Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Emas



Emas

1Ibu memberiku beberapa lembar sampel undangan pernikahan sore ini, tapi segera pergi karena harus bertemu dengan Mama Denada. Kartu undangan yang terlihat sederhana, berwarna hijau lumut kesukaanku, dengan lavender dan pita di bawah cap lilin berwarna emas. Aku menyukainya.     

Aku mengarahkan kamera handphone ke sampel kartu undangan dan mengambil fotonya, lalu mengirimkannya ke Astro dan grup Lavender. Kemudian melanjutkan pencarian di mesin peramban di laptop.     

Aku sengaja mencari suasana baru dengan duduk di kursi panjang di teras belakang karena bekerja di kamar membuatku bosan. Semua arus berita isu skandal Astro terlihat bagus untukku. Sepertinya Paolo dan yang lainnya bekerja keras beberapa minggu ini. Mungkin aku akan meminta Astro menaikkan gaji mereka, sebagai rasa terima kasih.     

Handphone-ku bergetar. Ada sebuah pesan dari Viona.     

Viona : Ada pertemuan dua minggu lagi. Kamu mau dateng? Kalau kamu dateng aku minta penjagaan resto jadi lebih ketat     

Aku : Aku belum tau. Nanti aku kabarin     

Viona : Okay     

Aku meletakkan handphone dan kembali fokus pada berita di layar laptop. Aku masih berusaha mencari berita lain tentang perkembangan isu skandal Astro dan semuanya terlihat baik-baik saja. Mungkinkah proses hukumnya bisa berlangsung cepat hingga Astro begitu yakin kami bisa menikah beberapa bulan lagi?     

Oma meletakkan satu buket bunga lavender, satu paper bag, sebuah cangkang kerang Tedong berukuran cukup besar dan piring berisi beberapa buah serabi yang masih mengepul di atas meja. Oma duduk di sisiku dan menepuk lututku.     

Aku menemukan tujuh bar coklat dan sebotol madu di dalam paper bag. Kemudian mengambil buket bunga lavender dan membaca pesan di sebuah kartu kecil dengan tulisan tangan Astro : Jangan ngambek lagi. Kamu bikin aku tambah kangen. Aku kan ga bisa pulang     

Aku tak mampu menyembunyikan senyum di bibirku, "Makasih, Oma."     

Oma menggeleng, "Sama-sama. Sekarang udah sore, mandi dulu. Ga baik anak gadis mandi malem terus."     

"Sebentar lagi ya. Nanggung."     

"Persis kayak bunda. Kalau udah fokus, ga bisa diganggu."     

Aku tersenyum dan menaruh laptop di meja, "Maaf ya, Oma, Faza ga bisa nepatin janji tinggal di deket sini abis nikah sama Astro nanti."     

"Ga pa-pa, kan opa yang minta Faza ikut Astro. Lagian opa bener, Astro mungkin ga bakal tahan kalau Faza ga ikut ke Surabaya. Astro kan masih muda."     

Aku tahu apa maksudnya dan ingin menghindari topik ini, "Tapi nanti rumah ini sepi. Faza ga mau Oma sedih."     

"Oma bisa ikut ngumpul sama temen-temen lama. Faza ga perlu khawatir."     

"Tapi kalau Oma capek jangan maksain diri ya."     

Oma tersenyum, "Coba liat, cucu Oma udah dewasa sekarang."     

Sepertinya wajahku memerah. Namun entah kenapa hatiku masih terasa berat jika harus meninggalkan Opa dan Oma di rumah ini.     

"Nanti Faza telpon Oma setiap hari ya. Oma pasti kangen kan?"     

"Apa ga ganggu Faza kalau setiap hari nelpon Oma?"     

"Ga kok. Nanti Faza kasih waktu spesial buat nelpon Oma setiap hari." ujarku sambil tersenyum manis.     

"Ya udah kalau gitu. Nanti Oma tunggu telpon dari Faza setiap hari. Sekarang Faza harus mandi, ga baik anak gadis mandi malem terus."     

"Sebentar lagi ya, Oma. Ini nanggung banget. Abis ini Faza mandi kok."     

"Ya udah. Itu serabinya dimakan, nanti keburu dingin. Oma masuk dulu ya."     

Aku mengangguk, lalu oma beranjak masuk. Aku mengambil sebuah serabi dan menggigitnya sambil mengamit handphone yang kuletakkan sesaat lalu. Sudah ada banyak pesan dari grup Lavender di sana.     

