Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Galau



Galau

2Sepanjang sisa hari ini berjalan buruk untuk kami berdua. Aku merasa buruk karena Astro mengabaikanku. Sedangkan dia ... sepertinya dia sedang mengalami masa transisi yang sama sekali tak terlihat baik-baik saja. Bahkan jika aku boleh menyebutkan, dia terlihat buruk sekali.     

Entah sudah berapa kali dia menghela napas, menghindari kontak mata denganku, bahkan menolak untuk kusentuh. Dia memang tak mengajakku bercinta. Dia justru terlihat sedang menahan diri, tapi tak rela melakukannya. Bahkan terlihat seperti sengaja memperlihatkan padaku betapa dia menderita.     

Biasanya dia akan menemaniku duduk di sofa saat bekerja, tapi sejak kami terbangun tadi dia kembali bekerja di meja kerjanya. Namun saat aku duduk di meja kerjaku untuk menemaninya, dia menghindariku dan melanjutkan pekerjaannya di meja makan.     

Aku hampir saja kehilangan kesabaran andai saja tak mengingat ucapan Ibu untuk menahan diri. Aku sudah melihat betapa aku bisa saja kehilangan kendali saat kami bertengkar beberapa minggu lalu. Aku tak ingin ada pertengkaran yang lain lagi saat ini.     

Aku sudah menyerah untuk mendekatinya hanya untuk membuatnya merasa lebih tenang bekerja dengan kehadiranku di sampingnya, hingga memutuskan untuk membawa handphone dan laptopku ke tempat tidur. Namun dia justru berjalan hilir mudik dari meja kerjanya ke kulkas beberapa menit sekali dan membuatku merasa terganggu dengan tingkahnya yang menyebalkan sekali.     

Handphone-ku bergetar. Ada pesan dari Denada.     

Denada : Sorry, Za. Aku mikirin yang kamu bilang kemarin. Aku ga yakin apa aku bisa. Aku udah berkali-kali hampir making love sama Petra. Aku udah mikir mau biarin aja kalau dia minta lagi soalnya aku ga mau dia selingkuh dari aku     

Denada : Bohong kalau aku bilang aku ga cemburu waktu temennya bilang Petra selingkuh, tapi aku mau kasih Petra kesempatan. Kita udah lama banget pacaran. Aku ga mau hubungan kita sia-sia gitu aja     

Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan? Jika Denada berkata dia hampir melakukannya, berarti dia masih perawan, bukan? Dia hanya pernah melawati batasan-batasan yang lain, tapi masih perawan.     

Aku : It's okay. Aku minta maaf karena ikut campur     

Denada : Ga, Faza. Di dalam hatiku aku tau kamu bener. Aku cuma ga mau kehilangan Petra     

Aku menatapi layar handphone dalam diam. Aku sedang berpikir bagaimana akan menanggapi pesan Denada saat terdengar suara kulkas terbuka lagi. Entah sudah yang keberapa Astro melakukannya. Aku akan mengabaikannya.     

Aku : Sorry kalau aku nanya ini, tapi kamu masih virgin kan?     

Denada : Masih, Faza. Aku emang pernah berkali-kali mau biarin Petra lakuin itu, tapi ada aja gangguan. Aku ga tau harus sebut itu keberuntungan atau justru sial     

Aku mengingat laporan Eboth beberapa minggu lalu saat dia masih di Australia. Sepertinya rencana Eboth berjalan lancar. Aku harus berterima kasih padanya nanti.     

Aku : Kamu harus anggep kamu beruntung. Kalau boleh jujur, aku ga rela kalian lakuin itu sebelum waktunya. Kalau dia emang bener sayang kamu, dia bisa nahan tiga tahun lagi sampai kalian lulus kan?     

Denada : Tapi dia bukan Astro, Faza. Petra moodnya jelek banget kalau aku nolak dia     

Aku bisa membayangkan bagaimana sikap Petra. Astro juga sedang bertingkah menyebalkan saat ini. Padahal aku sama sekali tak menolaknya karena dia memang tak mengajakku bercinta. Tunggu sebentar ....     

Aku : Kalau kalian belum pernah making love, kalian ngapain? Maksudku kamu ngapain buat bikin mood Petra bagus lagi?     

Denada : Ga mungkin kamu ga tau kan?     

Aku : Aku ga tau     

Denada : Kamu ga baca buku yang aku kasih ke kamu?     

Aku : Kamasutra?     

