negatif."     

Astro mengalihkan tatapan pada Jojo dan Jeanny, "Keep it a secret (Jaga itu jadi rahasia). Kalau berita itu bocor, aku udah bisa pastiin itu bocornya dari kalian."     

"Kamu bawa mobil?" Jojo bertanya padaku.     

Aku hanya mengangguk."Kalian pulangnya gimana? Tadi bukannya kamu ke kampus bawa motor?" Jojo bertanya pada Astro.     

Aku menoleh untuk menatap Astro. Astro mengeluarkan handphone dari saku dan membuka pesan dengan kontak nama Jian.     

"Kita pulang pakai mobil aja ya. Biar motor kamu dijemput." ujarku.     

Astro mengangguk dan melanjutkan mengetik pesan untuk Jian dalam diam. Sepertinya Jojo dan Jeanny mengerti ada yang akan mengurus motor Astro nanti.     

Sebetulnya aku memilih untuk pulang menggunakan mobil karena aku merasa tubuhku terasa aneh. Entah ada apa denganku, tapi kuharap aku hanya kelelahan. Rasanya seperti aku bisa saja tertidur saat aku menyandarkan kepala pada sesuatu.     

"Kalian ga ngerjain deadline? Ngobrol doang di sini?" Astro bertanya.     

"Sialan ini anak dateng-dateng bikin mood jelek ngingetin deadline." ujar Jojo geram.     

"Kalian kan mahasiswa, kalau ga ngerjain deadline ngapain lagi? Pacaran terus nanti IPK kalian jadi taruhan." ujar Astro setengah tertawa.     

"Aku jadi heran. Kapan dia ngerjain deadline kampus kalau kalian mesraan terus di apartemen?" Jojo bertanya padaku.     

Aah rupanya Jojo berpikir yang kami lakukan setiap hari hanyalah bermesraan....     

Aku menatap Astro sebelum menjawab pertanyaan Jojo, "Kita kerja bareng di jam tujuh sampai jam sepuluh. Biasanya kita ngobrol sebelum istirahat, trus bangun lagi tengah malem buat lanjutin kerj ..."     

"Buat mesra-mesraan." ujar Astro untuk memotong ucapanku. Senyum lebar masih terkembang di bibirnya.     

Aku menatapnya tak percaya, tapi tak mengatakan apapun karena yang diucapkannya adalah benar. Aku hanya merasa canggung jika harus menyebutkannya pada mereka.     

"Kerja bareng?" Jeanny bertanya dengan tatapan menyelidik.     

Aku lupa mereka tak tahu menahu tentang pekerjaanku. Aku menatap Astro untuk meminta pendapatnya.     

Astro terlihat berpikir sambil menatapku penuh arti, "Kalau kalian jalan ke arah Perumahan Olive dari sini, kalian bisa nemu workshop. Itu Faza yang ngelola." ujar Astro dengan tenang.     

Jojo terlihat berpikir, "Workshop baru yang ada tulisan jewelry apa ... gitu?"     

Aku hanya mengangguk dan tersenyum.     

Pupil mata Jojo terlihat lebih lebar saat menatapku, "Itu ... kok bisa? Maksudku ... kamu kan masih seumuran kita. Buka bisnis perhiasan kan ... kalian ga lagi bercanda kan?"     

"Emangnya kamu pikir aku buka perusaahan game itu bercanda ya?" Astro bertanya.     

Jojo terkejut, "Bukan gitu maksudnya. Ah ... serius?"     

Jeanny mengamit dagu Jojo dan memintanya menatapnya, "Ga usah kaget gitu cuma karena kita ga sama kayak mereka."     

Jojo menatapnya tak percaya, "Kamu percaya?"     

Jeanny mengangguk, "Aku udah dapet feeling mereka emang beda. Emangnya kamu pikir orang biasa bisa kena kasus gede kayak mereka kemarin? Orang biasa biasanya ngehindar dari resiko, tapi mereka malah nyemplung. Mereka orang gila, Jo."     

Jojo mengangguk-anggukkan kepalanya dan kembali menatap kami bergantian, "Kalian emang gila sih."     

=====     

Semoga readers selalu sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add FB ku : iamno     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, kasih rank setiap chapter, tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini yaa.. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.