Rekaman
Rekaman
Pak Deri akan menjemputku, lalu kami akan menjemput Zen di rumahnya. Pak Deri akan mengantar kami dan menunggu di depan gedung fakultas hingga kami selesai dengan perkuliahan. Mungkin dia juga akan berkeliling untuk melihat situasi sementara kami berada di kelas.
"Non Faza jadi mau ke toko?" Pak Deri bertanya saat menemuiku di depan gedung fakultas.
"Jadi, Pak. Nanti ke toko dulu baru anter Zen pulang ya. Jemput aku sekitar jam delapan."
"Baik, Non. Jadi mau pulang ke rumah pak Jaya?"
"Iya, Pak."
Pak Deri mengangguk dan berjalan beberapa langkah di depanku dan Zen. Dengan proporsi tubuhnya yang terlihat biasa saja seperti kebanyakan pria paruh baya yang lain, tak akan ada yang menyadari Pak Deri sebenarnya adalah seorang pelatih silat profesional.
Beberapa mahasiswa yang melihat kami berbisik, tapi aku mengabaikannya. Akan lebih baik mereka tahu bahwa ada seseorang yang menjagaku saat ini. Aku tak menginginkan ada masalah tambahan saat masalah Astro belum menemukan titik terang.
Aku mengeluarkan handphone dari saku dan mengecek email dari Astro saat sudah memasuki mobil. Astro memang sudah memakai handphone cadangan dari Om Ganesh, tapi dia berpendapat menggunakan email untuk terhubung denganku akan lebih aman.
Astro : Kabarin aku kalau kamu udah di toko. Aku masih ada deadline yang harus diselesaiin. Take care (Jaga diri), Nona. Kalau ada apa-apa langsung kabarin pak Deri
Aku : Okay
Zen menjadi lebih pendiam sejak Pak Deri menemani perjalanan kami selama beberapa hari ini. Hingga aku berpikir untuk membiarkannya saja.
Aku membuka grup Lavender yang sudah memiliki belasan pemberitahuan. Aku dan Denada tetap memutuskan akan berangkat ke Bandung hari sabtu pagi, walau Pak Deri yang akan mengantar menggunakan mobilku.
Denada : Kamu jadi nginep di rumah Astro hari ini?
Aku : Iya, besok aku ke kampus dari sana. Nanti sabtu tunggu aku di rumah
Denada : Opa jadi ke Jakarta?
Aku : Jadi. Kemarin udah ngasih banyak wejangan buatku hati-hati selama di Bandung
Mayang : Nanti aku ajak kalian keliling Bandung buat refreshing. Aku ada beberapa destinasi bagus buat nongkrong
Denada : Eh pak Deri gimana nanti? Kan nganter kita, trus dia pulang?
Aku terdiam karena belum memikirkan hal ini sebelumnya. Aku menoleh pada Pak Deri yang berada di belakang kemudi, "Pak, sabtu nanti abis nganter aku, Bapak pulang lagi?"
"Ga, Non. Saya diminta jaga Non Faza sampai pulang. Mungkin nanti saya nginep di hotel deket sana. Nanti kalau Non Faza mau jalan-jalan, saya yang nganter."
"Maaf ya, Pak. Jadi ngerepotin."
"Ga ngerepotin kok, Non. Kan udah kerjaan saya. Saya seneng udah dipercaya kerja bareng pak Jaya dari den Astro masih kecil."
"Kamu mau ke mana?" Zen tiba-tiba bertanya.
"Mau ke Bandung."
"Ngapain?"
"Meet up (Ketemuan) sama temenku. Kita udah lama ga ketemu."
Zen tak mengatakan apapun lagi setelahnya. Pak Deri juga bukan tipe yang akan mengganggu jika tidak diajak bicara. Jadi kami melanjutkan perjalanan dalam diam.
Pak Deri mengantarku masuk ke toko dan pamit untuk mengantar Zen pulang. Aku hanya mengangguk dan menghampiri seorang wanita yang berusia sekitar 28 tahun yang sedang berbincang dengan Putri. Dia memelukku segera setelah aku sampai di sisinya.
