Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Boxer



Boxer

1Aku masih menatap lingerie di tanganku dengan bimbang setelah Astro mengantarku ke kamar mandi dan meninggalkanku seorang diri. Aku tahu aku harus segera mandi karena ini sudah malam sekali, tapi membayangkan aku harus berjoget dangdut di hadapan Astro membuatku bergidik.     

Kenapa pula aku membuat kesepakatan hukuman semacam itu dengannya? Sekarang aku lah yang terkena hukuman darinya karena aku tak bisa duduk diam untuk beristirahat dan justru mengawasi pembuatan bros di workshop sepanjang hari. Ini benar-benar terasa menyebalkan.     

Aku menghena napas sebelum melepas pakaianku dan mandi dengan cepat, lalu memakai lingerie yang Astro berikan padaku sesaat lalu. Terasa aneh untukku memakai lingerie saat sedang menstruasi. Tunggu ... tak ada aturan aku tak boleh memakai celana panjang bukan?     

Aku bergegas keluar dan membuka lemari untuk mencari celana panjang milikku, tapi mataku justru menatap celana boxer milik Astro yang terlipat rapi. Aku mengambilnya dan memakainya, lalu melihat pantulan diriku di cermin. Celana boxer Astro memang sedikit kebesaran untukku, tapi ada tali yang bisa kutarik dan kuikat untuk kusesuaikan dengan pinggangku.     

Aku tersenyum melihat diriku sendiri. Ini terasa aneh, tapi juga menyenangkan. Astro pasti tak akan menduga aku memakai celana boxer miliknya.     

Aku baru saja akan melangkah cepat menuju studio saat melihat handphoneku bergetar di atas meja kecil di samping tempat tidur. Aku menghampirinya dan ada pesan dari Xavier. Aku memutuskan duduk di tepi tempat tidur sambil membuka pesan darinya.     

Xavier : Ini hari terakhir kamu ngasih tau Denada soal Tiffany, Faza     

Xavier : Aku nunggu kabar dari kamu dari pagi     

Kupikir Xavier akan bertanya tentang kalung mutiara untuk mamanya. Ternyata dia justru bertanya tentang Denada.     

Aku : Denada udah tau. Sekarang dia butuh waktu. Jangan ganggu Denada dulu, Vier     

Xavier : Oh ya? Kenapa aku ga dapet kabar soal itu?     

Aku : Bukannya kamu harusnya udah dapet kabar dari Tiffany?     

Xavier : Kenapa aku harus nanya soal Denada ke Tiffany? Tiffany ga tau apa-apa soal Denada     

Jika benar seperti itu mungkin Xavier memang tak merencanakan apapun mengenai Petra dengan Tiffany. Aku lupa bertanya tentang itu pada Kyle karena Kyle sudah menolak untuk menceritakan detail kejadian saat menemani Denada ke Australia.      

Aku : Denada ke Aussie beberapa hari lalu. Ketemu Petra sama Tiffany di resto     

Aku : Jangan tanya apapun soal itu ke Denada, Vier. Denada lagi shock     

Xavier : Aku bisa tanya ke Tiffany kalau gitu. Aku harus yakin Denada beneran udah tau soal Petra sama Tiffany atau belum     

Aku : Terserah kamu. Aku cuma minta kamu jangan ganggu Denada dulu. Denada butuh waktu     

Xavier : Okay     

Kurasa aku akan mengabaikannya sekarang, maka aku meletakkan handphone kembali ke meja. Aku menghela napas sebelum bangkit dan berjalan pelan menuju studio.     

Astro menoleh tepat saat aku sampai di pintu dan menatapku dengan alis mengernyit menggangu. Entah kenapa aku justru tersenyum lebar melihat reaksinya dan berjalan cepat untuk duduk di sebelahnya.     

"Aneh banget. Ngapain kamu pakai celana boxerku?" Astro bertanya dengan tatapan sebal.     

"Aku lagi 'dapet'. Aneh kalau cuma pakai lingerie, jadi aku ambil celana boxer kamu. Ternyata enak. Nanti aku mau pesen celana boxer online buat aku pakai tidur."     

Astro menatapku tak percaya, "Seriously?"     

Aku mengangguk mantap, "Kan ga ada aturan aku ga boleh pakai boxer. Yang penting aku pakai lingerienya kan?"     

