Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Irama



Irama

2Denada : Coba liat ini. Kamu mau coba order? (mengirimkan berbagai foto lingerie dengan model dan warna berbeda)     

Astaga, aku tahu Denada bermaksud baik, tapi coba lihat foto lingerie yang dia kirimkan. Itu terlalu sexy. Aku bahkan sedang mengenakan salah satu lingerie yang Astro belikan. Beberapa waktu belakangan ini Astro selalu memintaku memakai lingerie saat berdua dengannya dan aku tak tega untuk menolak.     

Aku : Ga dulu. Astro beli banyak buatku. Kamu mau beli?     

Denada : Aku lagi bayangin pakai itu kalau ketemu Petra nanti, tapi kayaknya bagus juga kalau kamu yang pakai. Astro bisa tambah lengket sama kamu kan? Hahaha     

Aah, aku tak menyukai pembahasan ini.     

Aku : Jangan coba-coba making love sama Petra sebelum waktunya, Denada. Please, dia janji mau nikahin kamu kalau lulus kan? Kamu bisa nunggu sampai kalian nikah dulu     

Denada membaca pesanku, tapi tak mengetik balasan. Apakah aku baru saja melewati batasanku? Aku hanya tak ingin sahabatku memilih pilihan yang salah.     

Aku menghela napas sebelum menoleh ke sebelahku. Astro sedang fokus sekali berkoordinasi dengan Axelle dan Revi membahas bagaimana cara meningkatkan keamanan game. Aku tak akan mengganggunya. Aku baru saja mengalihkan tatapan kembali ke layar handphone saat Astro mengecup pipiku dan membuatku menoleh padanya.     

"Kenapa?"     

Aku menggeleng, "Ga pa-pa. Aku lagi chat sama Denada."     

Astro mengamit handphone di tanganku dan membaca pesanku dengan Denada sesaat lalu, "Kamu bener kok. Biar dia mikir sendiri."     

Aku tahu dia benar. Hanya saja, seperti ada batu mengganjal di dadaku. Terasa sesak.     

Astro mengusap puncak kepalaku, "Aku lanjut kerja ya."     

Aku menggumam mengiyakan. Akan lebih baik jika dia segera menyelesaikan pekerjaannya. Karena ulahnya tadi siang kami terlambat bekerja, tapi aku tak bisa menyalahkannya. Dia pasti merasa cemburu karena aku bekerja bersama Zen. Dia hanya ingin aku tahu aku adalah miliknya.     

Aku meletakkan handphone di sofa. Aku akan membiarkan Denada memilih keputusannya sendiri. Lagi pula, apapun keputusannya akan menjadi tanggung jawabnya.     

Aku memasang earphone dan menyalakan video tutorial membuat kalung perak dari laptop yang sesaat lalu kutinggalkan. Dari sekian banyak video yang kulihat beberapa waktu belakangan ini, video ini termasuk yang paling detail dalam penjabaran setiap langkahnya.     

Aku memang sudah mendapatkan tiga orang perajin ahli, tapi sengaja mencari tahu lebih banyak tentang segala hal yang berhubungan dengan pembuatan perhiasan emas dan perak. Akan lebih baik jika aku mengerti setiap tahapannya hingga bisa mengawasi partner kerjaku dengan lebih baik. Aku akan meminta Putri melakukan hal yang sama karena dia yang akan membantuku mengawasi partner-partner baruku.     

Dari banyaknya video yang kulihat, aku menemukan perbedaan desain yang sangat mencolok antara desain lokal dan desain internasional. Desain internasional telihat lebih bebas dalam mengekspresikan bentuk dan kegunaannya. Namun keduanya memiliki keunggulan tersendiri.     

Astro melepas sebelah earphone, "Suka yang mana?"     

Aku menoleh dan mendapatinya sedang menunjuk ke layar laptop miliknya. Ada berbagai desain interior dan eksterior. Aku meletakkan laptopku di sofa dan mengambil laptopnya untuk kuletakkan di pangkuanku, lalu meneliti setiap desain yang ditawarkan arsitek untuk konsep baru resortnya.     

"Ini bagus. Masih nyambung sama desain yang lama, tapi jadi keliatan lebih fresh. Anak-anak juga pasti betah kalau ada area main outdoor gini." ujarku sambil memperlihatkan deretan gambar desain di layar laptop.     

