Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Finansial



Finansial

1Aku menatap test pack di tanganku dengan nanar. Bagaimana pun aku harus tetap melakukannya, bukan? Nakun kenapa terasa berat sekali untukku mengambil langkah?     

Aku memutar-mutar kemasan test pack lama sekali hingga kepalaku terasa berdenyut lebih kencang. Bahkan sepertinya aku mulai mual.     

"Honey, kamu harus coba." ujar Astro dari luar.     

Aku tahu aku harus mencobanya walau aku tidak menyukainya. Aku hanya ...     

"Kita punya banyak stok test pack lain kalau yang itu rusak. Just try that one first (Cobain aja dulu yang itu)."     

Aku menghela napas dan beranjak turun. Aku menghampiri pintu dan menyandarkan punggung. Pantulan diriku sendiri di cermin membuatku semakin yakin aku memang terlihat menyedihkan.     

Aku menatap kemasan test pack dengan gamang, tapi aku membaca semua instruksinya dengan baik. Aku hanya harus mengambil keputusan akan melakukannya sekarang atau menundanya saja. Namun menundanya mungkin akan semakin membuat Astro menekanku untuk segera mengambil langkah.     

"Kamu yakin kamu siap punya anak?" aku bertanya.     

"Aku akan terima semua resikonya. Itu anakku."     

Kenapa tiba-tiba aku merasa kepalaku melayang? Beginikah rasanya hamil? Merasa mual dan kepala terasa melayang?     

Aku baru saja mengingat buku tentang kehamilan yang Denada berikan padaku. Aku hampir ke luar untuk mengambilnya andai aku tak mengingat ada Astro sedang menungguku di balik pintu.     

"Gimana?" Astro bertanya.     

Aku terdiam menatap pantulan diriku sendiri di cermin. Kurasa aku memang harus memberanikan diri.     

"If you never try, you will never know (Kalau kamu ga nyoba, kamu ga akan tau)."     

"Fine." ujarku lirih walau ku tahu dia tak mungkin mendengar suara sepelan itu.     

Aku mengikuti instruksi yang diberikan di kemasan test pack dan menunggu. Setiap detik terasa lama sekali, hingga membuat detakan jantungku meninggalkan beban berat di setiap detik yang berlalu.     

"Kamu udah cobain test packnya?"     

Aku menghela napas dan memejamkan mata, "Udah."     

"Gimana hasilnya?" dia kembali bertanya. Suaranya terdengar bergetar, mungkin dia sama gugupnya denganku.     

Aku ingin sekali membuka mata dan melihat hasilnya, tapi ada rasa takut merayapi hatiku. Bagaimana jika benar aku hamil?     

"Honey ..." suara Astro membuyarkan keheningan kami.     

Aah aku tak sanggup melihatnya....     

"Are you okay?" Astro bertanya, lalu terdengar suara pintu terbuka.      

Aku membuka mata dan menatapnya dari pantulan cermin di hadapan kami dalam diam.     

Dia terlihat khawatir dan bersemangat di saat yang sama. Dia memeluk pinggangku erat dari belakang dan mengambil test pack yang teronggok di samping wastafel, lalu menyandarkan kepalanya di bahuku dan berbisik, "Negatif."     

Aku menghembuskan napas yang kutahan dengan keras dan membalikkan tubuh untuk memeluknya. Sepertinya mataku basah sekarang.     

"It's okay. Hasilnya negatif." ujarnya sambil mengelus rambut dan mengecup tengkukku.     

"It's not okay."     

"Negatif, Honey."     

"Tapi kamu mau hasilnya positif." ujarku dengan frustasi. Entah bagaimana, tapi air mataku mengalir semakin deras.     

Astro menghela napas dan tersenyum tipis, "Kita bisa bikin lagi sampai jadi positif."     

Aku melonggarkan pelukanku untuk menatapnya, "Aku ga mau hamil sekarang."     

"Aku tau. Aku sabar kok."     

Kenapa hatiku terasa sakit? Aku tahu dia kecewa padaku, tapi bukankah kami sudah sepakat untuk menunda memiliki anak?     

Astro mengangkat tubuhku dan mendudukkanku di samping wastafel. Dia menyusupkan tangannya ke dalam perutku dan mengelusnya, "They will be fine (Mereka akan baik-baik aja)."     

Aku meraih wajahnya dengan kedua tanganku dan mendekapnya di dadaku, "I'm sorry."     

Beginikah rasanya saat pasangan lain begitu menginginkan hadirnya janin sebagai calon anak mereka? Ini terasa sakit. Seperti hatiku baru saja terbelah. Entah bagaimana harus menjadikannya utuh kembali.     