Denada : Iya, buku itu     

Aku : Aku belum baca     

Denada membaca pesanku, tapi tak membalasnya. Apakah dia tersinggung?     

Aku menghela napas sebelum meletakkan handphone sembarangan di tempat tidur. Astro baru saja beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kulkas untuk yang kesekian kalinya.     

"Mau sampai kapan kamu begitu?" aku bertanya.     

Astro mengabaikanku. Dia bahkan memunggungiku dan berkutat entah sedang apa di sana. Dia benar-benar sengaja bertingkah menyebalkan.     

Handphone-ku bergetar. Aku mengambilnya dan menemukan pesan baru dari Denada. Dia mengirimkan sebuah tautan website dan aku membukanya.     

Astaga, yang benar saja?     

Aku menutup mulut untuk menahan keterkejutanku. Aku berharap tak mengutarakan kalimat umpatan atau Astro akan menatapku dengan tatapan aneh.     

Aku : Kamu begitu sama Petra?     

Denada : Mau gimana lagi?     

Jantungku berdetak kencang sekarang. Bahkan sepertinya wajahku memerah.     

Aku : Itu kan jorok     

Denada : Kamu pasti belum coba. Cuma itu satu-satunya cara. Aku ga punya cara lain     

Entah kenapa aku bisa membayangkan Denada sedang tertawa. Yang benar saja?     

Aku menatap layar handphone dengan nanar. Aku tak tahu apakah aku bisa melakukannya. Tiba-tiba aku mengingat saat Astro berkata aku tak akan tahu bagaimana hasilnya jika tak pernah mencobanya.     

Uugh, perutku terasa mual.     

Denada : Sorry, tapi kamu harus coba sekali-sekali. Petra selalu suka kalau aku begitu. Mungkin Astro juga     

Sepertinya aku akan memilih untuk tidur saja. Mungkin Astro tak akan keberatan karena dia mengabaikanku sejak tadi.     

Aku : Kamu harus berhenti begitu. Itu kayak ga ada bedanya. Kamu ngerti kan maksudku?     

Denada : Aku ga bisa janji soal itu     

Sepertinya aku akan menyerah saja. Pembahasan ini membuat kepalaku terasa berdenyut.     

Aku : Aku cuma ngingetin. Mama bisa ngamuk kalau tau kalian begitu     

Denada : Kamu bikin aku galau Faza!     

Aku : Sukurin. Aku mau tidur duluan. Kamu juga harusnya udah tidur     

Denada : Aku ga mungjin bisa tidur sekarang     

Aku : Ya udah. Selamat begadang     

Denada : Fazaa!     

Aku akan mengabaikannya. Aku menutup semua bar di laptop, memutus sambungan wifi dan mematikan laptop. Kemudian berjalan menuju meja kerjaku untuk meletakkan laptop dan handphone di sana.     

Astro sedang berkutat dengan berbagai desain karakter game. Dia bahkan bertingkah seolah tak menyadari aku sedang memperhatikannya.     

Aku mengamit lengannya untuk memberiku ruang sebelum duduk di pangkuannya. Astro masih mengabaikanku dengan terus menatap layar laptop walau aku tahu dia hanya sedang menahan diri. Aku meraih wajahnya dan mengarahkannya padaku. Aku ingin dia menatapku saat aku bicara, "Mau sampai kapan kamu begini?"     

Astro hanya menatapku dalam diam. Laki-laki ini benar-benar menyebalkan.     

"Aku ga suka dicuekin, kamu tau?"     

Astro mengeraskan rahang, tapi masih bertahan tak bersuara. Aku mencubit kedua pipinya untuk melihatnya bereaksi, tapi dia tetap bergeming.     

"Kamu nyebelin banget."     

Astro masih tetap diam. Haruskah aku melakukannya?     

Aku menghela napas dan mengecup bibirnya. Ada rona merah menyebar di wajahnya saat aku melepas kecupanku, "Aku bisa manjain kamu pakai cara lain, kamu tau?"     

"Aku ga mau maksa kamu kalau kamu ga mau." akhirnya dia bersuara. Betapa aku merindukan suaranya yang mengajakku bicara.     

"Aku ga yakin apa aku bisa. Aku ga pernah begitu, tapi aku bisa nyoba."     

"Serius?"     

Aku menggangguk sebelum meraih tengkuknya dan mencumbunya perlahan. Sepertinya aku akan melakukannya.     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSI.F di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta buat kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.