Dia Menggerutu Dengan Ekspresi Wajah Yang Muram
Dia Menggerutu Dengan Ekspresi Wajah Yang Muram
"Ini, ambillah, aku membawa banyak dari rumah tadi!"
Hong Xiangjun menghentikan kereta dan hendak berpindah ke belakang untuk makan bersama Dong Huiying. Tapi niat itu dibatalkan olehnya karena melihat ada Liang Yuening di sana. Demi menjaga kesopanan, ia berencana hanya menerima roti itu dan memakannya sambil berdiri di luar kereta.
Hong Xiangjun meraih roti yang diberikan oleh Dong Huiying lalu tiba-tiba terdengar suara 'plak' seperti topi yang dipukulkan ke kaki dari arah belakang.
Hong Xiangjun seketika tertegun.
Ia langsung menatap ke arah Liang Yuening dan melihat bahwa suami Dong Huiying ini memiliki tampang yang menakutkan.
Dong Huiying langsung melirik ke arah Liang Yuening. Bersamaan dengan itu, Liang Yuening tiba-tiba menggigit roti yang akan diberikan pada Hong Xiangjun. Ia pun seakan merampas beberapa roti yang akan dijadikan sebagai cadangan makanan selama perjalanan.
"Uhm …" Dong Huiying memandang Hong Xiangjun. Wajah perempuan itu tampak yang sangat marah sehingga wajahnya yang hitam itu menjadi semakin suram dan mengerikan.
"Nona Dong…"
Seketika Hong Xiangjun memanggilnya. Dari ucapannya itu, ia tidak lagi memanggil Dong Huiying dengan embel-embel 'saudari' di depannya. Dengan penuh air mata, ia melihat ke arah Dong Huiying dan berkata, "Bukankah suamimu sudah keterlaluan!"
Dong Huiying hanya bisa tersenyum pahit ketika mendengar itu karena ia merasa sangat malu atas perilaku Liang Yuening.
Sebelum berangkat, Dong Huiying memang mengukus roti yang berisi sedikit daging. Besar roti itu kira-kira sebesar kepalan tangan. Ia membuatnya sebanyak enam buah. Roti-roti itu memang disiapkannya sebagai bekal untuk dimakan selama perjalanan.
Selain yang sudah dimakan oleh Dong Huiying, tersisa lima roti yang semuanya sudah digigit oleh Liang Yuening.
Hah, suaminya satu ini benar-benar pelit!
Bila ingin memakannya, harusnya dia cukup mengambilnya satu, kan?
Kenapa juga harus melampiaskan kebenciannya seperti itu!
Liang Yuening masih menatap Dong Huiying dengan perasaan tidak senang.
Setelah itu ia menutup matanya lagi, suasana hatinya benar-benar terasa buruk.
Liang Yuening tidak peduli dengan apapun. Di dalam benaknya, roti ini dibuat oleh Sang Istri keluarga Liang. Jadi, kenapa perempuan bermarga Hong itu boleh memakannya?
Hahaha, marganya kan Hong, bukan Liang, apalagi Sang istri keluarga Liang juga sangat cantik!
Hong Xiangjun hanya bisa mengelus dadanya, tingkah laku Liang Yuening terlalu tidak bermoral!
Ia pun melirik ke Liang Yuening lagi, dan kemudian bergegas kembali ke kereta dengan ekspresi wajah yang buruk.
Bersamaan dengan itu, Dong Huiying juga memandang ke arah Liang Yuening dengan tajam. Dalam hati ia merasa bahwa tingkah Liang Yuening terlalu kekanak-kanakan. ' Argh!!! Kapan dia akan menjadi dewasa?'
*****
Malam harinya, Hong Xiangjun memutuskan untuk menghentikan kereta dan beristirahat di tepi jalan. Tidak lupa ia juga menyalakan api untuk menghangatkan tubuh di malam yang dingin ini. Lagi pula, saat ini juga sudah memasuki pertengahan bulan April, cuaca pun sudah terasa dingin.
Hong Xiangjun menggigit roti keringnya. Lalu tiba-tiba ia teringat roti buatan Dong Huiying yang sepertinya sangat lezat. Jika dibandingkan dengan roti miliknya, tentu roti ini tidak terasa enak dan terlalu kering untuk dimakan hingga membuatnya mudah tersedak.
Kereta yang mereka naiki tadi juga diparkir di tepi jalan. Di dalamnya ada Dong Huiying yang tidur dengan posisi meringkuk, dan juga Liang Yuening yang masih menatap Sang Istri untuk waktu yang lama. Amarah di dalam dirinya perlahan mereda.
Ia pun menyentuh pipi Sang Istri dan menyingkap rambutnya, beberapa saat kemudian Liang Yuening melepaskan mantelnya dan menjadikannya sebagai selimut untuk tubuh Sang Istri.
Selama Sang Istri tidur, Liang Yuening diam-diam menatap istrinya sambil tersenyum. Beberapa saat kemudian ia pun turun dari kereta sembari membawa kapak
Ehm, kapak itu memang sengaja dibawanya dari rumah.
Hong Xiangjun melihat sekilas Liang Yuening turun dari kereta kuda, tiba-tiba suasana hatinya kembali buruk.
Dia memutar badannya untuk melihat ke arah Liang Yuening. Tapi Liang Yuening terlalu malas untuk memperdulikannya dan langsung berjalan menuju hutan dengan kapak yang dibawanya.
Sekitar setengah jam kemudian, Liang Yuening kembali dan menangkap beberapa burung pipit. Ia pun menyalakan api lagi di samping kereta kuda ini dan mulai memanggang burung pipit.
Setelah burung pipit dipanggang, ia naik ke kereta dan membangunkan Dong Huiying yang tertidur.
"Uhm, Yixuan, aku masih mengantuk."
Dong Huiying yang setengah tertidur itu mengira bahwa dirinya masih berada di rumah.
Sayangnya saat mendengar hal itu, Liang Yuening menjadi sangat marah dan geram.
Ia pun langsung menarik lengan Dong Huiying dengan kasar,
"Cepat bangun!" Liang Yuening langsung menggoyang-goyangkan tubuh Dong Huiying dengan sangat kasar.