Gemuruh
Gemuruh
Mereka menatapku dengan pupil mata bergetar, tapi mengangguk pada akhirnya setelah hening lama di antara kami. Kami sedang berada di ruang tamu rumah rahasia. Aku sengaja meminta mereka datang setelah pulang dari arena latihan menembak.
Aku tahu ini sudah larut, tapi aku tak mampu membendung gemuruh di dada yang membutuhkan jawaban. Informasi apapun mengenai Bunda akan sangat membantu menjernihkan pikiranku saat ini. Apapun itu, walau hanya sebuah jejak seseorang yang terlihat mirip dengan Bunda seperti informasi yang kudapatkan dari Gerard.
"Nona butuh datanya kapan?" Kyle bertanya.
"Secepetnya. Kalau bisa sebelum aku pindah."
"Kyle usahain. Ada yang lain yang Nona butuh dari kita?"
Aku menggeleng, "Aku cuma butuh tau soal bundaku. Mayat orang ga bisa hilang sembarangan."
"Kyle usahain secepetnya. Kalau Nona ga butuh yang lain, kita pamit ya. Kalian harus istirahat, kerjaan kalian belakangan ini banyak banget. Kalian ga boleh sakit."
Aku berpikir sesaat sebelum bicara, "Bisa kita ngobrol berdua Kyle? Rilley bisa ke basecamp duluan."
Kyle menoleh pada Rilley. Rilley hanya mengangguk dan berpamitan pada kami. Aku menunggu suara deru motor terdengar dan menghilang dari halaman sambil menatapi Kyle dalam diam. Aku baru bicara setelah Astro kembali duduk di sisiku setelah mengantar kepergian Rilley.
"Sorry kalau aku ngerepotin banget." ujarku tanpa mengalihkan tatapanku dari Kyle. Aku tak mampu bicara secara tak formal seperti ini jika ada Rilley di sekitar kami. Aku masih belum terbiasa dengan sikap Rilley yang dingin.
Kyle tersenyum. Senyum menawan miliknya. Entah kenapa aku merindukan senyum itu. Dia sudah lama tak tersenyum seperti itu padaku sejak aku memintanya mencari data yang berhubungan dengan kecelakaan jembatan.
"Aku serius, Kyle."
"Kyle tau, tapi Nona ga perlu khawatir soal itu. Ini emang kerjaan dan jadi resiko Kyle. Walau Kyle ga suka, Kyle akan tetep kerjain tugas yang Nona kasih."
Aku menatapnya sendu. Aku tahu dia memang profesional. Tak menggunakan perasaan dalam pekerjaan sepertinya adalah hal yang biasa dan memang seharusnya dia lakukan. Namun harus kuakui aku memang menganggapnya keluarga. Terlebih setelah aku tahu dia adalah anak asuh Opa. Bahkan, kurasa aku mulai menganggapnya sebagai sosok kakak entah sejak kapan.
"Tuan sehat?" Kyle bertanya.
"Kenapa kamu ga tanya sendiri? Opa ga akan keberatan kamu telpon buat nanya kesehatan."
"Kyle ga mau ganggu tuan dan belakangan ini tuan emang ga hubungin Kyle karena ga ada misi."
Aah....
"Opa sehat, tapi sempet shock waktu tau yang bakar toko ada hubungan keluarga sama Abidzar. Oh aku lupa, Opa minta aku ngerayu kamu buat nikah."
Kyle terlihat terkejut, tapi hanya tersenyum semakin lebar.
"Denada sekarang jomblo, kamu tau? Dia abis dilamar sama Xavier tadi pagi, tapi dia nolak. Kamu punya kesempatan kalau kamu gerak."
"Bukannya Denada bilang ga mau punya hubungan apa-apa dulu?" Astro bertanya.
Aku menoleh pada Astro, "Itu karena Denada ga suka sama Xavier. Mungkin ceritanya akan beda kalau Kyle yang ngelamar."
"Kyle belum siap ngelamar siapapun, Nona. Keselamatan Nona lebih penting buat Kyle." ujar Kyle, yang membuatku menoleh padanya. Entah kenapa kali ini raut wajahnya serius sekali. "Kyle tau ada banyak yang ngincer Nona sekarang dan Kyle ga bisa ninggalin Nona kalau ga penting banget. Ini bukan waktu yang tepat buat Kyle ngelamar siapapun atau punya hubungan serius sama perempuan manapun."
Aku terdiam. Aku tahu dia benar, tapi ini terasa menyebalkan. Aku tak ingin menjadi alasan bagi siapapun untuk menolak menikah.
"Biarin aja. Lagian kita repot kalau Kyle mendadak nikah sama Denada." ujar Astro.
Aku menoleh padanya dan menatapnya sebal, "Kamu tau bukan itu maksudku. Mereka bisa aja pacaran dulu."
"Oh, jadi kamu dukung mereka pacaran?"
"Mereka bisa jalin hubungan tanpa pacaran. Kayak kita dulu."
Astro menggeleng-gelengkan kepala, "Aku ga ngijinin."
"Kenapa?"
"Gawat kalau Kyle ga fokus dan justru ngurusin cinta dibanding ngurusin kamu. Dia aku gaji buat lindungin kita, kamu tau?"
