Unggah
Unggah
Kyle mengontaknya untuk berunding dan memintanya untuk mengucapkan permintaan maaf karena sudah memancing keributan. Parto bersedia untuk mengunggah live streaming permintaan maaf melalui akun sosial media miliknya.
Astro memperlihatkan layar handphone-nya padaku. Ada percakapannya dengan Paolo beberapa saat lalu.
Astro : Download videonya pas dia LS. Jangan sampai dia kabur
Paolo : Perlu di-hack sekalian?
Astro : Jangan, kita kasih dia kesempatan. Sebar videonya di forum & semua sosmed
Paolo : Okay, Boss
Aku mengangguk setelah membacanya. Aku bisa membayangkan bagaimana jika tiba waktunya aku mulai berkuliah kembali. Sepertinya aku harus mempersiapkan mental kali ini.
Pandangan dan penilaian orang lain sudah tak menggangguku lagi, yang kukhawatirkan adalah bagaimana aku akan menghadapi mereka. Menjelaskan berkali-kali pada orang yang berbeda akan sangat melelahkan, bukan? Atau mungkin akan lebih baik jika aku diam saja?
"Mau coklat panas?" Astro bertanya.
Aku menghela napas dan mengangguk. Entah kenapa rasanya akan lebih menyenangkan jika Astro memelukku, tapi aku sudah bertekad untuk tidak memancingnya menyentuhku sebelum kami menikah.
Astro beranjak menuju dapur dan aku mengikutinya. Dia mengeluarkan bahan dari kitchen set saat aku duduk dan merebahkan kepala di meja makan. Aku akan memperhatikannya memasak saja kali ini.
"Gimana caranya kamu tahan sama semua sorotan media kemarin?" aku bertanya sambil mengetuk meja dengan jari.
"Cuekin aja, ga perlu di ambil pusing. Aku lebih khawatir kamu ga percaya sama aku dibanding berita hoax di media."
Sepertinya aku baru menyadari kekhawatirannya adalah aku. Berbeda denganku yang masih memikirkan bagaimana aku akan menghadapi semuanya. Sepertinya kami memang berada di level yang berbeda.
Astro duduk di sampingku dengan dua gelas coklat panas yang masih mengepulkan uap dan menaruh keduanya di meja, "Butuh dipeluk, Honey?"
Aku memberinya tatapan sebal. Aku tahu dia sangat mengerti aku. Namun dengan permintaanku kemarin, aku sudah pasti akan menolaknya.
"Kamu bisa batalin permintaan kamu kapan aja kamu mau."
"No."
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Apanya yang ga mau? Muka kamu minta dipeluk gitu."
"Uugh, jangan mancing aku begitu." ujarku sambil menyembunyikan wajah di antara lengan.
"Fine."
Aku bisa mendengar Astro bangkit dari duduknya. Aku melepas lengan yang menutup wajah dan memperhatikannya sedang mengambil sekantong marshmallow. Dia kembali duduk sembil membuka kantong marshmallow dan memasukkan satu ke mulutnya.
Aku menyandarkan punggung di punggung kursi dan menegadahkan tangan untuk meminta bagianku. Astro hanya memberiku satu.
"Pelit." ujarku sambil mengunyah.
Astro menghela napas, "Kamu ikut aku ke Surabaya aja ya. Aku ga tenang ninggalin kamu di sini."
"Ga bisa Astro. Aku ga bisa ninggalin Opa sama Oma sendiri di sini."
Astro mengunyah tanpa minat walau tatapannya segera berubah lebih cerah, "Bukannya kamu punya satu permintaan ke Opa yang kamu belum pakai?"
Aku terdiam sebelum bicara, "Aku ga mungkin pakai itu."
"Kenapa?"
"Aku ga rela ninggalin Opa sama Oma."
Astro terdiam dan meletakkan kantong marsmallow di meja, lalu menyodorkan segelas coklat panas yang sudah mulai menghangat padaku. Aku menerima dan meneguknya. Kurasa suasana hatiku membaik sekarang.
Aku menoleh ke arah Astro sedang yang menatapku sambil menopang dagu dengan tangan. Dia bahkan tak menyentuh coklat panas miliknya.
"Senin nanti kamu harus lebih hati-hati."
"Aku tau. Lagian ada Pak Deri, Rommy sama Lyra yang jagain. Kamu ga perlu khawatir."
"Rrgh, aku tetep khawatir."
Aku meletakkan gelas di meja dan menopang dagu dengan tangan seperti yang dia lakukan, lalu menatapnya dalam diam.
Astro mengambil handphone dari saku dan mengetik entah apa, lalu memperlihatkan sesi video langsung Parto yang menyatakan permintaan maafnya pada kami. Parto berkata dia bersedia bertanggung jawab dengan munculnya banyak berita hoax karena foto tersebut.
"Kita mau ngapain lagi sekarang?"