Astro menggeleng dan mendongkak untuk menatapku, "Belum waktunya. Kita masih bisa pacaran dulu kan?"     

Bisa-bisanya dia berkata seperti hal ini bukanlah masalah besar? Senyumnya bahkan terlihat tenang dan mantap, membuatku merasa buruk dengan diriku sendiri.     

Aku mengelus rambutnya yang terasa lembut, "Aku mau kita lebih hati-hati."     

Astro mengangguk, "Okay. Mau coba konsultasi ke dokter kandungan? Mungkin aja hasilnya masih belum ketauan karena janinnya masih terlalu muda?"     

Aku menatapnya ragu-ragu, "Tapi hasilnya negatif."     

"Ga ada salahnya kita konsultasi. Kamu bisa USG dulu biar beneran ketauan kamu hamil atau ga. Kita jadi bisa lebih siap kalau emang kamu hamil nanti."     

Aku menatapnya ragu-ragu walau aku mengangguk.     

"Kita ke dokter setelah aku pulang kuliah, okay?"     

Aku hanya mampu mengangguk. Mungkin akan lebih baik jika kami tahu apakah benar ada janin di dalam rahimku atau tidak. Walau aku berpendapat hasilnya akan tetap negatif.     

Astro mengecup bibirku sembil mengelap sisa air mata di pipiku, "Aku mau mandi. Kamu mau mandi bareng? Abis mandi aku mau masak, tapi kamu istirahat aja. Nanti aku bangunin kalau udah waktunya sarapan."     

Aku mengangguk, "Aku mau bath bomb lavender."     

"Okay." ujarnya sambil melepasku dan beranjak menuju bath tub.      

Dia mengisinya dengan air hangat untuk kami berendam, lalu kembali padaku. Dia melucuti pakaianku, lalu memeluk tubuhku dengan erat dan mencumbu bibirku dengan lembut.     

"Airnya penuh." ujarku saat melepas bibirnya.     

Dia menoleh ke arah bath tub sebelum melepasku dan beranjak untuk mematikan keran. Lalu mengambil sebuah bath bomb beraroma lavender dari salah satu kabinet dan memasukkannya ke dalam air sebelum kembali padaku lagi. Harum aroma lavender yang menenangkan menyeruak ke seluruh ruangan.     

Astro mengelus bahuku dan mengecupnya, "Nanti aku minta Lyra nemenin kamu ya. Aku usahain pulang cepet."     

Aku mengangguk sambil meraba otot perutnya yang telanjang, "Bisa kita libur making love dulu beberapa hari? Aku ... aku butuh waktu."     

Astro menatapku dalam diam selama beberapa lama dan mengangguk. Lalu mengangkat tubuhku dan mendudukkanku di dalam bath tub dengan hati-hati. Kemudian melepas celananya dan ikut merendam tubuhnya di belakangku.     

Astro memelukku erat sambil menciumi bahu dan tengkukku, membuat bulu halusku meremang. Aku meraih kepalanya dan mengelus rambutnya perlahan sambil mengecupnya.     

"I love you, Honey."     

Astro hanya menggumam. Napasnya yang hangat menderu di kulitku. Sedangkan tangannya mulai menyapu kulitku dari bahu, dada dan turun ke perutku. Sepertinya dia benar-benar berharap aku hamil.     

Entah bagaimana dia mendapatkan ide bahwa dia siap untuk menjadi seorah ayah. Sedang dalam semua hal yang memasuki pikiranku, kami bahkan belum mempersiapkan apapun untuk kehadiran seorang bayi.     

Bagaimana mungkin aku akan menyelesaikan semua pekerjaanku jika aku benar-benar hamil? Menjadi seorang calon ibu sambil mengerjakan berbagai pekerjaan akan merepotkan sekali. Terlebih, aku memiliki lebih dari dua pekerjaan yang menguras pikiran walau aku hanya mengerjakannya dari rumah.     

Aku menarik napas dan menghembuskannya perlahan sambil terus mengelus rambutnya, "Kita bisa baca banyak buku parenting dulu sementara waktu. Gimana?"     

Astro hanya menggumam.     

"Kalau kamu pengen punya anak, kita harus siapin diri, kamu tau? Ini bukan cuma soal finansial. Bayi tuh makhluk hidup baru, yang sepenuhnya menggantungkan diri sama kita. Aku ga mau buru-buru."     

"Aku tau." ujarnya sambil memelukku lebih erat.     

=======     

Semoga readers selalu sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : iamno     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, kasih rank di setiap chapter, tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini yaa.. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.