Enam Suami Tampan

Putra ketiga ditangkap



Putra ketiga ditangkap

1Keadaan malam ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi mereka berempat. Liang Haoming yang batuk darah pun hanya menatap tangannya yang dialiri darah dengan kaget.     

"Liang Haoming!!?" Dong Huiying pun juga terkejut dan bergegas menuju Liang Haoming yang mengeluarkan darah dari mulutnya. Sementara Liang Yuening terkejut, "Kakak? Itu kakak keempat?" Liang Yuening mengarahkan pandangannya ke seseorang yang memakai topeng itu. Walau memakai topeng, sebagai saudara sekandung, Liang Yuening bisa mengenalinya dengan cepat dan langsung berlari ke arahnya.     

Tenggorokan Liang Haoming terasa anyir karena darah yang keluar melalui tenggorokannya, tapi ini tidak ada hubungannya sama sekali. Ketika melihat sang istri dan adiknya yang mendekat padanya, ia merasa lega karena konflik diantara keduanya sudah berakhir, entah mengapa suasana hatinya tiba-tiba membaik?     

Meskipun ia sangat senang bahwa Sang Istri dan saudara lelakinya yang kelima peduli padanya. Namun ia tidak tahan melihat mereka khawatir, jadi dirinya dengan tidak jujur ​​menjawab, "Tidak apa-apa, hanya batuk." Tapi wajah di bawah topeng itu terlihat tidak nyaman. Telinganya juga panas.     

Dong Huiying menggenggam pergelangan tangannya dan mengecek denyut nadinya, "Tidak buruk, ini hanya trauma setelah menerima banyak pukulan saja. Setidaknya bukan masalah besar, kamu hanya perlu minum obat secara rutin saja dan akan kembali sehat dalam beberapa hari."     

"Oh, oke."     

Liang Haoming mengangguk dengan wajahnya yang kaku seperti biasanya. Tetapi tatapan matanya terlihat sangat gembira dan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ia mungkin bahagia karena Sang Istri sangat peduli padanya, apalagi ketika dirinya sedang terluka seperti ini.     

Liang Haoming pun menundukkan kepalanya dan menyeka darah dari mulut hingga tangannya. Sekejap kemudian ia menyentuh bekas luka merah muda yang lembut di pipi istrinya, seolah ada sesuatu yang melewati matanya dengan sangat cepat.     

Melihat suasana intim dari ketiga orang itu, Hong Xiangjun tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman. Tidak tahu alasannya, ia merasa dipenuhi dengan sedikit amarah di dalam hatinya.     

"Sudah... sudah, ini sudah malam. Aku juga mengantuk, jadi aku ingin tidur duluan, ya!" Hong Xiangjun menguap dan memutuskan untuk bersama mereka bertiga lebih lama disana. Ia juga ingin menyaksikan keintiman dari suami-istri itu. Tidak lupa ia juga membagi uang yang didapatkannya hari ini menjadi dua, untuknya sendiri dan juga Dong Huiying.     

Liang Yuening melirik sekeranjang besar perak di atas meja dengan sedikit bingung di hatinya, "Apakah ini uang yang lebih dari 100 keping perak?"     

"Ya!" Dong Huiying juga senang melihatnya, "Aku menghasilkan banyak uang hari ini. Kita harus tinggal disini setidaknya sekitar setengah bulan." Ia pun menatap Liang Haoming yang masih diam dan baru saja melepas topeng di wajahnya. Kebetulan pipi kirinya menghadap ke arahnya dan bekas luka di wajahnya terlihat sangat mengkhawatirkannya di bawah cahaya lilin kamar ini. Sungguh luka itu seperti menara lonceng yang aneh. Namun Dong Huiying tampak tidak takut, bahkan terasa lebih dan lebih enak dipandang.     

Mungkin karena ia tahu bahwa dalam penampilan yang tampaknya mengerikan ini, sebenarnya ada hati yang sangat murni dan sederhana.     

"Bagaimana dengan Liang Shujun?" tiba-tiba Dong Huiying teringat akan Liang Shujun yang pada hari itu memutuskan untuk mengikuti Liang Haoming yang pergi dari rumah. Tapi Liang Haoming tidak pernah bertemu lagi dengan kakaknya itu.     

Tubuh Liang Haoming tiba-tiba menegang, kemudian menarik kepalanya. Saat ini pandangan sungguh terasa sangat tidak nyaman.     

Dong Huiying pun mencengkram lengan bajunya dan Liang Haoming tampak sedikit gugup. Ia terdiam untuk waktu yang lama sebelum akhirnya menjelaskannya, "Kakak ketiga, Kakak ketiga tertangkap…"     

Suara Liang Haoming terdengar rendah dan yang lainnya hampir tidak mendengarnya dengan jelas.     

"Apa yang kamu bicarakan?" Dong Huiying melirik, ia bingung harus mengekspresikan wajahnya ini saat menangkap sedikit penjelasan milik Liang Haoming. Namun sekejap kemudian Dong Huiying mulai mengerti dan memelototi wajahnya, "Kakak ketigamu ditangkap? Bagaimana mungkin? Apakah dia ... apakah dia bersamamu?"     

Dong Huiying bertanya dengan keras, tetapi itu membuat Liang Haoming semakin canggung. Tentu saja, ia memang orang yang kaku seperti peti mati dan tidak bisa melihat emosi apapun di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.