Protein
Protein
Astro memang memahami seleraku. Dari berbagai desain yang dia berikan kemarin semuanya terlihat cantik untukku, tapi aku memilih desain yang satu ini karena terlihat sederhana. Astro bahkan sudah menebak aku akan memilihnya.
Kami juga sudah memilih desain kebaya dan jas, juga berencana akan ke butik saat Astro pulang nanti. Tempat dan tema pernikahan juga sudah kami tentukan, tapi belum ada tanda-tanda kapan akan membahas tanggal pernikahan.
Denada dan Mayang membahas pernikahanku setiap hari di grup Lavender. Entah bagaimana, tapi mereka selalu bisa menemukan pembahasan baru mengenai berbagai macam hal. Hal terakhir yang kami bahas adalah tentang berbagai macam gaya berciuman, yang jelas membuatku dan Mayang salah tingkah karena kami belum pernah melakukannya.
"Kenapa kamu bisa tau soal itu?" aku bertanya pada Denada. Kami sedang melakukan panggilan telepon bersama dengan Mayang.
"Aku kan pernah sama Petra. Kamu kan belum makanya aku kasih tau." ujar Denada dengan tawa di sela kalimatnya.
Pembahasan ini membuatku berpikir bahwa hubunganku dengan Astro memang berbeda dengan hubungan kebanyakan orang lain. Entah apakah aku harus merasa senang atau bagaimana.
"Kamu udah sejauh mana sama Petra?" Mayang bertanya.
"Masih ciuman, pelukan, kind of (semacem itu), tapi belum making love. Aku ... belum siap." ujar Denada.
"What kind of 'kind of' that you mentioned before (Maksud kamu 'semacem itu' yang gimana)?" aku bertanya.
"Nanti kamu tau kalau udah nikah, Za. Bagus kalau kamu belum pernah." ujar Denada ragu-ragu.
Namun aku tahu maksudnya. Mungkin mereka melakukan kegiatan intim yang hanya mereka berdua yang tahu dan ini membuatku khawatir, "Maksudnya kamu bakal lebih seneng kalau ngelakuin itu setelah nikah?"
"Harusnya sih ..., ugh, jangan lapor mama ya. Aku bisa disuruh putus sama Petra nanti."
"Kamu ga dipaksa Petra kan?" Mayang bertanya.
"Ga dipaksa sih. Aku cuma ... ga enak nolaknya. Dan ... nagih juga. Duh kalian kalau bisa jangan deh."
Sepertinya kami harus mengganti pembahasan kali ini. Denada sepertinya kurang nyaman membahasnya.
"Oh iya, kita jadi ke Bandung? Kayaknya kalau minggu depan aku bisa." ujarku.
"Minggu depan aku bisa. Gimana, May? Kamu sibuk ga?" Denada bertanya.
"Minggu depan aku bisa kok. Nanti aku ajak kalian keliling Bandung." ujar Mayang.
"Nanti aku jemput kamu ya, Za. Aku yang nyetir." ujar Denada.
"Okay. Aku ijin Opa sama Astro dulu deh." ujarku.
"Aku juga mau nelpon mama. Mau ijin dulu." ujar Denada.
Kemudian kami saling berpamitan dan menutup telepon. Aku mengirimi Astro panggilan video call sesaat setelahnya. Astro langsung menerimanya.
"Aku baru aja mau video call kamu." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.
Aku tak mampu menyembunyikan senyum di bibirku, "Kamu mau bilang kita sehati?"
Astro menggumam mengiyakan, "Aku udah denger dari ibu katanya kamu nanya soal bunda."
"Trus?"
"Ibu ga cerita banyak sih, tapi ibu emang bantuin bunda sama ayah kamu buat ketemuan dulu."
Aku sudah tahu tentang itu dari diary. Aku belum membaca kelanjutannya karena ada banyak yang harus kukerjakan beberapa waktu belakangan ini, "Aku sama Denada mau ke Bandung minggu depan. Boleh ya?"
Astro menatapku lekat, "Mau naik apa ke sana?"
"Denada bilang mau bawa mobil. Dia yang nyetir."
"Pakai mobil kamu ya. Lebih aman kalau kamu bawa mobil itu dari pada pakai mobil Denada."
"Apa bedanya?"
"Karena mobil itu asistenku. Kamu bakal dilindungin sama asistenku selama aku ga ada."
Alasan macam apa itu? Tapi akan lebih baik jika aku menurutinya saja.
"Nanti aku bilang Denada. Berarti kamu ngijinin kan?" aku bertanya.
"Kamu harus ijin opa dulu. Kalau opa ga ngijinin jangan berangkat. Bandung tuh jauh, kamu tau?"
"Aku tau. Nanti aku ijin Opa dulu."
"Atau mau naik pesawat aja? Lebih cepet kan?"
"Denada bilang dia mau nyetir jadi kayaknya mau bawa mobil aja."
