Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Netral



Netral

2"Awal mereka kerja di sini aku sempet denger mereka ngomongin kamu di lantai dua. Waktu itu Putri udah bilang di toko ada CCTV jadi mereka kayaknya lebih waspada. Mereka ngomongnya pelan, tapi aku sempet denger mereka bahas kemungkinan kamu nikah di mana."     

"Wajar kan kalau mereka kepo bahas aku nikah di mana? Apalagi sebelum aku sebar undangan." ujarku yang berusaha tetap bersikap netral.      

"Tapi cara mereka bahasnya beda. Bukan kayak lagi kepo, tapi kayak ngerencanain sesuatu."     

"Kamu denger mereka bilang apa waktu itu?"     

"Vinny bahas soal kemungkinan kamu nikah di resort apa gitu. Aku ga terlalu denger waktu mereka bahas itu. Trus mereka nyebut beberapa nama, tapi aku lupa siapa aja."     

Aku terdiam sesaat, "Mereka nyebut nama Donny?"     

"Ah iya mereka nyebut nama itu. Kamu kenal? Tapi bukannya kamu baru kenal mereka waktu Putri ngenalin kalian?"     

"Aku kenal Donny karena pernah ketemu. Aku juga baru tau Gon sama Vinny kenal dia juga." ujarku yang terus berusaha tetap tenang. "Ada lagi yang kamu inget dari obrolan mereka?"     

"Ga ada sih. Aku cuma agak curiga aja soalnya mereka ngomongnya pelan, tapi mereka sempet nanya ke aku sama Putri sejak kapan kita kerja sama kamu. Nanya kita kenal di mana, gitu-gitu."     

"Kalian jawab apa?"     

"Putri yang jawab soalnya aku ga enak ngasih tau mereka. Aku ngerasa mereka lagi sengaja nyari tau."     

"Putri ngasih tau rumah Opa?" aku bertanya untuk memastikan dugaanku.      

"Iya."     

Aah....     

"Ya udah. Mereka ga kepo banget kan sekarang? Ga kayak pertama dulu?"     

"Iya sih, soalnya Putri kan udah pindah. Aku ga nanggepin mereka kayak Putri nanggepin mereka, jadi mereka kayaknya males juga mau nanya-nanya aku. Aku ... minta maaf kalau kesannya aku ngadu."     

"Ga pa-pa, makasih udah ngasih tau. Baiknya kalau bukan soal kerjaan emang ga perlu dibahas. Apalagi soal pribadi."     

"Iya, Za."     

"Ada lagi yang mau kamu ceritain?"     

"Aku minta maaf kalau aku ga sepinter yang lain. Aku tau diri aku lama belajarnya, tapi aku masih terus belajar bisa nyamain mereka."     

Aku tersenyum, "Aku minta kamu gantiin Putri bukan tanpa alasan. Aku tau kamu cuma butuh dikasih kesempatan. Jadi selama kesempatan itu masih ada kamu harus manfaatin baik-baik."     

"Makasih, Za." ujarnya yang entah bagaimana tiba-tiba terisak. "Aku beruntung banget ketemu kamu."     

"Aku juga beruntung ketemu kamu. Kalau kamu ga ada, aku ga akan bisa ngelola toko itu sampai sekarang. Jangan terlalu nganggep diri kamu kurang dibanding yang lain. Okay?"     

Aku mendengar Sari menggumam di ujung sana. Entah apa yang dia gumamkan. Kuharap kalimatku cukup untuk membuat rasa percaya dirinya bangkit.     

Aku masih belum tahu keputusan apa yang akan kuberikan untuk Gon dan Vinny. Kurasa aku akan mengambil keputusan setelah aku berbincang dengan Donny. Aku memiliki banyak pertanyaan untuknya. Bagaimana pun, Gon dan Vinny memiliki rekam jejak yang cukup dekat dengannya.     

"Lanjutin kerjaan kamu ya. Kalau ada apa-apa soal Gon atau Vinny, kamu bisa telpon aku atau chat kalau kamu ngerasa chat lebih aman." ujarku setelah memastikan tak ada isak yang kudengar di ujung sana.     

"Iya, Za. Makasih."     

Aku menggumam mengiyakan, "Aku tutup ya. Aku tunggu laporan kamu nanti malem. Inget buat ngasih laporan stok bahan, ya?"     

"Iya."     

"Hati-hati sama siapapun yang nanya-nanya soal aku. Bilang aja kamu ga tau."     

"Iya, Za."     

Aku menutup sambungan telepon kami dan menghela napas perlahan. Aku tak merasakan firasat apapun. Kuharap memang tak ada yang perlu kukhawatirkan. Bagaimanapun aku masih membutuhkan Gon dan Vinny.     

