Oleh-Oleh
Oleh-Oleh
Kami memindahkan berbagai bahan pembuatnya ke lantai dua agar aku bisa leluasa membantu. Aku tak ingin mengambil risiko ada orang lain melihatku dan bertanya yang tak perlu.
"Bisa sih kayaknya. Nanti aku kabarin." ujar Putri.
"Ada crafter baru yang punya potensi belakangan ini?" aku bertanya sambil melirik jam di lengan, pukul 18.09.
"Ada Gon sama Vinny, tapi mereka dateng ke sini cuma weekend aja. Itu juga sebentar. Kamu mau buka cabang baru?"
"Nanya aja sih. Kamu bisa jadwalin waktu buat aku ketemu mereka? Tapi mereka bisa dipercaya ga buat jaga identitasku?"
"Nanti kalau mereka dateng aku coba ngomong dulu ke mereka. Aku ga mau bosku kena masalah lagi. Kamu pasti pusing banget belakangan ini."
Aku tersenyum karena kekhawatirannya membuatku terharu. Kuharap Putri mengerti aku tak berniat membahasnya lagi. Sejak isu pertunanganku dan Astro merebak, dia sama sekali tak bertanya apakah hal itu benar atau tidak. Aku menghargainya yang membiarkan privasiku tetap menjadi milikku.
Handphone di sakuku bergetar. Aku mengamitnya dan menemukan pesan dari Astro.
Astro : Masih sibuk di toko, Honey?
Aku : Kangen?
Astro : Banget. Aku mau VC
Aku : Tunggu sebentar. Aku ke ruanganku dulu
"Aku turun ya. Ini tolong diberesin. Nanti kalau udah selesai bisa bantu Sari di bawah."
Putri mengangguk. Aku bangkit dan menuruni tangga dengan sedikit mengintip keadaan toko seandainya sedang ada pelanggan, tapi tak ada siapapun. Aku melangkahkan kaki dengan cepat untuk sampai ke ruanganku. Sepertinya Sari tak menyadari keberadaanku karena sedang berkutat dengan macrame di salah satu sudut.
Aku mengambil satu kaleng minuman isotonik sebelum duduk di sofa dan memberi Astro panggilan video call yang segera dia terima.
"Kamu di apartemen?" aku bertanya karena melihat dinding maroon yang sudah familier untukku.
"Iya. Kyle minta pihak apartemen buat naikin pengamanan jadi aku bisa tinggal di sini lagi."
"Lebih nyaman tidur di apartemen ya?"
"Lebih nyaman kalau ada kamu di sebelahku, Honey." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa. Sepertinya dia sedang berpindah dan merebahkan tubuh di tempat tidur.
"Jangan ngomong begitu. Kamu bikin aku mikir aneh-aneh."
Astro tertawa, "Pikiran kamu kan emang aneh."
Aku menatapnya sebal, "Maksudku jangan ngomong begitu kalau kamu lagi di kasur."
"Tuh kan lebih aneh." ujarnya sambil tertawa puas sekali. Laki-laki ini benar-benar menyebalkan. Seharusnya dia mengerti maksudku mengatakan itu.
"Udah, ih. Aku matiin ya."
"Hei, jangan!" ujarnya sambil berusaha menghentikan tawa. "Sorry, Honey. Kamu imut banget."
"Coba aja bahas itu lagi. Aku cuekin kamu seminggu."
"No! Aku cuma bercanda."
"Liat aja nanti. Aku ga akan bales chat kamu atau angkat video call kamu seminggu. Aku ga peduli walau kamu bilang kangen."
"Kalau kamu yang kangen gimana?"
Aku tahu Astro sedang berusaha menggodaku dan dia memberiku pertanyaan tepat sasaran yang sulit kuhindari. Dia bahkan sengaja memberiku senyum menggodanya yang terlihat sangat menyebalkan.
"Ga bisa jawab kan, Honey?"