Mayang : Undangannya bagus! Selera kamu banget, Za. Jadi kapan tanggalnya? Aku harus siapin waktu buat dateng     

Denada : Beneran mau nikah ya, Za? Aku kok masih percaya ga percaya. Aku juga mau     

Mayang : Kamu minta dilamar Petra coba hahaha     

Denada : Dia bilang masih mau fokus kuliah. Uugh, ini udah berapa bulan aku ga ketemu dia. Dia sibuk banget sampai ga sempet pulang     

Mayang : Sabar. Nanti kalau Petra ada waktu dia langsung lamar kamu     

Denada : Ga mungkin, May, tapi aku pasti terima kalau dia beneran ngelamar aku     

Aku : Aku belum tau tanggalnya. Astro masih sibuk ngurusin kasus. Deadline dia juga banyak banget. Belakangan ini jadi tambah nyebelin gara-gara kebanyakan kerjaan     

Mayang : Dia pasti pusing banget gara-gara kasus itu     

Denada : Nanti kamu kabarin aku kapan tanggalnya. Kayaknya libur semester ini aku mau nengok Petra     

Aku : Nanti pasti aku kabarin, tapi tolong simpen ini jadi rahasia dulu ya     

Mayang : Pasti dong. Media bisa heboh kalau tau kalian mau nikah. Nanti yang ada kasusnya Astro ga selesai-selesai     

Ada notifikasi pesan dari Astro. Aku meninggalkan grup Lavender dan membuka pesan darinya.     

Astro : Kamu suka?     

Aku : Aku suka banget     

Astro : Paketku udah kamu terima?     

Aku : Udah. Thank you     

Astro memberiku panggilan video call, aku menerimanya.     

Aku tersenyum manis saat melihatnya muncul di layar, "Hai, Ganteng."     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Sore, Cantik."     

Aku memperhatikan suasana di sekitarnya, di sana terlihat lebih terang karena cahaya lampu. Aku melirik jam di sudut layar handphone, pukul 17.02. Seharusnya masih ada cukup cahaya matahari tanpa harus menyalakan cahaya tambahan jika berada di zona waktu yang sama denganku, tapi aku tak akan bertanya.     

"Aku cuma mau video call kamu lima menit. Sebentar lagi aku pulang ke Surabaya."     

"Hati-hati ya."     

Astro menggumam mengiyakan. Wajahnya terlihat lelah sekarang. Betapa dia sudah sangat berusaha.     

"Kamu udah makan?" aku bertanya.     

"Nanti abis video call baru makan, trus pulang. Kamu di teras belakang sendirian?     

"Iya, abis ga ada kamu."     

"Bilang aja kangen."     

"Iya aku kangen, tapi kamu kan ga bisa pulang. Aku bisa apa?"     

"Sorry, Honey."     

Aku menggeleng. Entah ada apa dengan kami. Kemarin kami saling berdebat, tapi hari ini aku merasa dia begitu hangat, "Kamu harus jaga kesehatan, kamu tau?"     

"Aku tau. Aku minum vitamin kok walau kadang telat makan."     

"Kamu udah janji ga telat makan, Astro."     

"Aku usahain ga telat, tapi kalau lagi banyak kerjaan kadang lupa."     

"Kalau aku deket aku udah paksa kamu makan tepat waktu."     

"Nikah yuk biar kamu deket aku terus." ujarnya dengan tatapan sendu.     

"Katanya beberapa bulan lagi?"     

"Iya, beberapa bulan lagi. Kamu tunggu aja. Duduk manis ga boleh ngambek. Kalau ngambek aku minta pak Deri bawa kamu ke Surabaya hari itu juga."     

Aku menatapnya tak percaya, "Tunggu sampai kita nikah."     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Tunggu ya, Nona Cantik."     

Kurasa wajahku memerah sekarang, "Aku tunggu."     

"Thank you. Aku matiin video callnya sekarang. Aku harus pulang."     

"Kamu harus makan dulu."     

"Iya, nanti malem aku video call lagi kalau aku ga capek banget. Kamu kangen aku kan?" sepertinya dia mulai bertingkah. Coba lihat wajah sendunya yang seolah tak rela melepasku.     

"Iya aku kangen. Kan tadi aku udah bilang."     

"Aku juga kangen."     

Aku menatapnya lekat, "Katanya kamu mau pulang? Nanti telat ke bandara."     

Astro terkejut, "Kok kamu tau aku ke bandara?"     

"Aku ga bodoh, kamu tau?"     

"Tapi kamu ga tau aku di mana kan?"     

"Aku bisa minta Kyle ngasih tau kalau aku mau."     

"Kyle ga akan ngasih tau kamu, Honey. Dia udah janji sama opa." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.     

"Kalau ngobrol terus kamu bisa bener-bener ketinggalan pesawat."     

"Rrgh, aku lupa waktu kalau udah ngobrol sama kamu. Aku tutup ya. I love you, Honey."     

Aku baru saja akan membalas kalimatnya saat dia memutus sambungan video call. Maka aku mengiriminya sebuah pesan : I love you too. Hati-hati ya     

Namun sepertinya pesanku tidak dibaca.     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel ini TIDAK DICETAK.     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLU.SIF & TAMAT di aplikasi WEBNO.VEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEB.NOVEL, maka kalian sedang membaca di aplikasi/web.site/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.     

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Banyak cinta buat kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.