Enam Suami Tampan

Mari Kita Hidup Bersama Dengan Baik



Mari Kita Hidup Bersama Dengan Baik

2Memperhatikan sikap Liang Haoming kali ini, memang tidak ada salahnya. Hanya saja, jika ditatap olehnya terlalu lama seperti ini, Dong Huiying tentu merasa malu.      

Dong Huiying tidak tahu cara mengekspresikannya, tapi ia segera mengalihkan rasa canggungnya, "Kalau memang tidak marah padaku dan aku juga tidak memiliki kesalahan apa-apa padamu, kenapa kamu tidak mau kembali ke dalam kamar bersamaku?" Dong Huiying merasa bersalah karena telah menuduhnya yang tidak-tidak dan menjadi sangat panik ketika melihat sorot mata suram Liang Haoming.     

"Sang Istri?" Liang Haoming mengulurkan tangannya dengan kikuk, ia ingin memegang pundak Sang Istri, tetapi mengurungkan niatnya karena tidak berani.     

Dong Huiying yang sedikit terisak langsung berkata, "Apa kamu mau kembali bersamaku? Jika kamu kembali bersamaku, aku tidak akan menangis. Kalau tidak, aku akan menangis, dan terus menangis!"     

Liang Haoming yang mendengar ucapan istrinya langsung terlihat kaku. Melihat istrinya berekspresi sedih seperti itu, ia hanya menundukkan kepala lalu mengangguk tidak berdaya.     

Sekejap kemudian, ekspresi senyum Dong Huiying terlihat dengan gembira sekarang, "Nah, itu baru bagus, ayo kita kembali ke dalam rumah." Dong Huiying pun menggenggam tangan Liang Haoming yang terasa kasar itu, tetapi Dong Huiying sedang dalam suasana hati yang baik, "Ingat, kedepannya kamu tidak boleh seperti ini lagi. Katakan padaku jika kamu tidak bahagia, oke! Hal yang paling penting di antara kita sekeluarga adalah menjaga komunikasi dengan baik. Banyak pasangan yang sudah menikah, teman, dan bahkan anggota keluarga yang awalnya dalam hubungan yang baik akhirnya putus dan saling menjauh karena kurangnya komunikasi. Bila hal itu tidak segera diselesaikan, tentu akan menjadi akhir yang buruk bagi semua orang."     

Walau digenggam oleh Dong Huiying, ternyata Liang Haoming masih agak ragu menggenggam balik tangan Sang Istri. Setelah terdiam beberapa saat, ia bertanya, "Betulkah kita tidak akan saling menjauh satu sama lain?"     

Dong Huiying benar-benar tidak bisa menahan tawanya, "Iya, tidak akan pernah. aku tidak suka jika harus saling membenci hanya karena masalah kecil. Jika ada pertengkaran atau masalah diantara kita sekeluarga, kita harus bersama-sama untuk segera masalah itu dengan cara yang paling baik. Jadi, mari kita hidup bersama dengan baik"     

Liang Haoming merasa tenang sekarang, ia pun tanpa ragu memegang tangan Dong Huiying dengan tegas, seolah ia takut jika Sang Istri akan menghilang dalam sekejap mata.     

Ketika keduanya kembali, mereka membuka pintu dan melihat wajah Liang Yuening yang muram. Ia melirik ke kakak laki-laki keempat dan kemudian melirik ke arah Sang Istri yang bodoh itu. Saat ia melihat tangan keduanya sedang bergandengan, wajahnya pun tiba-tiba menjadi sangat suram.     

*****     

Setelah menyelesaikan masalah Liang Haoming. Dong Huiying pun memikirkan kembali langkah yang akan dilakukannya di pertandingan ilegal dalam pasar gelap tersebut.     

Dong Huiying percaya bahwa karena dirinya telah menarik perhatian di pasar gelap, lebih baik tetap tenang dan menyembunyikan dirinya selama beberapa hari. Lagi pula, uang yang didapat dari pasar gelap juga tidak semudah itu didapat. Sejauh ini, ia telah memenangkan ratusan keping perak dari pertandingan ilegal tersebut. Hong Xiangjun pun juga telah menghasilkan banyak uang karena perjalanan ini.      

Dengan semua itu, langkah terbaik yang bisa Dong Huiying lakukan selama menunggu bahan-bahan herbal dari teman Hong Xiangjun adalah segera melakukan pencarian Liang Shujun di sekitar kota ini.      

Esoknya, mereka bertiga pun kembali mencari informasi tentang keberadaan Liang Shujun dan pulang sebelum hari menjelang malam. Dengan mengurungkan niat untuk pergi ke pasar gelap malam itu, mereka hanya membeli beras, mie, biji-bijian dan minyak untuk dihidangkan sebagai santapan malam ini.     

"Mie!"     

Seharian ini, Liang Yuening kelihatan linglung. Setiap kali melihat Dong Huiying, ia akan memasang wajah datar pada istrinya, seolah-olah Sang Istri berhutang kepadanya beberapa ratus keping perak.     

Dong Huiying menatap Liang Haoming dan bertanya, "Liang Haoming, kamu mau makan apa?"     

Liang Haoming balik menatap Sang Istri, dan dengan cepat menarik pandangannya. "Apa saja boleh." Liang Haoming bukan tipe orang yang memilih-pilih makanan. Banyak orang mati kelaparan karena kekeringan di pegunungan. Saudara-saudara mereka bahkan menggerogoti kulit kayu, dan bahkan ingin menggigit dirinya sendiri ketika kelaparan.     

Dong Huiying hanya menggerutu di dalam hati, terutama karena Liang Haoming tidak mengatakan apapun selain hal itu. Alhasil, malam ini mereka akan memakan mie sesuai kesukaan Liang Yuening.     

Tapi Liang Yuening terlihat tidak senang.     

Hatinya terasa sedang tersumbat sesuatu. Sejujurnya ia merasa sangat sedih hari ini. Dong Huiying yang merasakan hal ini pun bertanya pada Liang Haoming. Namun yang dibingungkan Liang Yuening, kenapa Sang Istri tidak bertanya langsung padanya? Apa Sang Istri hanya peduli pada kakak keempat dan tidak peduli padanya?      

Dari pikirannya ini, Liang Yuening merasa dirinya akan sangat terlihat bodoh jika marah hanya karena hal sepele seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.