"Tunggu Ayah sama Opa pulang besok. Aku ga mau salah ambil keputusan."
Dia benar. Kyle, Paolo dan yang lainnya sedang berusaha membendung arus berita di media online. Sepertinya hanya ini yang bisa kami lakukan sekarang.
"Mau sparing?"
Aku mengangguk. Mungkin lebih baik jika kami melepas stres dengan lebih banyak bergerak. Kami menghabiskan coklat panas sebelum beranjak ke lantai tiga. Sejak memutuskan untuk menghentikan keanggotaan dari klub muay thai beberapa bulan lalu, kami belum pernah sparing sekali pun.
Entah apakah karena aku sedang memiliki banyak pikiran yang perlu kulepaskan, tapi mengeluarkannya dengan banyak bergerak memang terasa menyenangkan. Terasa seperti sedang melakukan terapi.
"Hei, jangan kasar. Kita cuma sparing." ujar Astro saat aku akan menendang lengannya, tapi berhasil ditangkis.
Aku menghentikan gerakan, "Sorry, aku cuma kelewat semangat."
Astro menggeleng dan memukul tepat di sebelah wajahku, membuatku terkejut karena tak menyangka pukulan itu akan datang. Dia memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Jangan lengah, Honey."
Aku menangkis lengannya yang masih berada di sebelah wajahku, tapi tangannya bergeming. Sepertinya aku baru menyadari dia sengaja menahan kekuatannya sejak tadi. Dia hanya berusaha menemaniku melepas beban pikiran.
Astro meraih kepalaku mendekat padanya dan mendekapku di dadanya yang basah karena keringat. Segala pikiran burukku seketika terbang entah ke mana. Dia berhasil membuatku tenang, tapi juga terasa menyebalkan karena aku merasa aku membutuhkan pelukannya.
Astro mengecup puncak kepalaku, "Kan aku udah bilang kamu bisa batalin permintaan kamu kapan aja."
"Kamu curang."
Astro tertawa, "Curang apanya?"
Aku tak sanggup menjawabnya. Berada di pelukannya seperti ini memang terasa sangat menyenangkan.
Astro mengelus kepalaku dengan lembut selama beberapa lama sebelum melepasku menjauh darinya, "Feeling better (Ngerasa lebih baik)?"
Aku menggumam mengiyakan sambil melangkahkan kaki keluar. Sepertinya wajahku memerah karena terasa panas. Aku bahkan tak sanggup menatapnya dan akan lebih baik untukku menghirup sedikit udara segar.
Bayangan Astro sedang dihukum oleh Ayah seketika berkelebat di depan mataku. Coba pikir apa yang baru saja kami lakukan. Ayah akan sangat murka jika tahu.
Aku duduk dengan menyandarkan punggung ke teralis dan menoleh pada Astro yang duduk di sisiku, "Jangan peluk aku tiba-tiba begitu."
"Kan aku udah bilang aku ga bisa biarin kamu banyak pikiran."
"Tapi kamu udah janji ga sentuh aku."
Astro menghela napas sambil merebahkan tubuh di lantai, "I said 'I'll try' (Aku bilang 'aku coba')."
"You didn't even try (Kamu bahkan ga berusaha nyoba)."
Astro menoleh padaku, "Aku ga rela kita ga sentuhan lagi."
Aku tau dia memang tidak menyukai ideku agar kami tak saling bersentuhan kembali. Aku bahkan merasa buruk karena terus berpikir aku tega sekali padanya, tapi mendengarnya mengatakan itu membuatku kesal.
"Tapi kalau kamu keras kepala banget ga mau kita sentuhan, aku bisa apa? You are not mine, not yet (Kamu bukan milikku, belum)."
Aku tahu butuh perjuangan untuknya sampai ke titik ini. Aku bahkan berpikir mungkin dia menganggapku menghancurkan usahanya, tapi ini memang belum saatnya untuk kami. Aku khawatir kami tak akan sanggup menahan diri.
"Mungkin kamu bosen denger aku ngomong begini, tapi aku usahain kita bisa nikah lebih cepet."
"Aku lebih pengen denger kamu bilang kamu setuju buat kita ga sentuhan lagi. Aku udah bilang aku mau nunggu kamu. Cepet atau lama aku serahin waktunya ke kamu."
Wajahnya seketika berubah merona merah sekali, "Boleh aku minta dicium sekali sebelum kita bener-bener ga sentuhan lagi?"
Jantungku berdetak kencang, "Aku udah kasih kamu satu ciuman di resto kemarin. Aku ga akan ngasih lagi."
Astro mengamit tanganku dan mengecup jari manisku yang terpasang cincin darinya, "Kalau aku yang cium, ga pa-pa kan?"
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLU.SIF & TAMAT di aplikasi WEBNO.VEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEB.NOVEL, maka kalian sedang membaca di aplikasi/web.site/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Banyak cinta buat kalian, readers!
Regards,
-nou-