Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Patah Hati



Patah Hati

1Entah bagaimana aku justru menangis setelah mengetik email. Aku sedang berusaha mengelap air mata saat muncul pemberitahuan video call di layar laptop. Aku menerimanya dan wajah Astro muncul sesaat setelahnya.     

Astro menatapku dengan tatapan khawatir dan lega di saat yang sama, "Kenapa kamu keliatan lebih berantakan dibanding aku yang lagi dapet masalah, Nona?"     

Aku tertawa dilema. Aku lega kami bisa saling terhubung lagi, tapi entah kenapa aku merasa canggung dengannya, "I'm sorry."     

"Udah nangisnya. Aku ga bisa meluk buat nenangin kamu sekarang."     

Tiba-tiba tangisanku lenyap. Aku menatap Astro yang sedang menatapku kembali. Kalimatnya sesaat lalu seolah dia tahu Zen memelukku saat aku menangis di mobil siang tadi dan aku sedang ketahuan berselingkuh.     

"Kamu pulang bareng Zen lagi tadi?" Astro bertanya.     

Apakah aku hanya berpikir berlebihan karena terlalu panik? Aku tak sanggup mengatakan apapun dan hanya mampu mengangguk.     

"Dia tau berita tentang aku kan? Dia pernah bilang bakal ambil kamu dari aku kalau aku bikin kamu sakit. Dia bilang sesuatu ke kamu?"     

"Sama kayak yang kamu bilang barusan."     

"Dia punya kesempatan yang bagus banget kan sekarang." ujarnya sambil menatapku dilema.     

Aku menatapnya tak percaya. Jantungku berdetak kencang saat membayangkan bagaimana perasaannya andai saja dia melihat interaksiku dengan Zen tadi siang.     

Astro menghela napas, "Kenapa kamu lagi berantakan begitu juga tetep keliatan cantik?"     

"No idea." ujarku dengan tawa di ujung kalimat.     

"I love you, Faza. Aku bener-bener ga bisa kalau kamu ga milih aku, tapi kamu bikin aku patah hati hari ini karena ga percaya sama aku." ujarnya sambil menatapku dengan tatapan yang sulit kumengerti. Walau entah bagaimana, aku bisa mengerti kenapa dia patah hati karena aku juga merasakan hal sama.     

"Kamu juga bikin aku patah hati, Astro. Mungkin aku salah karena mikir kamu yang hamilin perempuan itu, tapi bisa ga kamu bayangin perasaanku andai kamu beneran hamilin dia? Kita punya rencana nikah tiga bulan lagi. Paolo bilang dia udah usaha nahan berita itu dari minggu lalu. Kamu punya banyak kesempatan cerita ke aku kalau kamu punya masalah."     

Astro hanya diam menatapku. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang.     

"Kamu bikin aku ngerasa aku ga cukup pantes buat sekadar jadi temen kamu tuker pikiran. Aku bahkan mulai mikir aku ga cukup pantes jadi istri kamu. Jangan pikir cuma kamu yang patah hati. You broke my heart too."     

"Sorry, Honey. We can fix it (Kita bisa benerin ini). You help me fix mine and I'll fix yours (Kamu bantu aku sembuhin patah hatiku dan aku bantu sembuhin patah hati kamu)." ujarnya dengan tatapan sendu.     

Aku menghela napas perlahan. Andai memperbaiki patah hati semudah bagaimana caranya bicara. Aku tahu kami akan membutuhkan banyak usaha untuk itu.     

"Bisa aku minta kepercayaan kamu sekarang?"     

Aku mengangguk. Satu-satunya hal yang salah hari ini adalah saat aku meragukannya. Aku akan memberinya kepercayaan penuh mulai sekarang, "Can you give me the same (Bisa kasih aku hal yang sama)? Jangan simpen rahasia lagi dari aku. Apa gunanya kamu nikahin aku kalau aku ga bisa jadi tempat kamu cerita?"     

Aku menatapku lama sebelum mengangguk, "I'll tell you everything (Aku akan kasih tau kamu semuanya)"     

"Kamu di mana sekarang?" aku bertanya karena ruangan di belakangnya jelas bukan apartemennya.     

"Aku di kosan kenalan dosen sampai ada keputusan dari pengadilan. Untungnya kampus ngasih kesempatan buat aku tetep kuliah."     

"Kamu ngirim sms ke aku? Hari ini ada banyak sms yang ngaku itu kamu."     

"Aku cuma pakai email buat hubungin kamu."     

Itu berarti semua nomor yang mengaku sebagai Astro adalah orang lain. Dari mana mereka mendapatkan nomor teleponku?     

"Om Ganesh harusnya bentar lagi sampai, tadi bantu aku ke pengadilan dulu. Sementara ini aku pakai hape cadangan dari om."     

"Okay. Orang yang kamu pecat satu setengah tahun lalu itu yang bikin semua masalah ini jadi begini?" aku mencoba memastikan dugaanku.     