Aku tahu dia benar, tapi ini terasa menyebalkan karena aku tak mungkin menyangkalnya. Lagi pula kami akan pindah sekitar dua bulan lagi ke negara antah berantah pilihan Ayah. Denada mungkin akan menolak memiliki hubungan jarak jauh dengan siapapun mengingat hubungan jarak jauhnya dengan Petra berantakan.
Astro menoleh dan menatap Kyle, "Aku kasih kamu tugas khusus dan ini rahasia."
"Tugas apa?"
"Cari tau soal proyek bisnis opa sama Zen. Sekalian cari tau soal blueprint robotku yang aku kasih ke opa diapain."
"Okay. Kyle usahain dapet info secepetnya."
Astro mengangguk, "Oh ya, hari jumat depan kita mau ke Bogor. Aku mau kamu sama Jian ikut kita, tapi kalian bawa mobil sendiri. Rencananya kita juga mau mampir ke satu galeri di perbatasan Jogja-Klaten."
"Rilley juga harus ikut. Inget perjanjian kalian sama tuan? Rilley ikut ke mana pun kalian pergi." ujar Kyle.
"Okay, tapi dia bawa kendaraan sendiri. Jangan bareng kalian. Kalau bisa motor aja yang lebih efisien."
Kyle mengangguk, "Itu bisa diatur. Kyle saranin kalian bawa hadiah pernikahan dari Kyle selama kalian ke Bogor. Buat jaga-jaga."
"Tapi kita belum punya lisensi." ujarku karena tahu yang Kyle sebutkan sebagai hadiah pernikahan adalah sepasang senapan milikku dan Astro.
"Buat jaga-jaga, Nona. Kalau kalian ga pakai sembarangan ga akan ketauan." ujar Kyle dengan senyum menawan.
Aku menoleh pada Astro. Dia juga sedang menoleh padaku dan mengangguk. Kurasa aku akan setuju saja kali ini. Mungkin saran Kyle ada betulnya. Hanya berjaga-jaga dan tak menggunakan senapan sembarangan terdengar seperti rencana yang sempurna, bukan? Aku akan memastikan tak akan memakainya jika tak benar-benar terpaksa.
"Ada yang lain yang kalian butuh dari Kyle?"
"Itu aja, Kyle." ujar Astro.
"Kamu harus makan lebih banyak, kamu tau? Badan kamu keliatan lebih kurus." ujarku dengan sebal.
"Kyle emang lagi diet, Nona."
"Ngapain kamu diet?" aku bertanya karena tak menyangka Kyle akan menjawab seperti itu.
"Selama kerja buat Astro, Kyle ga merhatiin pola makan dan badan Kyle ga seefisien biasanya. Kyle cuma mau balikin refleks badan Kyle sebelum ini. Kyle akan butuh itu buat lindungin Nona, tapi Nona ga perlu ikut-ikutan diet. Nona udah sexy dengan berat badan yang sekarang." ujar Kyle dengan senyum menawan.
Kurasa wajahku memerah karena suhu telingaku terasa lebih hangat. Bagaimana mungkin dia menyebutku sexy di depan suamiku?
Aku menatap Kyle tajam, "Sana balik ke basecamp. Bawel banget ngomentarin berat badan orang."
Kyle tertawa, "Nona yang lebih dulu komentar soal berat badan Kyle. Kita sama."
Aku bangkit dan menarik lengan Kyle hingga dia bangun, "Sana balik ke basecamp! Aku mau istirahat."
Kyle hanya terus tertawa hingga sampai di motor dan memakai helm, "Nona harus jaga kesehatan. Tuan pasti marah ke Kyle kalau Nona sakit."
Aku hanya mengangguk tanpa minat saat Kyle menepuk puncak kepalaku. Entah kenapa ini terasa seperti aku memang adalah adiknya. Kyle tak pernah melakukan hal ini padaku sebelum ini.
"Hati-hati, Kyle." ujar Astro yang entah sejak kapan berada di sisiku.
Kyle mengangguk dan menghilang dari halaman sesaat setelahnya. Astro menutup dan mengunci gerbang, lalu mengecup puncak kepalaku dan menggiringku masuk kembali.
"Kenapa kamu diem aja?" aku bertanya padanya dengan sebal sambil mengunci pintu.
Astro terlihat bingung dan hanya menatapi dalam diam.
"Kenapa kamu diem aja waktu Kyle bilang aku sexy?"
"Kyle bener kok. Kan kamu emang sexy." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.
Aku memukul dadanya, "Tegur dong! Sembarangan liatin badanku sampai bilang sexy. Ga sopan, kamu tau?"
Astro tertawa, "Fine. Nanti aku potong gajinya karena udah liatin istriku sembarangan."
"Uugh bukan itu maksudku."
Astro mengecup bibirku dan mengangkat tubuhku dengan kedua lengannya hingga membuatku memeluk bahunya karena terkejut, "Kamu ga ngerasa sikap Kyle beda?"
Aku mengangguk, "Kamu tau kenapa?"
"Aku ga yakin. Mau coba hack Kyle?
"Seriously?"
=======
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-
Kalian bisa add akun FB ku : nou
Atau follow akun IG @nouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..
Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..
Regards,
-nou-