"Okay. Aku pilih yang itu." ujarnya sambil mengambil laptopnya kembali dan mengetik email untuk dikirimkan pada arsitek. Dia memang selalu terlihat begitu fokus saat bekerja.     

Aku mengecup pipinya, "Mau coklat panas atau susu jahe?"     

"Ga usah. Kerjaanku sebentar lagi selesai kok."     

Aku akan menyetujuinya saja. Ini sudah sangat larut dan aku sudah merasa lelah, maka aku mengangguk.     

"Nanti kita nginep di resort kalau udah selesai renovasi ya."     

"Renovasinya bertahap kan? Maksudku, kamu ga mungkin nutup resort buat renovasi semuanya sekaligus."     

Astro mengangguk, "Mungkin dua atau tiga bulan lagi. Mau ajak opa sama oma nginep juga?"     

Aku terdiam sebelum bicara, "Kamu yakin?"     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Kita booking kamar yang beda buat opa sama oma, Honey. Sebelahan aja kalau kamu ga mau terlalu jauh."     

Aku baru saja merasa aku bodoh sekali. Entah ada apa denganku. Perasaanku tak menentu sejak kami membahas tentang kasus Zenatta tadi siang.     

Tunggu sebentar ....     

Aku bangkit dan mengecek kalender di atas meja kerja Astro. Aku sudah tahu dia selalu menandai waktu menstruasiku dan lusa memang sudah waktunya aku menstruasi. Aku baru ingat aku belum membeli pembalut.     

"Besok aku ke supermarket ya." ujarku sambil meletakkan kalender ke meja dan kembali duduk di sofa.     

"Tunggu aku pulang."     

"Ga usah. Aku bisa sendiri kok. Supermarketnya juga ga jauh."     

Astro menatapku dengan tatapan khawatir, "Besok aku ga ada jadwal lain di kampus. Aku temenin ya."     

"Aku bisa sendiri, Honey. Lagian ada Lyra yang jagain aku. Kamu ga perlu khawatir."     

Astro terlihat ragu-ragu, "Bawa asistenku biar aku bisa ngawasin."     

Aku mengangguk, "Jangan terlalu khawatir begitu. Nanti kamu cepet tua, trus rambut kamu ubanan."     

Astro mencubit pipiku, "Nanti aku paksa kamu ikut tua juga. Aku ajak ke salon buat warnain rambut jadi platinum blonde."     

Aku tertawa, "Kita jadi kakek nenek muda nanti."     

"Ga pa-pa. Kan lagi tren punya rambut begitu. Paling nanti ayah sama ibu ngomel-ngomel kalau tau."     

Tiba-tiba tawaku terhenti karena mengingat Ayah dan Bunda. Aku bahkan bisa membayangkan bagaimana mereka akan memberi ceramah singkat jika tahu kami baru saja berulah.     

Astro mengelus pipiku yang baru saja dia cubit, "Kenapa? Pipinya sakit?"     

Aku menggeleng, "Kamu udahan kerjanya? Aku ngantuk."     

Astro menatapku dalam diam selama beberapa lama, "Sepuluh menit ya?"     

Aku mengangguk, "Aku ke kasur duluan ya."     

Astro menggumam mengiyakan dan kembali berkutat dengan laptopnya. Aku menutup semua bar dan mematikan wifi, lalu mematikan laptop. Aku mengecup pipi Astro sebelum membawa laptop dan meletakkannya di meja kerjaku.     

Aku menatap lukisan Opa dan Oma yang terpasang di dinding. Ada rasa sesak yang menyusup di dadaku. Aku merasa rindu.     

Aku menutup mulut dengan tangan untuk menahan uapan yang akan lolos dari mulutku saat berjalan ke tempat tidur. Aku sudah merasa sangat mengantuk.     

Astro menghampiriku setelah meletakkan laptop di meja kerjanya. Dia merebahkan tubuh di sisiku, menyelimuti tubuh kami dan meletakkan kepalaku di lengannya. Aku membenamkan wajah di dadanya untuk menikmati irama detakan jantungnya.     

"Good night, Honey." ujarnya sambil mengelus rambut di ujung dahiku.     

Aku hanya menggumam. Sepertinya aku akan terlelap sesaat lagi. Tubuhnya hangat sekali.     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSI.F di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta buat kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.