Astro terlihat sedang berpikir dan aku akan menunggunya mengutarakan apapun di pikirannya saat dia siap untuk bicara. Kami hanya saling menatap dalam diam selama beberapa lama.
"Gimana pendapat kamu tentang aku?" Astro bertanya pada akhirnya.
"Apanya yang gimana?"
"Pendapat kamu tentangku, Nona. Give me your opinion about me (Kasih aku opini kamu tentang aku)."
Ada apa dengan pembahasan opini yang tiba-tiba seperti ini? Astro tak pernah peduli dengan anggapan siapapun selama ini. Kenapa sekarang dia tiba-tiba bertanya?
"Kamu baik."
"Rrgh, standar banget ga sih kamu jawabnya begitu?"
"Trus aku harus jawabnya gimana?"
"I'll give you my opnion about you. Kamu cantik, suara kamu bagus, tatapan mata kamu bikin aku ga bisa noleh ke perempuan lain, kamu pinter bikin kue dan masak, kamu passionate banget, kamu ga pernah nyerah sama keadaan, semua tipe idaman calon istriku ada di kamu. Kamu juga sexy banget kalau kamu nambah berat badan kamu tiga kilo aja."
Sepertinya wajahku merona merah sekali. Astaga, apa yang baru saja kudengar?
Aku menatapnya di layar handphone dengan tatapan takjub. Ini adalah pertama kalinya dia mengatakan semua itu. Kecuali bagian bahwa aku cantik. Apakah dia sedang memujiku? Atau apakah ini adalah jawaban dari pertanyaanku kemarin?
"Come on, now is your turn (sekarang giliran kamu)."
"Kamu ..., ehm, ganteng? Kamu juga pinter masak. Masakan kamu lebih enak dari masakanku, Astro."
Astro tersenyum malu-malu. Walau dia sudah pasti tampan dan terlihat menggemaskan.
"Kamu hampir selalu menang. Susah banget buatku ngalahin kamu."
Dia tertawa. Tawa yang membuatnya terlihat semakin tampan. Sepertinya aku harus menunggunya menyelesaikan tawanya lebih dulu.
"Trus?" dia bertanya setelah selesai dengan tawanya.
"Kamu ... kamu juga sexy, kamu tau?"
Sekarang wajahnya merona merah sekali. Andai saja kami sedang bersebelahan, aku akan memalingkan wajahku darinya. Namun entah kenapa sekarang aku justru menikmati ekspresinya.
"Aku selalu ngerasa lagi di rumah kalau lagi natap mata kamu. Rasanya kayak ... aku ga mau jauh-jauh."
Ada senyum menggoda di bibirnya yang tiba-tiba datang, "Kamu kangen aku?"
"Uugh, aku kangen banget!"
"Aku juga."
Entah kenapa tatapannya kali ini membuatku menahan napas. Terasa seperti aku sedang ketahuan melakukan sesuatu yang tak pantas.
"Mm ... kamu udah makan?" aku bertanya hanya untuk mengalihkan pembicaraan. Sekarang sudah jam makan malam, seharusnya pertanyaanku tak akan terdengar aneh.
"Kamu denger tadi aku bilang kamu juga sexy banget kalau kamu nambah berat badan kamu tiga kilo? Aku serius." ujarnya dengan wajah bersemu merah dan mengabaikan pertanyaanku sebelum ini.
Aku tak sanggup menatapnya lagi. Aku meletakkan handphone menjauh dariku.
Aah, ini memalukan.
"Tambah berat kamu tiga kilo ya." aku bisa mendengar Astro bicara dengan jelas melalui earphone.
Aku hanya sanggup menggumam. Aku sendiri tak yakin apakah gumaman itu untuk aku menyetujui permintaannya atau tidak.
"Kamu bisa sering ke resto buat makan steak. Protein bagus buat bikin badan kamu lebih berisi. Atau kamu mau Ray delivery ke rumah?"
Bagaimana aku harus menjawabnya? Aku sangat paham maksudnya memintaku menaikkan berat badan. Selama ini aku hanya pura-pura tidak tahu.
"Aku minta Ray delivery ke kamu seminggu tiga kali ya."
"Terserah kamu aja."
Aku bisa mendengar Astro tertawa setelah aku mengatakannya. Entah dia sedang membuat ekspresi macam apa sekarang.
"Muka kamu pasti merah banget kan? Kamu sampai ga berani liat aku begitu. Kamu pasti tau kan maksudku buat minta kamu nambah berat badan?"
"Uugh, ga perlu dibahas!"
"I can't wait."
Aku tahu apa maksudnya. Aku ingin memutus sambungan video call andai saja aku tidak terlalu merindukannya. Dia benar-benar menyebalkan.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLU.SIF & TAMAT di aplikasi WEBNO.VEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEB.NOVEL, maka kalian sedang membaca di aplikasi/web.site/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Banyak cinta buat kalian, readers!
Regards,
-nou-