Astro mengangguk, "Dia udah beberapa kali minta royalti, tapi aku tolak karena dia cuma bantu sedikit. Dia emang bantu ngasih ide karakter yang kita pakai, tapi eksekusinya desainnya bukan di tangan dia. Ada banyak penambahan yang dia ga tau."     

Sepertinya aku mulai memahami masalah yang terjadi. Siapapun yang Astro pecat saat itu sedang berusaha memerasnya sekarang.     

"Perempuan itu beneran hamil?"     

"Bener. Kayaknya kehamilannya digugurin waktu itu dan mungkin aja mereka kerja sama, tapi aku ga yakin. Aku butuh banyak bukti. Aku cuma pasang dua CCTV di warnet. Aku ga pasang satu pun di atas, jadi ga ada rekaman waktu mereka lagi ... kamu tau?"     

"Aku tau. Kamu tau di rumah Opa ada CCTV?" aku bertanya hanya untuk memastikan.     

"Aku tau. Opa bilang ke kamu?"     

"Berarti kamu nekat meluk sama cium pipiku minggu lalu?"     

"Rrgh, aku udah berusaha nahan diri, tapi aku ga bisa liat kamu banyak pikiran begitu. Opa juga cuma bilang kalau aku bisa jaga kamu tetep virgin Opa akan majuin rencana nikah kita. Aku hampir aja kelepasan, kamu tau?"     

Aku tahu berdua dengannya saat itu adalah ide yang buruk. Opa benar-benar memberinya ujian yang berat.     

"Rencana kamu apa sekarang?" aku bertanya untuk mengalihkan pikiran.     

"Aku nunggu om dateng dulu. Aku belum punya bayangan harus gimana."     

Aku menghela napas. Entah akan butuh berapa lama untuknya membersihkan namanya.     

"Kamu harus jaga diri, Faza. Aku udah minta tolong Sendy buat jaga kamu di kampus. Mungkin akan ada beberapa orang suruhan kakek juga, tapi aku ga jamin kamu bebas gangguan."     

"Aku tau."     

"Sial, harusnya kamu ga perlu bikin akun instagram. Sorry, aku ga mikir panjang."     

Aku tahu maksudnya mengatakan itu. Aku memang hanya beberapa kali mengunggah foto, tapi semua orang mengenali kami sebagai kekasih. Walau mereka belum tahu kalau kami akan segera menikah.     

Pandangan orang-orang padaku pasti akan berubah. Entah tindakan apa yang akan diambil oleh mereka. Aku hanya berharap apapun itu bukanlah tindakan berbahaya.     

"Aku bisa jaga diri. Kamu harus lebih khawatir sama diri kamu sendiri, Astro. Isu kekerasan seksual sama pelanggaran hak cipta bukan isu remeh."     

"Rasanya aneh liat kamu yang khawatir sama aku karena aku bikin masalah."     

"Sekalinya kamu punya masalah kamu bikin masalah segede ini? Kamu bikin aku sakit kepala seharian, kamu tau?"     

Astro memberiku sebuah senyum bodoh yang baru pertama kali kulihat. Dia tak pernah tersenyum seperti itu sebelumnya, "Kamu yakin masih jatuh cinta sama aku? Rrgh, jangan jawab itu. Kenapa kamu jatuh cinta sama aku?"     

"Karena kamu Astro dan kita selalu baik-baik aja selama ini. Bahkan kalaupun kamu ga tertarik sama aku, aku akan rela punya hubungan apapun sama kamu walau kita cuma sekadar sahabat sampai tua."     

Astro terdiam sebelum bicara, "Tapi sekarang aku lagi ga baik-baik aja. Aku lagi kena proses hukum, Nona. Reputasiku jelek banget."     

"Kamu bisa tuntut balik ke mereka pakai pasal pencemaran nama baik kalau kamu udah punya cukup bukti. Aku tau kamu ga sebodoh itu."     

"Gimana kalau kasus ini belum selesai sampai waktunya kita nikah? Kasus resort dua tahun lalu aja lama banget selesainya. Kasus ini lebih berat."     

"Kamu pikir Opa akan diem aja liat calon menantu cucu kesayangannya dapet masalah?"     

Saat kasus perusakan resort dua tahun lalu, Opa memang tidak membantunya. Entah apa alasannya. Mungkin karena tak ingin melibatkan diri dengan keluarga Pranoto? Atau mungkin ada alasan lain.     

Namun saat ini nama baik Astro sedang menjadi taruhan. Kalaupun Opa tidak berniat membantu, akulah yang akan memaksa Opa untuk membantunya. Masa depan calon suamiku sedang dipertaruhkan sekarang. Opa pasti memiliki cara. Entah bagaimana.     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel ini TIDAK DICETAK.     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLU.SIF & TAMAT di aplikasi WEBNO.VEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEB.NOVEL, maka kalian sedang membaca di aplikasi/web.site/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.     

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Banyak cinta buat kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.