Seminggu
Seminggu
Aku : Nanti Kakak bisa ke alamat itu ya kalau aku udah nemu tempat kos
Bara : Baik, Non. Makasih banyak
Aku meletakkan handphone di meja makan dan menghela napas. Ada berlembar-lembar sketsa kasar desain perhiasan berserakan di sana. Desain-desain ini hanya perlu diperhalus dan dieksekusi setelah semuanya siap.
Aku memang baru menghubungi Bara untuk menjadi partner karena sibuk sekali. Aku bahkan langsung menyempatkan diri untuk membuat sketsa kasar begitu sampai di rumah rahasia, hingga aku meminta Astro yang membereskan barang-barang karena sedang tak ingin diganggu.
Aku melirik jam di lengan, pukul 20.41. Aku lapar, tapi terlalu malas untuk beranjak menghangatkan makanan yang dibeli dalam perjalanan pulang dari bandara. Aku mengambil handphone di meja dan memberi Astro panggilan video call. Astro menerimanya.
"Minta digendong ke kamar?" Astro bertanya dengan senyum menggodanya yang biasa.
Aku memberinya tatapan sebal, "Aku laper."
Astro terlihat bingung dan menghentikan aktivitasnya membereskan barang-barang, "Bukannya ada bento yang tadi kita beli?"
"Males ngangetinnya. Kamu turun ya. Beresin barangnya besok aja. Aku yang beresin."
Astro menatapku tak percaya, "Sejak kapan kamu jadi manja banget begini?"
"Mm, sejak kamu rajin manjain aku." ujarku sambil tersenyum manis.
"Tunggu di situ." ujarnya yang langsung mematikan sambungan video call.
Aku tak mampu menyembunyikan senyum di bibirku. Mengerjainya seperti ini memang terasa menyenangkan. Aku melanjutkan sketsa dalam diam sambil menunggunya datang. Aku bisa mendengar suara langkah kaki menuruni tangga dan berjalan mendekat ke arahku.
Astro meletakkan satu box kondom dan memelukku erat dari belakang. Dia hampir saja melepas kaos yang kupakai andai saja aku tidak menahannya.
"Mau ngapain?" aku bertanya sambil berusaha menjauhkan tengkukku dari sapuan bibirnya.
"Katanya minta dimanja?" bisiknya sambil menahanku tetap menempel padanya.
Aah, laki-laki ini benar-benar ....
Aku berusaha melepas pelukannya dengan susah payah dan beranjak dari duduk untuk menghindarinya. Namun Astro menarik tubuhku dan mengunciku di antara tubuhnya dan meja makan. Astro menyusupkan tangan dan merayapi punggungku, hingga membuat bulu halusku meremang.
Aku meraih wajahnya dengan kedua tanganku untuk menjauhkannya dari leherku, "Ga sekarang. Aku laper."
"Give me a kiss (Cium aku)."
Aku mengecup bibirnya dan mencumbunya lama sekali. Kenapa aku justru menginginkannya sekarang?
Aku baru saja akan memeluknya lebih erat saat Astro melepas bibirku dan memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Udah. Katanya laper?"
Aah, laki-laki ini benar-benar ....
Aku menahan lengannya yang mulai menjauh, "Sekali?"
Astro menggigit ujung bibirnya dan menyentil dahiku, "Ga mau. Kamu harus makan. Abis makan aku mau kerja. Kamu ga boleh ganggu, kamu tau?"
"Seriously?"
Astro hanya tersenyum lebar dan berjalan menjauh dariku. Dia membuka kantong berisi bento dan menghangatkannya menggunakan microwave.
"Honey ..." aku memanggilnya dengan tatapan memelas, tapi dia mengabaikanku.
Seperti inikah yang dia rasakan saat aku mengabaikannya? Ini terasa menyebalkan. Bulu halusku bahkan masih meremang.
Astro sempat melirik ke arahku saat mengambil beberapa bahan dari kitchen set. Sepertinya dia akan membuat coklat panas. Aku kembali duduk dan menontonnya menyelesaikan semuanya sendiri. Suasana hatiku berubah menjadi buruk karena dia menolakku.
"Sukurin." ujarnya sambil memberiku senyum menggodanya yang biasa saat menyadari aku hanya menatapnya dalam diam.
Aku memberinya tatapan sebal dan mengalihkan tatapan ke lembaran kertas di meja. Mungkin akan lebih baik jika aku mengabaikannya saja.
"Kamu udah ngabarin Bara?" Astro bertanya.
Aku hanya menggumam mengiyakan. Aku tak begitu peduli dia mendengarnya atau tidak. Suasana hatiku masih buruk saat ini.