Astro mencubit pipiku pelan, "Pinter ya kamu."     

Aku mengangguk dengan senyum masih mengembang di bibirku, "Kan ketularan kamu. Jadi kamu yang harus tanggung jawab."     

Entah bagaimana ekspresi Astro tiba-tiba berubah. Dia memberiku senyum menggodanya yang biasa, lalu mengamit handphonenya dan mengalunlah sebuah lagu dangdut dari sana. Dia mengamit tanganku dan menarikku bangkit, lalu menarikku mendekat padanya dan dia membimbingku untuk berjoget bersamanya.     

Aah ini benar-benar memalukan....     

Aku menutup wajah dengan kedua tangan karena tak sanggup melihatnya berjoget dangdut sambil membimbingku mengikuti irama gerakannya. Seharusnya aku lah yang sedang dihukum, kenapa dia yang justru bersemangat mengajakku berjoget bersamanya? Aku bahkan baru tahu ternyata dia cukup lihai melakukannya.     

"Oh come on. Ini seru, Honey. Jangan tutup muka kamu." ujarnya sambil melepas kedua tangan yang menutup wajahku dan meletakkannya di bahunya. "Kamu harus happy. Jangan cemberut terus nanti cepet tua."     

Aku menatapnya tak percaya. Senyum menggodanya yang biasa terlihat semakin lebar dan justru membuatnya terlihat semakin tampan. Aku mencoba mengikuti irama gerak tubuhnya walau canggung. Terasa lebih baik saat aku berdansa dengannya di konser Teana dibandingkan dengan berjoget dangdut seperti ini. Irama lagunya cepat dan liriknya membuatku merasa malu.     

"Kamu belajar dari mana sih? Aku ga tau kamu bisa joget begini. Ini aneh banget." ujarku dengan tatapan tak percaya disela lagu yang mengalun.     

Astro masih memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Aku kan jago niru, kamu lupa?"     

Sial ... dia benar. Dia lah yang pernah mengatakannya padaku beberapa minggu setelah kami menikah. Dia bahkan berkata dia memanfaatkan keahliannya untuk memancing reaksi orang lain, tapi kurasa aku cukup yakin sekarang dia sedang tidak memancing reaksiku. Coba lihat ekspresinya itu. Dia terlihat menikmati saat-saat membimbingku bergerak bersamanya.     

Astro meliukkan tubuhku sambil meliukkan tubuhnya sendiri. Langkah kakinya mantap dan berirama sesuai dengan lagu yang mengalun. Entah kenapa dia terlihat sexy. Napasku terengah saat alunan lagu terhenti, bersamaan dengan berhentinya gerakan tubuh kami.      

Astro tersenyum lebar sambil menatapku penuh arti, "Besok pagi kita joget lagi. Seru kan?"     

Aku menatapnya tak percaya, "Kamu aja yang joget kalau mau. Aku ga mau. Malu ih."     

Astro tertawa puas sekali. Aku mencoba mendorong tubuhnya menjauh, tapi dia tetap bergeming, dengan kedua tangannya memeluk pinggangku erat. Dia mengecup dahiku setelah menyelesaikan tawanya.     

"Kamu sexy banget, kamu tau? Walau aneh banget kamu pakai boxer sama lingerie begitu." ujarnya sambil menarikku lebih erat padanya.     

Aku menatapnya sebal, "Deadline kamu udah selesai?"     

Astro mengangguk dengan senyum masih terkembang di bibirnya, "Udah selesai dari tadi. Kamu mandi lama banget."     

Aku terdiam mendengarnya. Sebetulnya bukan waktu mandiku yang lama, tapi aku sempat berbincang dengan Xavier melalui aplikasi pesan di handphone.     

Aku melirik ke jam di dinding studio, pukul 22.14. Aku belum selesai membantu pekerjaan Astro dan aku belum menonton rekaman yang Ray sebutkan padaku sebelum aku mandi.     

"Something bothering you?" Astro bertanya sambil mengelus rambut di ujung dahiku. "Aku ga kehilangan image cool, ganteng sama sexyku kan gara-gara kamu liat aku joget dangdut?"     

Dia membuatku tertawa. Kehilangan citra dirinya dia bilang? Yang benar saja?     

=======     

Semoga readers selalu sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : iamno     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, kasih rank di setiap chapter, tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini yaa.. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.