"Faza udah gede ya sekarang." ujarnya dengan senyum lebar.
"Iya, Tante. Kita ngobrol di ruanganku yuk."
Dia hanya mengangguk.
Aku mengajaknya masuk ke ruanganku yang berada di belakang kasir, lalu membuka kulkas kecil di belakang meja kerja dan menyodorkan sekaleng minuman isotonik padanya, "Ada perkembangan?"
Wanita itu adalah Lyra. Bodyguard yang disediakan Kakek untuk menjagaku. Dia berpura-pura menjadi kenalanku karena Putri tak tahu aku memiliki bodyguard yang bersembunyi. Satu hal yang kusuka darinya, dia menolak untuk bicara terlalu formal denganku.
"Sejauh ini ga ada apa-apa. Beberapa orang yang niat iseng kemarin udah ditanganin sama Rommy. Kamu ga perlu khawatir." ujarnya sambil meneguk minuman isotoniknya.
"Kamu punya kabar dari Kyle?" aku bertanya karena Opa memang mengenalkannya dan Rommy pada Kyle sebelum mereka mulai bekerja. Opa tak ingin mereka salah sangka pada Kyle yang mungkin akan menemuiku dalam beberapa kesempatan. Opa bahkan meminta mereka bekerja sama agar masalah Astro segera selesai.
"Kyle udah dapet rekaman percakapan Dissa (perempuan yang melaporkan Astro) sama Cokro (orang yang dipecat Astro). Kita bisa tuntut balik besok. Barang bukti sama berkasnya udah siap."
Ada kelegaan yang menghampiriku saat mendengarnya. Beberapa hari ini hatiku gelisah karena tak tahu bagaimana caranya mereka akan mendapatkan bukti. Mungkin mereka memang sudah profesional menangani hal semacam ini. Sepertinya aku melakukan tindakan yang tepat saat meminta Opa untuk membantu.
"Kamu punya bayangan kira-kira kasus ini akan selesai kapan?"
Lyra menggeleng, "Itu ga bisa dipastiin, tapi kita usahain selesai cepet. Mungkin dua bulan atau lebih."
"Makasih banyak buat kerja kalian. Aku sama sekali ga ngerti gimana nyelesaiin itu kalau kalian ga ada." ujarku yang merasa ini sudah lebih dari cukup. Dibandingkan dengan kasus perusakan resort Astro dua tahun lalu yang baru selesai berbulan-bulan setelahnya. Aku tak bisa meminta lebih cepat dari ini.
"Harusnya kamu berterima kasih ke tuan (Opa). Kalau bukan karena tuan mungkin Kyle ga mau kerja bareng kita. Kita beda kasta."
"Beda kasta?"
"Iya, tapi kamu ga seharusnya tau strategi kita. Itu rahasia. Pengalaman baru buatku bisa kerja bareng Kyle."
Aku sama sekali tak mengerti dengan maksud kalimatnya, tapi aku tak akan bertanya tentang itu.
"Kamu tau apa yang lucu?"
"Apa?"
"Rommy dapet info kalau Dissa bikin pengakuan dia kena guna-guna. Yang Dissa liat waktu lagi making love itu Astro, bukan Cokro. Dissa baru sadar kalau dia kena guna-guna sebulan setelahnya pas sadar dia hamil dan langsung nyari Cokro buat dapet penjelasan."
Aku menatapnya tak percaya, "Maksudnya gimana?"
"Guna-guna tuh, pakai ilmu mistis gitu."
Aku merasa aku bodoh sekali sekarang. Aku memang pernah beberapa kali mendengar hal semacam itu, tapi tak pernah benar-benar mengerti cara kerjanya.
"Trus bisa kita bawa ke pengadilan kalau dia bikin pengakuannya begitu?"
"Bisa. Nanti kita liat gimana perkembangannya."
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLU.SIF & TAMAT di aplikasi WEBNO.VEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEB.NOVEL, maka kalian sedang membaca di aplikasi/web.site/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Banyak cinta buat kalian, readers!
Regards,
-nou-