"Mau mulai buka kapan?" Astro bertanya lagi.
"Kalau ruang penyimpananku udah selesai direnovasi." ujarku tanpa menoleh padanya.
"Seminggu lagi?"
"Mungkin."
"Kamu udah dapet kabar dari Sendy?"
"Belum."
"Udah tau kalau ada pertemuan tiga minggu lagi? Pas kita pulang."
Aku menghentikan goresan di kertas dan menatap ke arahnya, "Aku udah punya janji mau ketemu Denada sama Mayang kalau kita pulang."
"Kita bisa ketemu mereka abis pertemuan."
Aku menghela napas, "Tapi ketemu mereka jadi cuma sebentar. Mayang udah nyempetin waktu pulang dari Bandung, kamu tau?"
Astro masih terus berkutat dengan panci berisi coklat panas sambil menatapku, "Kita akan dapet banyak info kalau dateng ke pertemuan bulan depan."
Aku tahu dia benar. Dengan segala kasus Zenatta, aku akan mendapat banyak sekali informasi yang bisa kuambil di sana. Namun aku akan mengorbankan waktu untuk bertemu sahabat-sahabatku.
Aku menatapnya dalam diam hingga dia selesai dengan coklat panas dan bento yang sudah dia hangatkan. Dia membawa semuanya ke meja makan, yang membuatku terpaksa membereskan semua kertas dan alat tulis yang berserakan, juga kondom yang dia letakkan di sana. Entah kenapa aku merasa sebal melihatnya.
Astro memberiku sepasang sumpit dan sebuah sendok sambil menyodorkan seporsi bento untukku, "Makan dulu."
Aromanya membuat perutku lapar, tapi pikiranku justru menolak untuk sekadar mengambil satu suapan.
"Kenapa? Mau disuapin?" Astro bertanya setelah menelan suapan pertamanya.
Aku menggeleng dan menopang dagu dengan tangan, "Kamu mau ngerjain apa malem ini?"
"Koordinasi robot sama tim, trus ada yang mau aku bahas bareng Axe. Kamu tidur duluan aja ya." ujarnya sambil menyodorkan satu suapan padaku. Sepertinya aku harus menerimanya atau dia akan mulai bertingkah.
"Ngerjainnya di kamar kan?"
Astro hanya menggumam sambil terus mengunyah makanannya.
"Aku temenin sambil nonton ya."
"Aku ga akan manjain kamu kalau itu maksud kamu. Aku mau kerja sampai jam satu, trus aku mau tidur."
Aku memberinya tatapan sebal, "Aku ga minta itu. Aku cuma mau nemenin. Aku ga bisa tidur kalau kamu ikut ga tidur juga."
Astro menatapku dalam diam selama beberapa lama sebelum bicara, "Aku temenin sampai kamu tidur dulu. Nanti baru lanjutin kerjaanku."
"Ga mau. Aku maunya tidur bareng kamu."
Kemudian hening di antara kami. Aku tahu kami sedang saling menilai diri kami masing-masing.
"Aku ... ga mau mimpi itu lagi." ujarku ragu-ragu pada akhirnya.
Astro menatapku lekat, "Kamu bisa nemenin aku kerja sampai jam satu, tapi kalau ngantuk kamu bisa tidur di pahaku."
Sepertinya aku tak memiliki pilihan lain, maka aku mengangguk. Aku mengambil sumpit dan memasukkan satu suapan ke mulutku. Perutku harus diisi walau sedang malas mengunyah.
Astro menungguku hingga aku selesai dengan makananku, lalu membantuku membereskan semuanya sebelum beranjak ke kamar. Dia menggenggam tanganku dan mengelus jariku dengan lembut.
"Aku ganti baju dulu." ujarku saat kami sampai.
Aku mengambil lingerie berwarna maroon karena itu adalah lingerie yang pertama kulihat dan beranjak ke kamar mandi. Aku baru saja keluar saat melihat Astro menyandarkan punggung di dinding di samping pintu dengan dada telanjang.
"Katanya mau kerja?" aku bertanya saat dia menarikku mendekat padanya.
Astro mengangkat tubuhku dan mengecup bibirku, "Mana bisa aku kerja kalau liat kamu pakai lingerie favoritku?"
Aku meraih tengkuknya dan berbisik, "Bilang aja kamu ga bisa nolak aku. Aku sexy kan?"
Astro hanya menggumam dan merebahkan tubuhku di tempat tidur, tapi tatapannya terlihat lapar. Sepertinya dia akan menggila sekarang.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSI.F di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.
Banyak cinta buat kalian, readers!
Regards,
-nou-