Aku mencari kontak Giana dan memberinya sebuah pesan : Kamu pernah liat mereka? (memberikan foto Gon dan Vinny)     

Aku tahu Giana sedang offline. Mungkin dia sedang melayani pelanggan di cabang kecil yang kupercayakan padanya sejak aku lulus SMA berbulan-bulan yang lalu.     

Giana memang menjaga cabang kecil itu setiap hari. Dia hanya menjual semua produk yang diantar sesuai pesanan. Dia juga membuat beberapa desain yang hanya dijual di cabang kecil tersebut hingga tak pernah datang ke toko lagi.     

Aku tak tahu apakah Sari pernah membahas Gon dan Vinny dengan Giana karena mereka adalah teman dekat. Kurasa aku akan bertanya tentang itu nanti jika Giana membalas pesanku.     

Entah bagaimana tiba-tiba aku mengingat ucapan Astro saat kami berada di tangga sebelum dia berangkat ke kampus. Astro benar, aku harus membuat rencana cadangan jika rencanaku dengan Opa tak berjalan mulus.     

Aku menghela napas dan menggeser duduk ke kursi di sebelahku agar bisa leluasa memperhatikan siapa saja yang datang dari tangga, juga dari pintu. Aku tak ingin seseorang memergokiku sedang merencanakan sesuatu.     

Aku menyingkirkan bar email di laptop yang seharusnya sedang kukerjakan sekarang, lalu membuka sebuah dokumen baru yang masih kosong. Aku mengetik segala rencana dan kemungkinan yang terjadi, baik dan buruk, juga semua yang mungkin lancar atau berantakan. Aku menuangkan semuanya ke dalam beberapa lembar. Aku akan mencetaknya saat Astro pulang dan berdiskusi dengannya. Dia pasti bisa melihat celah kesalahan dalam rencanaku.     

Aku mengecek handphone, ternyata sudah ada balasan pesan dari Giana. Aku tak memperhatikannya karena terlalu fokus dengan rencana-rencanaku sesaat lalu.     

Giana : Yang cewe pernah ke sini waktu cabang baru buka. Itu temen Kakak?     

Ternyata dugaanku tepat sekali, tapi aku akan mengabaikan pertanyaan Giana untuk sementara.     

Aku : Sari ga pernah cerita soal anak baru yang kerja di toko?     

Giana : Gon sama Vinny?     

Aku : Itu mereka. Gon sama Vinny     

Giana : Oh ya? Kupikir yang namanya Gon sama Vinny lebih tua dari itu     

Giana : Vinny pernah dateng sekali trus dia beli gelang satu, tapi dia banyak nanya soal craft. Jadi aku kasih tau dia di toko ada sesi belajar crafting, trus aku kasih alamat toko     

Aku terdiam. Apa yang dilakukan Giana adalah hal yang normal karena dia memang seharusnya melakukan hal itu, tapi entah kenapa aku merasa sedikit kesal.     

Aku : Kamu ada temen yang suka crafting?     

Giana : Ga ada, Kak. Mungkin Sari punya. Sari pernah bilang ada yang bagus bikin craft waktu ngasih sesi crafting di toko     

Aku : Okay kalau gitu. Aku cuma mau nanya itu aja     

Aku : Nanti kalau udah tutup cabang kabarin aku ya. Aku mau ngobrol     

Giana : Iya, Kak     

Aku menatap handphone beberapa saat sebelum meletakkannya di meja. Aku tahu Gon dan Vinny bisa menjadi berbahaya, tapi firasatku mengatakan mereka tak akan mengganggu. Betapa naifnya aku. Firasatku tak selalu benar, bukan?     

Aku mengetuk-ngetuk meja dengan jari karena gelisah. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku sudah mendapatkan semua informasi yang kuinginkan, kecuali informasi dari Donny. Bagaimana pula aku harus bertanya pada Donny tentang Gon dan Vinny nantinya?     

Ada sebuah notifikasi email masuk dari Kyle. Aku membukanya. Ada berbagai informasi tambahan mengenai Gon dan Vinny yang berpisah karena orangtuanya.      

Vinny mengikuti papanya sedangkan Gon mengikuti mamanya. Gon merasa tak nyaman tinggal bersama mamanya karena mamanya dikabarkan dekat dengan seorang pria pengusaha real estate. Padahal mudah saja bagi Gon untuk mendapatkan uang dari mamanya, terutama jika mamanya menikahi pria tersebut. Entah kenapa Gon justru berusaha memisahkan diri.     

Aku menghela napas. Mungkin jika aku berada di posisi yang sama dengannya, aku pun tak akan merasa nyaman dengan hadirnya orang baru yang dalam sekejap mata menjadi keluarga dalam hidupku.     

=======     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.