Melirik ke Arah Liang Yixuan yang tanpa ekspresi
Melirik ke Arah Liang Yixuan yang tanpa ekspresi
"Serius, aku membangun rumah lalu mendapatkan banyak uang!"
Hm, kalimat ini lagi, bisa didengar bila Liang Haoming masih gigih mempertahankan argumennya..
Liang Yixuan tersenyum, "Kakak, cepat katakan padaku, darimana uang ini berasal?"
Dengan sabar Liang Yixuan bertanya lagi dan berharap kakak keempatnya mau menjawab dengan jujur masalah ini. Setidaknya dengan kejelasan cerita Liang Haoming, seluruh keluarga Liang bisa tidur dengan tenang malam ini.
Liang Yixuan yang sabar dan tenang mulai merasa terganggu. Ia pun segera melihat ke arah Liang Shujun, "Kakak ketiga, kakak keempat tidak mau bekerja sama rupanya."
Liang Shujun menjawab, "Kalau begitu, buat dia mau bekerja sama."
Liang Haoming berkedip dengan polos. Saat menoleh ke arah Liang Shujun, saudaranya itu pun sudah menatapnya dengan tajam. Liang Yixuan pun perlahan mendekat padanya. Liang Yuening yang agak bodoh itu juga sudah bergegas ke arah pintu dan menutupnya rapat-rapat.
Liang Haoming menepuk meja dan langsung bangkit dari duduknya, "Tiba-tiba aku teringat kalau aku masih ada urusan lain!"
"Haha," Liang Shujun seolah sudah paham dengan hal yang sedang terjadi.
Liang Haoming memang berbohong tanpa persiapan apapun. Tiba-tiba Liang Shujun dan Liang Yixuan menangkap tangannya di kedua sisinya untuk mulai menggelitik badan Kakaknya ini.
Mendapat reaksi yang seperti itu, tubuh Liang Haoming menjadi kaku. Ia tidak mengatakan apa-apa, tetapi secara bertahap, tubuhnya pun mulai gemetaran. Rasa geli yang menyerang tubuhnya pun mulai diperbesar hingga membuat wajah Liang Haoming tertawa karena geli.
"Hahahaha…"
Liang Shujun merentangkan tangannya di bawah lengan Liang Haoming dan terus menggelitikinya.
Liang Haoming masih berusaha menahan rasa gelinya hingga akhirnya sudah tidak tahan dengan perlakuan saudara-saudaranya lagi.
Ia pun mendorong Liang Shujun dengan mudahnya, dan dengan cepat membebaskan diri dari Liang Yixuan.
Ia pun bergegas ke pintu dengan cepat.
Liang Shujun mengangkat alisnya, "Yuening, hentikan dia!"
Liang Yuening mengangguk dengan keras, mata dingin kakak keempatnya itu melirik seolah sedang menasehati adiknya.
Liang Shujun hanya fokus pada arah tatapan adiknya itu.
Liang Yuening pun sama. Tanpa banyak bicara, ia langsung memahami arah yang akan diambil Liang Haoming dan menghadangnya.
Tatapan Yuening seakan mengisyaratkan kata "maaf" karena tidak mendukung Liang Haoming di saat seperti ini. Dalam hati ia berkata, 'Jangan salahkan aku, benar-benar jangan salahkan aku. Wajah kakakku sungguh terlihat menakutkan! Benar-benar jangan salahkan aku!'
"Tunggu!"
Dong Huiying yang sedari awal menyaksikan lelucon Liang bersaudara ini malah tertarik untuk ikut campur dalam masalah mereka. Tetapi saat Liang Haoming bergegas keluar dari ruang tamu ini, ia segera memanggilnya dengan suara nyaring.
Liang Haoming mungkin bisa mengabaikan saudara-saudaranya, tapi, bagaimana dengan panggilan Sang Istri?
Liang Haoming langsung berhenti ditempat. Ia membalikkan badannya dan memandang Sang Istri dengan tajam. Ia memandang seolah sedang menyesali sesuatu.
Dong Huiying mendekat pada Liang Haoming dan memeriksa dengan seksama. Sekejap kemudian, ia pun memanggil Liang Yixuan, "Ada kotak putih di rumah timur, tolong bantu aku untuk mengambilnya."
Liang Yixuan menghela napas dan memberikan tatapan rumit pada kakaknya.
Kekacauan ini belum berakhir karena kakaknya ini belum mau mengaku.
Namun tidak berselang lama, Liang Yixuan kembali dengan membawa kotak putih yang diminta oleh Dong Huiying.
"Bawa ini dan gunakan untuk melindungimu saja." Ucap Dong Huiying kepada Liang Haoming.
Saat akan mengambil kotak kecil itu, tanpa sengaja ia menyentuh tangan kecil Dong Huiying dan membuatnya terkejut. Namun ia berusaha kembali tenang dan meresponnya dengan anggukkan kepalanya saja.
"Aku pergi dulu." Kata Liang Haoming sembari memperlihatkan tatapan matanya yang sangat indah.
Dong Huiying berkata, "Jaga dirimu baik-baik."
"Iya!"
Liang Haoming menatapnya lagi, "Mungkin, aku akan kembali beberapa hari lagi."
Dong Huiying bertanya-tanya dan tiba-tiba merasakan perasaan aneh.
"Baiklah."
Liang Haoming seperti seorang suami yang meninggalkan istrinya dengan penuh rasa khawatir. Ia pun berpikir, apakah perlu menyampaikan keberadaannya pada Sang Istri?
Ehm, mereka memang suami-istri, dan Dong Huiying adalah Sang Istri dari Liang bersaudara. Hubungan mereka juga baik-baik saja. Tapi, bukankah tidak nyaman rasanya jika harus memberitahu tujuan seseorang untuk pergi?