Aku mengalihkan tatapan ke cermin dua arah yang terpasang di belakang kasir. Ada Kak Liana sedang berbicara dengan Putri. Aku bangkit dan mendekat ke arah cermin karena tak bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas dari sofa.
"Nanti aku sampaiin ke Faza ya, Kak." ujar Putri sambil menerima sebuah paper bag berukuran cukup besar.
"Duh, padahal aku kira Faza di sini, tapi ga pa-pa deh. Nanti aku chat aja. Aku titip oleh-olehnya ya."
"Iya, Kak."
"Aku boleh liat-liat sebentar kan? Mau cari pajangan buat kamar."
"Boleh, Kak. Aku bantu cari yang cocok ya." ujar Putri sambil menaruh paper bag di kabinet di belakang kasir.
Putri dan Kak Liana berjalan menjauh dan percakapan mereka tak lagi terdengar olehku. Aku akan memperhatikan mereka saja dari sini. Aku memang mengabaikan semua pesan dan panggilan video call semua orang sejak beberapa hari lalu. Mungkin Kak Liana menghubungiku, tapi aku tidak menyadarinya.
Aku mengalihkan tatapan ke layar handphone kembali, "Sorry, ada Kak Liana di depan."
"Ngapain dia?"
"Nitipin oleh-oleh ke Putri kayaknya."
"Putri ga bilang kamu ada di toko?"
Aku menggeleng, "Kayaknya dia tau aku butuh privasi."
"Kamu harus naikin gajinya, kamu tau?"
Aku mengangguk.
"Kamu mau dateng ke nikahannya?"
Aku baru saja mengingat hal itu. Jika aku datang di acara pernikahan Kak Liana, aku pasti akan mengundang banyak perhatian. Namun aku juga tak mungkin menolaknya.
Lagi pula, waktunya sangat tidak tepat. Astro sudah pulang untuk konser Teana. Dia tak mungkin bisa pulang saat Kak Liana menikah dan menemaniku ke sana. Terlebih dengan isu yang sedang menimpanya, lebih mustahil baginya untuk menemaniku datang.
"Nanti aku tanya Opa dulu. Aku ga yakin buat dateng."
"Sorry, semuanya gara-gara aku."
"Bukan salah kamu, Astro. Kamu udah lakuin semua yang kamu bisa. Aku ga bisa nuntut lebih dari ini."
Astro menatapku sendu, "Coba kamu pikir, gimana caranya aku bisa tahan jauh dari kamu? Kamu bilang kamu ga ngerti aku, tapi kamu selalu bisa bikin aku ngerasa aku bisa selesaiin semuanya."
Aku tersenyum, "Ibu pernah bilang kalau kita bisa jadi pasangan yang saling melengkapi. Mungkin Ibu bener."
"Gimana caranya aku bisa sabar nunggu kamu jadi istriku? Aku maunya kita nikah sekarang kalau aja aku lagi ga kena kasus begini."
"Coba ngomong sekali lagi. Kamu baru aja dapet ijin Opa buat nikahin aku abis ujian semester ini."
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Kamu beneran ga tau kalau aku ga sabaran mau nikahin kamu atau kamu emang lagi pura-pura?"
Aku baru saja melupakan fakta itu. Kenapa sekarang aku merasa dia bisa saja lepas kendali andai saja kami tak segera menikah?
"Katanya kamu mau bersihin nama sama selesaiin semua deadline dulu?"
"Aku ga nolak kalau kita bisa nikah sekarang."
Sepertinya aku baru menyadari sesuatu, "Kamu lagi pengen banget denger aku bilang I love you?"
"I love you too, Honey. Kamu ngerti aku banget kan?"
Aku tak mampu menyembunyikan senyum di bibirku. Dia benar-benar bisa menjadi sangat bertingkah saat menginginkan sesuatu.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLU.SIF & TAMAT di aplikasi WEBNO.VEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEB.NOVEL, maka kalian sedang membaca di aplikasi/web.site/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Banyak cinta buat kalian, readers!
Regards,
-nou-