Enam Suami Tampan

Dua Bersaudara yang Licik



Dua Bersaudara yang Licik

0Pada sore hari, Liang Haoming dan Liang Yuening sudah berbaring di lantai rumah, tempat mereka tidur semalam. Dong Huiying pun juga sudah terlalu lelah karena membantu kedua suaminya itu kembali ke rumah. Ia pun berbaring di atas tempat tidurnya untuk beristirahat.      

Awalnya, Dong Huiying hanya ingin berbaring sebentar saja dan melanjutkan pengerjaan hal lain. Sayangnya ia malah tertidur pulas ketika berbaring beberapa saat.     

*****     

"Kakak... kakak..." Liang Yuening yang sudah bangun saat hari sudah menjelang malam mencoba membangunkan kakaknya. Ia pun sedikit melirik ke arah tempat tidur untuk memastikan bahwa istrinya masih tertidur pulas.      

Di sebelahnya, Liang Haoming yang masih mengantuk berusaha membuka matanya. Dengan masih setengah sadar, ia melihat ke arah Liang Yuening tanpa memperlihatkan ekspresi apapun. Ya, terlihat dari wajahnya, Liang Haoming masih ingin tertidur sedikit lebih lama.     

"Hey, ayo kita pergi?" Liang Yuening yang sudah bangkit dengan perlahan-lahan mengayunkan kedua jarinya. Jari-jarinya yang sangat panjang itu mengajak Liang Haoming untuk segera bangun dan keluar dari kamar ini.     

Liang haoming pun bangun dan masih dalam posisi terduduk di tempatnya tertidur. Ia langsung memejamkan matanya dengan kuat dan kemudian mengumpulkan seluruh kesadarannya. Saat matanya terbuka lebar, ia pun berdiri tanpa mempertanyakan tujuan adiknya itu dan mengikuti Liang Yuening keluar dari kamar ini.     

Dua Liang bersaudara itu dengan hati-hati menutup pintu kamar ini dan kemudian saling memandang.     

*****     

Di suatu tempat yang lain, tepatnya di kantor kepolisian. Tampak beberapa orang sedang berkumpul di suatu ruangan.     

"Kepala Polisi Sun, bagaimana kalau malam ini kita minum-minum sebentar?" Ucap salah satu petugas di sana.     

"Hahaha, jangan mengganggunya, dia baru saja memiliki suami, pasti sibuk dia akan sibuk di rumahnya karena masih pengantin baru." Ucap petugas yang lain.     

"Ah iya, benar sekali, aku lupa soal itu. Kepala polisi Sun yang cantik ini baru saja menikah, tentu harus segera pulang setelah selesai bekerja." Ucap salah satu petugas yang tadi.     

Kepala Polisi Sun menegakkan punggungnya, "Sudahlah, obrolan ini kita lanjutkan besok saja! Besok kita akan memiliki banyak sekali pekerjaan karena para pengemis nakal yang ada di penjara ini harus dibebaskan besok pagi atas perintah dari kepolisian daerah. Para tahanan baru ini benar-benar merepotkan saja. Sepertinya mereka sengaja tertangkap agar bisa mendapat makanan dan minuman gratis di sini. Haah, sungguh kebiasaan yang buruk para gelandangan."     

Selain itu, Kepala Polisi Sun juga memberikan beberapa instruksi kepada rekan-rekannya itu dan baru bisa pulang dari kantor pemerintahan dengan hati yang lega.      

Setelah hari yang sibuk, ia ingin segera pulang ke rumahnya. Saat ingin berjalan pulang, ia pun teringat pada pelacur kecil yang rutin datang ke tempatnya. Pelacur itu sungguh sangat menjengkelkan.      

Ia merasa kesal karena pelacur itu akan menerkamnya dan menyetubuhinya dengan ganas. Perlakuannya itu sampai membuat pinggangnya terasa sakit dan mengharuskannya mengkonsumsi obat tertentu. Peri kecil itu seharusnya tidak terlalu brutal ketika bercinta dengannya.     

Sekejap kemudian, ia baru teringat sesuatu. Kepala polisi Sun memilih pergi ke toko obat terlebih dahulu untuk membeli sekotak plester yang digunakan untuk mengobati hal-hal yang berbau kewanitaan. Kemudian, ia berjalan pulang tanpa mengetahui bahwa dirinya telah menjadi sasaran seseorang yang telah mengikutinya.     

Ketika kepala Polisi Sun sedang lengah, tiba-tiba ada sebuah karung yang membungkus kepalanya, seolah karung itu baru turun dari langit.     

"Oh, ah! Siapa yang berani melakukan ini padaku… Hey, sial! Jangan sampai aku tahu siapa yang melakukan ini padaku!" Kepala Polisi Sun merasa sangat marah. Saat ia meronta, ia pun langsung didorong ke tanah dan sekujur tubuhnya langsung merasa kesakitan. Sekejap kemudian keringat dingin mulai mengucur dari dahinya sesaat setelah terjatuh ke tanah. Pergelangan tangan kanannya pun ditendang hingga patah.     

Kepala Polisi Sun hampir berteriak ketika ada suara kratak terdengar dari pergelangan tangan kanannya yang patah itu. Pergelangan tangan kiri dan kanan juga diinjak-injak oleh orang-orang asing ini dengan kaki mereka. Orang-orang asing ini juga memukulnya ke tanah berulang kali.      

Mendapat perlakuan seperti itu, Kepala Polisi Sun tentu hanya bisa meraung kesakitan. Ia pun tidak bisa melakukan banyak perlawanan dan akhirnya pingsan dengan kondisi sekujur tubuh penuh dengan luka dan rasa sakit.     

Ketika sadar, kepala Polisi Sun tidak lagi bisa merasakan satu tangannya. Ketika dibawa ke dokter di kota ini, mereka berkata bahwa pergelangan tangannya telah hancur dan tidak bisa diselamatkan.     

Sun adalah petugas pemerintahan dengan jabatan kepala polisi. Setelah kejadian yang mengerikan ini, ia diberhentikan dari jabatannya dan membuatnya menangis dalam hati.     

*****     

Di sisi lain, Hong Xiangjun meregangkan pinggangnya ketika melihat Liang Haoming dan Liang Yuening menyelinap kembali dari luar. Salah satu dari mereka tampak berlumuran darah di alas kakinya. Hong Xiangjun mengangkat alisnya, tetapi tidak terlalu memikirkannya.     

"Hey, kalian berdua dari mana?"     

Ketika melewati pintu, dua Liang bersaudara itu melihat Sang Istri sedang duduk di atas tempat tidur dan baru saja menguap dengan puas.     

Liang Haoming tidak berekspresi sama sekali.     

Liang Yuening mendengus dingin lalu mengelak, "Jalan-jalan! Barusan kami berdua keluar untuk jalan-jalan, iya kan!?"     

Sang istri langsung terdiam dan memandang kedua saudara Liang itu dengan penuh tanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.